Yakinkan Masyarakat, Pemprov Kalbar Gelar Pencanangan Vaksinasi Covid

Yakinkan Masyarakat, Pemprov Kalbar Gelar Pencanangan Vaksinasi Covid

KalbarOnline, Pontianak – Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat resmi melakukan pencanangan pelaksanaan vaksinasi Covid-19 yang dilangsungkan di Pendopo Gubernur Kalbar, Kamis (14/1/2021) pagi.

Ada 14 tokoh mulai dari pejabat publik hingga tokoh masyarakat yang disuntik vaksin Sinovac pertama kali di Kalbar, sebelum dilakukan secara massal terhadap tenaga kesehatan dan petugas pelayanan publik setempat.

“Ini menunjukkan bahwa pimpinan puncaknya saja sudah divaksin. Untuk meyakinkan masyarakat bahwa ini (vaksin) aman. Saya sebenarnya mau dan sudah daftar, tapi karena saya sudah dua kali terpapar dan ada autoimun, tidak memenuhi syarat. Jadi saya pilih divaksin pneumonia. Saya mau juga memproteksi diri saya,” ujar Sutarmidji kepada wartawan usai membuka pencanangan vaksinasi covid di Kalbar.

Nantinya, lanjut Midji, 14 orang yang dilakukan penyuntikkan vaksin hari ini, akan kembali disuntik vaksin Covid dua minggu kemudian. Termasuk kesehatannya. Akan dipantau oleh Dinas Kesehatan. Hal ini penting dilakukan untuk memantau Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI).

“Kesehatan mereka yang sudah divaksin hari ini akan dipantau. Dinas Kesehatan nanti akan memantau. Kalau yang divaksin ada merasa apa-apa, diharapkan segera lapor,” jelasnya.

“Tapi Alhamdulillah, hampir satu jam ini Pak Pangdam dan Pak Kapolda sehat-sehat saja. Mungkin bulan depan Pak Pangdam dan Pak Kapolda makin muda,” kelakarnya.

Midji pun memastikan, 14 orang yang dilakukan vaksin Covid ini sudah melalui skrining yang ketat.

“Dari 15 nama yang kita kirim, hari ini 14 orang yang disuntik. Semuanya sudah kita siapkan betul. Baik dari sisi persyaratan dan sebagainya. Jadi masyarakat jangan khawatir, karena ada SOP-nya. Tidak sembarang orang (bisa divaksin),” timpalnya.

Baca Juga :  CDC AS: Jarak 1,8 Meter Tak Cukup Tangkal Virus Korona di Ruangan

Misalnya bagi penderita darah tinggi. Kata Midji, tidak diperbolehkan. Kemudian, orang yang sudah pernah terpapar virus corona dan sudah berusia di atas 60 tahun, untuk sementara ini belum masuk prioritas penerima vaksin.

“Bukan tak boleh divaksin, tapi sementara karena vaksin terbatas, belum prioritas. Yang punya penyakit tertentu (sesuai juknis vaksinasi covid) ada 16 penyakit yang tak boleh. Kita semuanya sudah siap,” tegas Midji.

Setelah dilakukannya pencanangan di tingkat provinsi, Midji berharap tiga kabupaten/kota yang menerima distribusi vaksin tahap pertama termin satu yakni Pontianak, Kubu Raya dan Mempawah, juga melakukan hal serupa.

“Kabupaten/kota lainnya, Februari. Begitu vaksinnya datang, langsung kita distribusikan,” tukasnya.

Vaksinasi ini, tegas Midji, sangat perlu dilakukan. Di mana, seluruh Indonesia yang akan divaksin itu ada 181 juta jiwa.

“Supaya tingkat keterjangkitan semakin kecil. Di seluruh Indonesia itu yang akan divaksin itu 181 juta jiwa. Awalnya 186-188 juta, tapi yang gak memenuhi syarat diperkirakan 6-9 juta sehingga yang divaksin 181 juta jiwa,” pungkasnya.

Sementara Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar, Harisson menegaskan bahwa, pencanangan vaksinasi covid ini dilakukan bertujuan untuk menyampaikan kepada masyarakat bahwa vaksin covid ini aman, halal dan suci. Sehingga diharapkannya, tak ada lagi keraguan di masyarakat terhadap vaksin agar Kalbar dapat bebas dari pandemi.

“BPOM sudah memberikan persetujuan penggunaan. Sesuai dengan standar WHO. MUI uga telah mengeluarkan fatwa halal dan suci untuk vaksin ini. Jadi tidak boleh ada keraguan lagi di masyarakat, mari bersama-sama keluar dari era pandemi ini,” tegasnya.

Setelah dilakukan pencanangan ini, vaksinasi terhadap tenaga kesehatan pun akan segera dilakukan. Untuk itu Harisson mewanti-wanti agar tak ada penolakan vaksin dari tenaga kesehatan, apalagi bagi tenaga kesehatan yang memenuhi syarat.

Baca Juga :  Peneliti Singapura Ungkap Tubuh Pendek Lebih Rentan Tertular Covid-19

“Nakes yang memenuhi syarat secara medis, secara kesehatan, tapi dia menolak, maka kami tidak akan terbitkan surat izin praktek maupun surat izin kerjanya. Artinya mereka tidak paham ilmu kesehatan. Tidak paham ilmu covid. Kalau nakes tidak mau divaksin, kami tidak akan berikan surat izin praktek dan izin kerja,” tegasnya.

Di hari ini juga, kata Harisson, Pontianak, Kubu Raya dan Mempawah juga melakukan vaksinasi. Sementara 11 kabupaten/kota lainnya masuk tahap pertama termin kedua.

“Mereka (11 kabupaten/kota) di bulan Februari, menunggu vaksin berikutnya datang ke Kalbar,” pungkasnya.

Adapun 14 orang pertama yang menerima suntikan vaksin covid di Kalbar di antaranya. Pangdam XII/Tanjungpura, Mayjen TNI Muhammad Nur Rahmad. Kemudian Kapolda Kalbar, Irjen Pol Sigid Tri Hardjanto yang menjadi orang kedua yang divaksin. Ketiga, Wakapolda Kalbar, Brigjen Pol Asep Safrudin. Keempat Ketua DPRD Kota Pontianak, Satarudin. Selanjutnya diikuti oleh Kepala Perwakilan BPKP Kalbar, Dikdik Sadikin.

Keenam yakni Kepala Dinas Kesehatan Kalbar, Harisson. Ketujuh, Ketua Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Kalbar, Haryanto. Kemudian diikuti tokoh Ikatan Keluarga Besar Madura (IKBM) Kalbar, Muhammad Fauzi. Orang ke sembilan yang divaksin yakni tokoh Muhammadiyah Kalbar, Sukino.

Wakil Ketua Muhammadiyah Kalbar, Iksanudin menjadi orang ke-10 yang divaksin. Ke-11, ada Pastor Paroki Katedral Santo Yosef Pontianak, Pastor Alexius Alex. Orang ke-12 merupakan Sekretaris Persatuan Gereja Indonesia (PGI) Kalbar, Pendeta Filemon Adi, Ketua Persatuan Wanita Tionghoa (Perwati) Kalbar, Linda Ango. Dan terakhir Dosen Universitas Tanjungpura, Nasikin Hakim.

Comment