Wakil Ketua MPR Pertanyakan Klaim Keberhasilan Pemerintah

KalbarOnline.com – Wakil Ketua MPR RI dari Fraksi Partai Demokrat, Syarief Hasan mempertanyakan klaim keberhasilan pemerintah dalam mengendalikan Pandemi Covid-19. Pasalnya, laju penyebaran kasus Covid-19 masih terus meningkat, sementara ekonomi belum menunjukkan perbaikan yang signifikan.

Syarief Hasan menyebutkan, masih belum terkendalinya kasus positif Covid-19 menunjukkan belum berhasilnya Pemerintah dalam memotong rantai penyebaran Covid-19. “Faktanya, hari ini kita dapat melihat bahwa kasus Covid-19 terus meningkat dari hari ke hari, bahkan telah melewati angka diatas 1 juta kasus,” ujar Syarief.

Berdasarkan data yang disampaikan oleh Gugus Tugas Covid-19 pada Kamis, (28/1) menunjukkan bahwa kasus positif Covid-19 telah mencapai 1,03 juta kasus dengan jumlah kematian mencapai 29 ribu kasus. Alih-alih mereda, jumlah kematian harian memecah rekor baru mencapai 476 kasus kematian dalam satu hari. Bahkan, positivity rate nasional juga mencapai 16,49 persen, dimana normalnya berada di bawah 5 persen.

Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat pun mendorong Pemerintah untuk tidak gegabah dalam membuat klaim keberhasilan. Sebab menurutnya, main asal klaim bisa berakibat fatal karena dapat dipahami berbeda oleh masyarakat umum.

“Bisa jadi, banyak masyarakat yang mulai berkeliaran tanpa protokoler karena menganggap Pemerintah sudah berhasil meredam Covid-19, padahal nyatanya melandai pun tidak,” ungkap Syarief Hasan.

Baca Juga :  Menag Fachrul Razi Dinyatakan Sembuh Dari Covid-19

Tak hanya soal kasus Covid-19, klaim keberhasilan pemerintah dalam memanajemen ekonomi juga belum menunjukkan bukti yang jelas. Apalagi, ekonomi sedang merosot dan bahkan masih masuk dalam jurang resesi, tetapi kenapa Pemerintah malah membuat klaim berhasil dengan kondisi ekonomi yang tidak menentu.

Memang, berdasarkan data yang dirilis oleh BPS RI menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III dan IV tahun 2020 berturut-turut berada di bawah minus. “Pertumbuhan ekonomi yang minus pada dua kuartal terakhir menunjukkan jatuhnya ekonomi Indonesia masih dalam resesi, pertama kali sejak 1999,” ungkap Syarief.

Tak hanya itu, penggangguran juga bertambah hingga 3,05 juta pengangguran baru berdasarkan data dari Kementerian Tenaga Kerja RI. “Jatuhnya ekonomi, bertambahnya pengangguran, semakin panjangnya garis kemiskinan menunjukkan ekonomi Indonesia tidak dalam keadaan baik-baik saja,” ungkap Syarief.

Karena itu, Syarief juga mengungkapkan, utang luar negeri Indonesia kini sudah semakin bertambah. Amgkanya sudah hampir mencapai Rp 6.000 Triliun dan bahkan Indonesia masuk dalam 10 besar memiliki utang luar negeri tertinggi dari negara ekonomi menengah dan rendah dari rilis Bank Dunia.

Baca Juga :  Kasus Covid-19 Makin Naik, Malaysia Umumkan Keadaan Darurat

“Jadi dari pada membuat klaim keberhasilan, lebih baik Pemerintah tetap fokus dan mengajak Rakyat bersama-sama dalam memutus rantai penyebaran Covid-19,” ujarnya.

Oleh sebab itu, Pemerintah harus benar-benar membuat kebijakan yang bisa memutus rantai penyebaran Covid-19 dan melakukan distribusi Vaksin segera khususnya ke Rakyat yang tidak/ kurang mampu secara gratis. “Sebab, kebijakan inilah yang dinantikan Rakyat dan inilah hulu masalah dari berbagai masalah yang berkembang di Indonesia dewasa ini,” ungkapnya.

Bahkan Presiden Jokowi mengatakan yakin akhir tahun 2021 Covid 19 akan hilang dan Industri Pariwisata / ekonomi akan booming. Semoga saja prediksi atau janji Presiden kita kali ini dapat terbukti. Rakyat sudah terbiasa dengan janji-janji ( bukan janji kampanye) seperti pada tahun 2020 bahwa Covid 19 di Prop Jawa akan melandai, saat periode 1 nya dikatakan ekonomi akan meroket dan sebagainya.

“Mari kita berdoa dan bekerja keras bersama semoga janji tersebut akhir tahun 2021 Covid 19 hilang dapat terbukti,” pugkasnya.

Comment