Muhadjir: Eksploitasi Alam jadi Salah Satu Penyebab Banjir di Kalsel

KalbarOnline.com – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan bahwa banjir besar yang terjadi di Kalimantan Selatan (Kalsel) merupakan dampak dari fenomena alam La Nina. Fenomena anomali cuaca yang kerap menyebabkan bencana hidrometeorologi itu lumrah terjadi di Indonesia. Namun, Menko PMK menyebut, Kalsel termasuk wilayah yang tidak diprediksi akan mengalami dampak La Nina.

“Seingat saya Kalimantan Selatan adalah termasuk wilayah yang tidak dikira akan menghadapi dampak badai La Nina ini. Tetapi namanya kita boleh meramal, boleh berikhtiar, tapi pada akhirnya Tuhanlah yang Maha Penentu,” ujar Muhadjir dalam keterangannya, Jumat (22/1).

Muhadjir mengatakan, adanya bencana banjir ini merupakan pertanda yang menunjukkan bahwa ketahanan lingkungan di Kalsel masih lemah. Menurut dia, apabila ketahanan lingkungan telah kuat, fenomena La Nina tidak akan menyebabkan bencana yang parah.

Baca Juga :  Indonesia Jadi Penentu Harga CPO Global pada 2045

Menurutnya, bumi Kalimantan memiliki sumber daya alam berupa keanekaragaman hayati dan kandungan mineral di dalam perut buminya. Muhadjir tak memungkiri bahwa eksploitasi alam menjadi salah satu penyebab banjir besar di Kalsel. Pengelolaan alam yang salah dan sembrono, kata dia, menyebabkan timbulnya malapetaka bencana alam.

Karena itu, dia meminta kepada seluruh pihak, baik masyarakat umeum, pengusaha, dan pemerintah daerah untuk lebih mencintai alam dan memanfaatkan alam dengan bijaksana. “Marilah kita memanfaatkan alam ini dengan cara-cara yang bijak, yang arif, dengan penuh perhitungan manfaat dan risikonya. Jangan sampai ternyata manfaat itu lebih kecil dibanding risikonya,” katanya.

Baca Juga :  Libur Panjang, Gubernur Ridwan Kamil Koordinasi dengan TNI-Polri

Risiko, lanjut Muhadjir, jangan hanya dihitung jangka pendek, tapi jangka panjangnya. Keuntungan juga begitu, jangan hanya dihitung jangka pendek tapi jangka panjangnya.

“Jangan sampai ada yang mengambil keuntungan terlalu besar (dari lingkungan), sementara sebagian yang lain menanggung risiko terlalu besar,” ungkapnya.

Diketahui, banjir besar yang menggenangi 11 Kabupaten dan Kota di Kalsel itu merendam kurang lebih 87.765 rumah warga. Ketinggian rendaman air mencapai 2 meter dan menyebabkan 74.863 orang mengungsi, terdapat pula korban meninggal sebanyak 21 orang.

Sarana prasarana juga banyak yang rusak diakibatkan banjir, seperti jembatan putus, tanggul jebol, jalan trans kalimantan putus, dan banyak pula sekolah dan rumah ibadah yang rusak.

Comment