Efek Samping Disorot, Bisa Picu Keraguan Terhadap Vaksin Covid-19

KalbarOnline.com – Vaksinasi Covid-19 sudah mulai dilaksanakan di berbagai negara. Meski begitu pemberitaan soal efek samping vaksin dari mulai alergi pada pasien hingga kematian, dinilai bisa memicu keraguan populasi untuk divaksin. Maka para dokter dan ahli meminta agar sorotan soal efek samping atau dampak vaksin diungkap dengan cara hati-hati dan bijaksana.

Lewat podcast Heart of the Matter Channel News Asia, Komite Ahli untuk Anggota Vaksinasi Covid-19 Singapura, Assoc Prof Lim Poh Lian mengatakan tantangannya sekarang adalah mengatasi rintangan logistik dalam memastikan semua orang mendapatkan kesempatan. Dia mengakui laju cepat vaksin Covid-19 berubah dari pengembangan menjadi persetujuan darurat belum pernah terjadi sebelumnya. Akan tetapi tidak ada jalan pintas.

“Banyak hal yang memperlambat pengembangan vaksin, termasuk kemauan politik dan proses regulasi, dipercepat, karena kebutuhannya sangat besar,” kata Assoc Prof Lim.

Baca juga: Hanya Manjur 50,4 Persen, Singapura Masih Tunda Pakai Vaksin Sinovac

Assoc Prof Lim mengatakan proses pengembangan vaksin bisa memakan waktu bertahun-tahun, namun dikompresi karena alasan berikut. Pertama, vaksin ini dibangun di atas teknologi messenger RNA (mRNA) selama puluhan tahun, yang telah digunakan dalam pengobatan yang ada seperti terapi kanker.

Kedua, pandemi menciptakan kondisi untuk pengembangan vaksin yang cepat. Biasanya, perusahaan farmasi akan mengembangkan vaksin dalam tiga fase yakni fase satu dan fase dua masing-masing mungkin memakan waktu dua tahun, sedangkan fase tiga mungkin memakan waktu tiga hingga empat tahun. Setelah disetujui, pembuatan vaksin dapat memakan waktu satu atau dua tahun lagi.

Baca Juga :  Pandemi jadi Prioritas, Joe Biden Segera Umumkan Satgas Covid-19

Baca juga: Bandara Changi Singapura Disulap Jadi Pusat Vaksinasi Covid-19

Namun dalam menghadapi dampak ekonomi dan sosial yang disebabkan oleh pandemi, pemerintah meningkatkan dan menyediakan dana bagi perusahaan farmasi untuk mengurangi risiko komersial. Banyak orang juga bersedia menjadi sukarelawan untuk uji coba vaksin, setelah menyaksikan dampak pandemi. Dikombinasikan dengan peningkatan penularan, kasus yang dikonfirmasi bertambah dengan sangat cepat, yang membantu dalam menunjukkan keefektifan vaksin.

Soal jaminan keamanan di tengah vaksin yang terus dikebut, Assoc Prof Lim mengatakan Administrasi Makanan dan Obat AS (FDA) memiliki proses yang sangat ketat. FDA mengharuskan produsen menunggu selama dua bulan setelah vaksin sepenuhnya diberikan sebelum mengajukan permintaan untuk persetujuan.

“Itu memberikan cukup waktu untuk mengamati efek samping, yang biasanya berkembang dalam empat hingga enam minggu,” katanya.

Assoc Prof Lim menilai perhatian media selalu pada efek samping terlalu dramatis dan buruk dari vaksin. Misalnya ketika alergi terjadi pada subjek. “Ini satu-satunya kasus anafilaksis (alergi) yang menjadi berita utama. Padahal ada 15 ribu orang yang divaksinasi tanpa anafilaksis tidak ditampilkan,” kritiknya.

Baca Juga :  Dua Kali Berobat di Indonesia Tak Ada Perubahan, Bawa ke Kuching Specialist Hospital Adji Merasa Enakan

Dekan Sekolah Kesehatan Masyarakat Saw Swee Hock, Prof Teo Yik Ying, mengatakan kasus dokter AS yang mengalami syok anafilaksis memiliki riwayat alergi. Dan kasus itu hilang dari berita utama. “Satu fakta penting adalah kita tahu orang seperti apa yang secara medis cocok untuk menerima vaksin, dan mereka yang tidak,” katanya.

“Di Singapura, kami sudah memberikan margin keamanan dan kehati-hatian ekstra dengan membutuhkan waktu 30 menit,” tambah Assoc Prof Lim.

Ketika ditanya mengapa pemerintah mengindikasikan akan mengambil pendekatan lambat dan hati-hati.untuk meluncurkan vaksin, Assoc Prof Lim mengatakan keraguan vaksin adalah masalah nyata. “Banyak orang yang ragu tentang vaksin karena berbagai alasan, beberapa di antaranya klaim tidak ilmiah, dan beberapa di antaranya valid,” katanya.

“Kami ingin memastikan itu dilakukan dengan hati-hati. Dan kami menghormati fakta bahwa orang-orang prihatin tentang seberapa cepat semua ini terjadi,” jelasnya.

Assoc Prof Lim mengakui bahwa banyak orang mengkhawatirkan efek jangka panjang dari vaksin. “Kami sudah memiliki teknologi vaksin selama 70, 80 tahun terakhir. Sangat bijaksana untuk memikirkan tentang diri Anda sendiri, keluarga atau kolega yang mendapatkannya,” katanya.

Saksikan video menarik berikut ini:

Comment