Masih Ada 166 Ribuan Pasien Covid-19 yang Sakit, Prokes Jadi Kunci

KalbarOnline.com – Data kasus Covid-19 pekan ini sudah melebihi 1 juta populasi selama 10 bulan pandemi masuk di Indonesia. Meski sudah banyak yang sembuh, namun banyak juga pasien yang meninggal, hampir 30 ribu jiwa.

Juru Bicara Pemerintah Untuk Covid-19 Prof Wiku Adisasmito menjelaskan, angka ini bukan angka kecil dan mampu menggambrkan laju penularan yang cukup tinggi di negara kita. Angka 1 juta ini, kata dia, adalah jumlah keseluruhan dari penduduk Indoesia yang pernah terinfeksi Covid-19.

“Apabila kita telaah lebih rinci, dari total 1 juta ini, masih terdapat sejumlah kasus aktif atau masyarakat yang tengah berjuang melawan Covid-19,” kata Prof Wiku dalam konferensi pers virtual, Kamis (28/1).

Prpf Wiku meminta agar semua pihak tidak melupakan fokus pada penurunan angka kasus aktif atau orang yang sakit. Kuncinya meningkatkan kesembuhan dan menurunkan kematian.

Baca Juga :  Perubahan Perilaku Ujung Tombak Perang Lawan Covid-19

“Jika tidak dikendalikan dengan baik, maka akan semakin tinggi pula jumlah penduduk yang tertular Covid-19. Angka 1 juta kasus ini akan bertambah drastis seiring dengan waktu,” jelasnya.

Baca Juga: Pernyataan Nadiem Soal Polemik Jilbab Lukai Dunia Pendidikan

Selain itu, lanjutnya, indikator keberhasilan penanganan pandemi mencakup banyak aspek. Di antaranya jumlah kasus dan kebutuhan perawatan yang semakin berkurang, kemampuan mengidentifikasi sebagian besar kasus dan kontak pada masyarakat dan beberapa indikator lainnya.

“Untuk saat ini Indonesia belum mencapai semua indikator tersebut secara sempurna, sehingga dapat kita simpulkan perjuanganan penanganan pandemi Covid-19 belum berakhir,” paparnya.

Menurut Prof Wiku sejauh ini sejumlah kasus aktif atau orang yang sakit sebanyak 166.540 kasus. Artinya, terdapat 166.540 yang masih menghdapi penyakit ini dan harus mendapatkan perawatan yamg maksimal untuk mencapai kesembuhan.

“Realitanya, tempat tidur yang kamu miliki sekitar 81 ribu untuk pasien Covid-19 di RS rujukan atau hanya setengah dari kasus yang ada. Ditambah lagi jumlah nakes yang terbatas untuk memberikan pelayanan yang intensif. Pemerintah telah berupaya maksimal utk tambah jumlah tempat tidur di RS rujukan dan nakes,” ungkapnya.

Baca Juga :  Satgas Covid-19: Jaga Imunitas Tubuh, Tak Boleh Panik Tetap Gembira

“Namun, sebanyak apapun tempat tidur dan nakes yang ditambah tidak akan cukup untuk menangani kasus Covid-19 jika terus bertambah angkanya,” lanjutnya.

Prof Wiku menegaskan satu-satunya cara untuk mengatasi kondisi ini adalah menekan angka penularan di masyarakat dengan protokol kesehatan. Yakni dengan 3M yaitu wajib memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan pakai sabun.

“Minta kepada masyarakat untuk bersama-sama memperbaiki keadaan ini dengan 3M. Protokol kesehatan tidak hanya selamatkan nyawa namun dapat membantu kita utk dapat beraktivitas produktif dan aman di tengah pandemi,” tegasnya.

Comment