GeNose Wajib di Stasiun, Acak di Terminal, Bandara Menyusul

KalbarOnline.com – Salah satu cara menekan laju persebaran Covid-19 adalah memelototi transportasi umum. Mewajibkan penumpang kereta api rapid test antigen dan penumpang pesawat swab test diharapkan bisa mencegah munculnya klaster baru.

Tapi, selama ini yang banyak dikeluhkan adalah mahalnya biaya rapid test antigen dan swab test. Nah, kabar baiknya, mulai 5 Februari keluhan itu bakal terjawab.

Pemerintah akan mulai menggunakan alat deteksi Covid-19 GeNose untuk perjalanan kereta api. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengungkapkan, dengan alat buatan dalam negeri itu, harga tes hanya Rp 20 ribu (sekali cek).

”Apalagi kalau nanti dengan skala besar bisa lebih murah menjadi Rp 15 ribu, jadi lebih terjangkau. Kami sudah pesan 200 unit untuk 44 titik stasiun di seluruh Jawa dan Sumatera,” tutur Budi kemarin (24/1).

Budi mengatakan, pihaknya akan membuat surat edaran kepada para operator transportasi kereta api. Sementara transportasi udara akan menyusul.

GeNose adalah alat pendeteksi Covid-19 buatan Indonesia, yang diinisiatori tim peneliti dari Universitas Gadjah Mada. Alat ini telah mendapatkan persetujuan edar dari Kementerian Kesehatan dan Satgas Penanganan Covid-19.

Baca Juga :  Soal Pengadaan Mobil Dinas, KPK: Tinjau Ulang Bukti Kami Mendengar

Lalu, bagaimana dengan bus? Transportasi publik ini selama ini tak mewajibkan penumpangnya menjalani tes apa pun. Padahal, bus-bus antarkota tiap hari hilir mudik antarkota dalam provinsi maupun antarprovinsi.

Budi menyatakan, pemerintah akan menerapkan pengujian acak (random testing) penumpang bus di berbagai terminal. ”Akan dimulai di Pulau Jawa terlebih dahulu,” jelasnya.

Dirjen Perhubungan Darat Budi Setiyadi sudah diminta untuk berkoordinasi dengan para Kadishub di seluruh Indonesia untuk persiapan pengecekan secara acak (random) tersebut. ”Jika seseorang dinyatakan positif, yang bersangkutan tidak dibolehkan berangkat,” katanya.

Budi mengimbau kepada masyarakat yang akan bepergian menggunakan transportasi bus agar tidak memaksakan diri berangkat jika merasa tidak enak badan atau sakit.

”Keinginan dari Bapak Presiden yaitu untuk memastikan konektivitas itu tetap berjalan, tetapi protokol kesehatan juga dijalankan secara baik. Kita ingin semua masyarakat tertib dan membantu pemerintah untuk menjaga protokol kesehatan dengan baik,” jelas Budi.

Baca Juga :  SDN 9 Sungai Raya Skrining Murid Dengan GeNose C19

Baca juga: Deteksi Covid-19, Tes Acak GeNose Pada Penumpang Bus Mulai 5 Februari

Tentang alasan mengapa moda transportasi kereta api dan bus menjadi yang pertama untuk diterapkan pengecekan Covid-19 menggunakan GeNose, itu karena harga tiket bus pada rute tertentu lebih murah daripada tes Covid-19 rapid test antigen atau swab test. Sehingga moda bus diprediksi lebih diminati masyarakat.

”Karena kereta api ada jarak-jarak tertentu, katakan Jakarta−Bandung Rp 100 ribu, kalau mesti antigen Rp 100 ribu lagi itu kan mahal. Apalagi tarif bus yang lebih murah lagi, ada yang cuma Rp 40 ribu−Rp 50 ribu,” katanya.

Budi menyebutkan, terminal pertama yang akan menggunakan GeNose adalah Terminal Pulo Gebang. ”Secara bertahap kita sudah pesan 100 alat GeNose yang akan segera kita distribusikan ke (terminal) daerah-daerah,” ucapnya.

Saksikan video menarik berikut ini:

Comment