Singgung Kematian Terkait Vaksin Pfizer, Duterte Pilih Puji Sinovac

KalbarOnline.com – Presiden Filipina Rodrigo Duterte meyakini vaksin Covid-19 dari Tiongkok, Sinovac, aman. Justru dia menyinggung adanya kasus kematian yang dikaitkan dengan vaksin Pfizer-BioNTech dan mengecam para senator yang menyukai vaksin yang diproduksi oleh Pfizer-BioNTech setelah muncul kasus kematian beberapa pasien lansia di Norwegia.

“Puluhan lansia meninggal setelah menerima vaksin. Itu dia, (silakan Anda pilih),” kata Duterte dalam pidato nasional mingguannya pada Senin (18/1).

Sebaliknya, dia membandingkan vaksin Pfizer-BioNTech dengan vaksin Sinovac. Duterte menambahkan bahwa vaksin Sinovac buatan Tiongkok sekarang digunakan di negara-negara tetangga seperti Thailand, Malaysia, Indonesia, serta di Turki, Mesir, dan UEA. Dan, Duterte mengklaim bahwa tidak ada kematian yang dilaporkan setelah divaksinasi Sinovac.

Baca juga: Usai Disuntik Vaksin Pfizer-BioNTceh, 23 Orang di Norwegia Meninggal

“Hampir semua orang berebut untuk membeli Pfizer. Bagi saya itu bagus. Jika Anda ingin mengikuti pengalaman Norwegia, silakan tidak ada yang akan menghentikan Anda,” kata Duterte.

Baca Juga :  Peneliti AS Temukan Tes Antigen Covid-19 Setara PCR Lewat Smartphone

Duterte membela preferensi pemerintah nasional untuk vaksin Covid-19 buatan Tiongkok pekan lalu, dengan mengatakan bahwa Sinovac sebaik yang diproduksi oleh produsen obat-obatan Amerika dan Eropa. Namun, beberapa penelitian menunjukkan kemanjuran Sinovac hanya sekitar 50 persen.

Baca juga: Norwegia Bantah 33 Lansia Meninggal Akibat Efek Vaksinasi Covid-19

Senator baru-baru ini mengkritik pernyataan juru bicara kepresidenan Harry Roque bahwa orang Filipina tidak boleh pilih-pilih dengan merek vaksin Covid-19 yang akan mereka terima dari pemerintah. Beberapa unit pemerintah daerah di negara itu akan mendapatkan vaksin dari produsen obat Inggris, AstraZeneca. Tetapi, presiden mengatakan pemerintah pusat tidak mencegah siapa pun untuk membeli vaksin sendiri.

Pemerintah telah memberikan izin penggunaan darurat untuk vaksin yang dibuat oleh Pfizer-BioNTech. Vaksinnya telah menunjukkan kemanjuran 95 persen. Terlepas dari kematian yang dilaporkan, Food and Drug Administration mengatakan pabrikan akan mempertahankan EUA-nya tetapi perlu mengirim laporan ke badan tersebut.

Baca Juga :  Sebelum Berikan Izin, BPOM Ungkap 2 Syarat Mutlak Manjurnya Vaksin Cov

Selain itu, Pfizer-BioNTech mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pihaknya sekarang sedang menyelidiki dengan Norwegia untuk mengumpulkan lebih banyak data terkait insiden tersebut. “Pfizer dan BioNTech menyadari kematian yang dilaporkan setelah pemberian BNT162b2. Kami bekerja sama dengan Norewegian Medicines Agency (NOMA) untuk mengumpulkan semua informasi yang relevan,” bunyi pernyataan itu.

“Otoritas Norwegia telah memprioritaskan imunisasi penduduk di panti jompo, kebanyakan dari mereka sangat lanjut usia dengan kondisi medis yang mendasari dan beberapa yang sakit parah,” tambahnya.

“NOMA memastikan jumlah insiden sejauh ini tidak mengkhawatirkan, dan sesuai dengan ekspektasi,” kata Pfizer.

Pfizer-BioNTech juga mengatakan bahwa semua kematian yang dilaporkan akan dievaluasi oleh pihak berwenang untuk menentukan apakah itu terkait dengan vaksinnya. Norwegia sekarang telah mengubah penggunaan vaksin Pfizer-BioNTech Covid-19 untuk mempertimbangkan mengecualikan orang yang sakit parah dan lemah.

Saksikan video menarik berikut ini:

Comment