Categories: Nasional

Dengan Pfizer Atau AstraZeneca, Lansia Bakal Disuntik Pada Maret 2021

KalbarOnline.com – Pelaksanaan vaksinasi Covir-19 di Indonesia akan dimulai untuk tenaga kesehatan terlebih dahulu pada Rabu 13 Januari dengan vaksin Sinovac asal Tiongkok. Bagaimana urut-urutan pelaksanaannya? Setelah tenaga kesehatan, lalu siapa lagi sasarannya?

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menjelaskan dari 260 juta rakyat Indonesia, penduduk di atas 18 tahun ada 188 juta. Lalu orang-orang yang masuk daftar seperti ibu hamil, komorbid dan pernah terpapar Covid-19 sekitar 7,2 juta.

“Masing-masing membutuhkan 2 dosis buffer stock 15 persen. Kita pakai asumsi efficacy rate 60 persen untuk keluar angka 426 juta dosis yang harus didatangkan untuk vaksinasi 188 juta orang,” jelas Budi dalam RDP di DPR, Selasa (12/1).

Tahapan pertama vaksinasi akan diberikan pada 1,48 juta tenaga kesehatan di Indonesia. Setelah itu, barulah petugas publik lalu lansia. “Nakes diberikan karena selalu terpapar pasien Covid-19 di garda terdepan. Lalu periode kedua, yakni 17,4 juta petugas publik (orang yang dalam tugasnya sehari-hari bertemu dengan banyak orang),” jelasnya.

Indonesia memang berbeda dengan negara lain karena meletakkan lansia di urutan belakang. Mengapa? Sebab menurutnya, uji klinis vaksin Sinovac di Indonesia baru sampai 18-59 tahun.

“Maka kami harapkan (vaksin Barat) AstraZeneca dan Pfizer yang akan datang adalah vaksin yang sudah uji klinis digunakan di atas 60 tahun. Maka akan mulai disuntikkan pad petugas publik lansia sekitar Maret. Lalu akhir April dilakukan untuk seluruh masyarakat,” kata Budi.

Untuk tahapan vaksinasi nakes, sebanyak 566 ribu nakes pertama akan disuntik pada Januari. Pada tahapan kedua di bulan Februari, sekitar 900 ribu nakes akan disuntik.

Maka, total ada 1,46 juta nakes atau 3 juta dosis vaksin yang bisa disuntikkan Januari-Februari. Lalu mengapa dua tahap? “Sebab pengirimannya 2 tahap yakni 1,2 juta, lalu 1,8 juta dosis,” paparnya

“Saya sampaikan saat deliver 1,2 juta ada 8 provinsi yang belum bisa lansgung terima semua, jaringan rantai dingin di kami kurang lengkap. Ini hambatan karena baru 1,2 juta sudah tak mampu, apalagi 17 juta dan 25 juta,” ujarnya.

Kemenkes terus melakukan komunikasi dengan pemerintah daerah. Sampai sekarang masih ada 2 provinsi yang belum selesai yakni Sumatera Utara dan Sumatera Selatan karena kapasitas penyimpanan rantai dingin belum mencukupi, sehingga baru dikirim sebagian.

Redaksi KalbarOnline

Leave a Comment
Share
Published by
Redaksi KalbarOnline

Recent Posts

Jadi Irup Peringatan Harkitnas 2024, Wabup Ketapang Bacakan Sambutan Menteri Kominfo RI

KalbarOnline, Ketapang - Dengan mengusung tema "Kebangkitan Kedua Menuju Indonesia Baru," Pemerintah Kabupaten Ketapang menyelenggarakan…

2 hours ago

Staf Ahli Bupati Hadiri Pelepasan Siswa Kelas IX SMPN 1 Ketapang

KalbarOnline, Ketapang - Staf Ahli Bidang Pemerintahan, Hukum dan Politik, Dharma menghadiri acara pelepasan peserta…

2 hours ago

Lupa Matikan Tungku, Satu Rumah di Desa Kubu Hangus Terbakar

KalbarOnline, Kubu Raya - Satu unit rumah bermaterial kayu di Dusun Tok Kaya, Desa Kubu,…

2 hours ago

Tak Terima Disebut Pengangguran dan Jadi Beban, Istri di Kapuas Hulu Babak Belur Dianiaya Suami

KalbarOnline, Putussibau - Satuan Reserse Kriminal Polres Kapuas Hulu menggelar press release tentang kasus tindak…

2 hours ago

Miris, Gadis 14 Tahun Jadi Korban Rudapaksa Tetangga

KalbarOnline, Pontianak - Seorang gadis berusia 14 tahun di Kota Pontianak menjadi korban rudapaksa oleh…

3 hours ago

Jadi Irup Peringatan Harkitnas, Bupati Fransiskus Bacakan Amanat Menteri Budi Arie

KalbarOnline, Putussibau - Bupati Kapuas Hulu, Fransiskus Diaan menjadi inspektur upacara pada peringatan Hari Kebangkitan…

3 hours ago