Kasus Kematian Harian Capai Angka Tertinggi

KalbarOnline.com – Pertambahan kasus kematian mencapai angka tertinggi kemarin (28/1), yakni 476 kasus kematian dalam sehari. Dengan pertambahan itu, angka kumulatifnya mencapai 29.331 orang.

Meski demikian, menurut Jubir Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito, secara persentase nasional mingguan, angka kematian cenderung menurun sebesar 3,0 persen dibandingkan minggu lalu yang naik sebesar 37,4 persen.

”Ini perkembangan yang cukup baik. Angka kematian mengalami penurunan bersamaan dengan menurunnya angka kasus positif mingguan,” jelasnya kemarin.

Meski demikian, Wiku berharap kepada semua pihak agar tidak berpuas diri dengan penurunan angka kematian ini. Meskipun mengalami penurunan, kematian adalah kematian. ”Satu angka saja terhitung nyawa dan tidak dapat ditoleransi,” tuturnya.

Wiku menjelaskan bahwa hingga saat ini belum ada satu orang ahli pun yang bisa menjamin dan memperkirakan apakah virus Covid-19 bisa benar-benar dihilangkan dari Indonesia. Bahkan setelah vaksinasi dan tercapainya kekebalan komunitas. ”Banyak dari kita berandai-andai untuk bisa beraktivitas normal sebagaimana sebelum pandemi. Padahal, sampai saat ini belum ada ahli yang bisa menjamin dan memprediksi sampai kapan virus ini bisa benar-benar dihilangkan dari Indonesia,” terangnya.

Selain itu, Wiku melanjutkan, tidak ada yang tahu sampai kapan kekebalan yang dihasilkan vaksin akan bertahan. Layaknya vaksinasi tetanus yang harus secara berulang diberikan karena penyakit ini belum bisa tereradikasi dari Indonesia secara sempurna.

Baca Juga :  Makan Malam bersama Tim Satgas Operasi Trisila 2023, Gubernur Sutarmidji Ungkapkan Potensi Bahari Kalimantan Barat

Sementara itu, Menristek Bambang Brodjonegoro menyampaikan, kegiatan riset dan pengembangan tahun ini masih berfokus pada penanganan pandemi Covid-19. Khususnya terkait kemampuan tracing atau pelacakan dan vaksinasi. Dalam paparannya soal outlook Kemenristek 2021, sedikitnya ada tiga riset inovasi soal pelacakan dan vaksinasi Covid-19. Salah satunya kotak penyimpanan vaksin portabel hemat energi oleh Universitas Indonesia. ”Inovasi ini mendukung agenda vaksinasi,” kata Bambang kemarin. Dengan penyimpanan portabel, kesulitan listrik serta akses dalam pendistribusian vaksin bisa teratasi.

Inovasi lain adalah kit pendeteksi antibodi. Seperti diketahui, tujuan vaksinasi Covid-19 adalah membangkitkan antibodi di dalam tubuh. Nah, kit tersebut bisa digunakan untuk mengetahui apakah sudah muncul antibodi pada seseorang yang sudah divaksin. Selain itu untuk mengetahui apakah antibodi yang muncul masih banyak atau sudah lemah. Sehingga perlu di-boosting vaksinasi kembali.

Riset penting lainnya adalah inovasi ventilator ICU pertama di Indonesia. Bambang menjelaskan, ventilator ICU berbeda dengan ventilator pada umumnya. Ventilator ICU ini mutlak membutuhkan tahapan uji klinis pada pasien langsung. ”Uji klinis ini tidak mudah,” ucapnya.

Baca Juga :  Kena Warning Singapura, Kepala BNPB RI Turun Langsung Bantu Atasi Karhutla di Kalbar

Ada lima lembaga yang menjalankan riset inovasi ventilator ICU itu. Antara lain Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Gadjah Mada (UGM), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), serta Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Satu lagi digarap perusahaan swasta.

Baca juga: Vaksinasi Covid-19 Untuk Tercapainya Herd Immunity

Bambang berharap tahun ini inovasi ventilator ICU bisa lolos uji klinis sehingga bisa segera digunakan. Ventilator ICU digunakan untuk pasien Covid-19 dengan keparahan yang tinggi atau kritis. Adanya ventilator ICU diharapkan bisa mengurangi ketergantungan dengan impor.

Bambang juga menerangkan, LIPI saat ini sedang melakukan riset RT-Lamp. Inovasi itu bisa mempermudah pembuatan laboratorium RT PCR. Kepala LIPI Laksana Tri Handoko menyatakan, RT-Lamp adalah teknologi uji virus yang bisa langsung mendeteksi keberadaan virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19. Sehingga tidak perlu lagi mesin RT-PCR. ”Saat ini sedang uji validitas awal. Sudah ada izin edarnya,” kata dia. Namun, tim masih menunggu izin produksi serta hasil uji validitas yang lebih masif. Inovasi RT-Lamp tersebut, ujar dia, digarap LIPI bersama PT BioSM.

Saksikan video menarik berikut ini:

Comment