Sakit Saat Kencing atau Disuria, Apa Penyebab dan Pengobatannya?

Geng Sehat pernahkah mengalami nyeri atau sakit saat buang air kecil? Dalam dunia medis, sakit saat buang air kecil disbut disuria. Disuria mengacu pada rasa sakit atau ketidaknyamanan yang berhubungan dengan buang air kecil (kencing).Biasanya berupa sensasi rasa sakit atau terbakar saat buang air kecil. Istilah “disuria” Ini tidak mengacu pada frekuensi kencing, meski gangguan frekuensi seringkali bisa disertai dengan disuria.

Pada pria, sensasi nyeri ini biasanya terasa di uretra (saluran kemih) selama pengosongan air seni dan sembuh sesaat setelah berkemih. Nyeri pada awal buang air kecil biasanya menunjukkan sumber peradangan di uretra. Nyeri yang lebih parah terjadi di daerah suprapubik saat selesai buang air kecil dan menunjukkan adanya pembengkakan kandung kemih.

Baca juga: Benarkah Minum Air Hangat Menyembuhkan Anyang-anyangan?

Penyebab Sakit Saat Buang Air Kecil

Sering buang air kecil yang menyakitkan adalah masalah yang umum terjadi, terutama pada pria usia tua. Ada beberapa kemungkinan penyebabnya. Setiap sumber iritasi atau pembengkakan saluran kemih, terutama kandung kemih, prostat atau uretra, dapat menyebabkan disuria.

Berikut ini beberapa penyebab sakit saat buang air kecil:

– Infeksi saluran kencing yang menyebabkan peradangan pada mukosa uretra.

– Penyumbatan saluran kencing

– Batu ginjal

– Masalah prostat, seperti hiperplasia prostat jinak.

– Infeksi menular seksual, misalnya infeksi Chlamydia, Trachomatis atau bakteri E. coli.

– Keganasan pada saluran genital dan saluran kemih (genitourinari)

– Penggunaan obat-obatan tertentu.

Baca juga: Sering Terbangun Kebelet Pipis di Malam Hari? Apa Penyebabnya?

Gejala Disuria

Disuria sering dikaitkan dengan gejala lainnya, seperti urgensi atau keinginan buang air kecil terus menerus tanpa bisa menahannya, frekuensi berkemih meningkat, dan nokturia (kencing di malah hari saat tidur).

Baca Juga :  Kebiasaan Sehat saat Hamil yang Perlu Mums Lakukan

Bergantung pada penyebab disuria, mungkin ada gejala lain selain rasa sakit saat buang air kecil. Gejalanya bisa meliputi:

– Penyebabnya infeksi saluran kemih bagian bawah (sistitis)

Gejala yang dirasakan antara lain sering buang air kecil, dorongan kuat untuk buang air kecil, kehilangan kontrol kandung kemih, nyeri dibagian bawah bagian bawah perut (dekat kandung kemih), air seni mendung yang mungkin memiliki bau kuat, urine berdarah

– Penyebabnya infeksi saluran kemih bagian atas (pielonefritis)

Gejala berupa nyeri dipunggung bagian atas, demam tinggi disertai gemetar, mual dan muntah, air kencing terasa hangat, sering buang air kecil, dorongan kuat untuk buang air kecil

– Penyebabnya uretritis

Gejalanya berupa kemerahan disekitar pembukaan uretra, sering buang air kecil, keputihan. Penderita uretritis yang berasal dari penyakit menular seksual seringkali tidak akan memiliki gejala apapun

– Penyebabnya infeksi vagina pada wanita (vaginitis)

Gejala berupa nyeri atau gatal di vagina, keputihan atau bau vagina yang tidak normal atau berbau busuk, nyeri atau ketidaknyamanan saat melakukan hubungan seksual.

Baca juga: Mencegah dan Mengatasi Infeksi Saluran Kencing saat Hamil

Diagnosa dan Pengobatan Disuria

Nyeri saat buang air kecil tidak boleh diabaikan. Kebanyakan pria dan wanita yang mengalami masalah dengan buang air kecil yang menyakitkan harus segera diobati. Rasa sakit atau sensasi terbakar saat buang air kecil harus dievaluasi dengan riwayat yang menyeluruh.

Baca Juga :  Bangunan RSUD Achmad Diponegoro Putussibau Diresmikan Desember 2022

Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan urine atau urinalisis. Selama pemeriksaan fisik, dokter akan memeriksan ginjal dan memeriksa alat kelamin Kamu. Pemeriksaan pada wanita termasuk pemeriksaan panggul, sedangkan pada priajuga diperika prostat dan pemeriksaan rektal digital.

Jika dari hasil pemeriksaan dokter ditemukan infeksi kandung kemih yang sederhana, biasanya cukup dipastikan dengan tes urine di klinik. Untuk diagnosa uretritis dan vaginitis, mungkin perlu diambil sampel dari area yang terinfeksi untuk pengujian lebih lanjut.

Bilamana dokter menemukan adanya infeksi ginjal, maka sampel urine akan diambil untuk laboratorium untuk diidentifikasi spesies bakterinya. Jika pasien demam atau tampak sakit, sampel darah dapat diuji di laboratorium untuk memeriksa bakteri dalam darah.

Jika pasien disuria memiliki riwayat hubungan seks tanpa kondom dengan banyak pasangan, dokter akan melakukan tes untuk mencari berbagai jenis penyakit menular seksual, termasuk gonore, klamidia, trikomoniasis, sifilis dan HIV.

Pengobatan disuria akan disesuaikan tergantung penyebabnya. Untuk infeksi bakteri, dokter akan memberikan antibiotik yang diminum. Antibiotik dapat diberikan ke pembuluh darah (intravena) untuk infeksi yang berat dengan demam tinggi, menggigil kedinginan, dan muntah. Jika infeksi disebabkan oleh jamur, maka dokter akan memberikan antijamur baik oral atau sebagai supositoria atau krim yang dimasukkan ke dalam vagina.

Baca juga: Jangan Pernah Menahan Pipis, Ini Bahayanya!

Comment