Sinyal Black Box Pesawat Sriwijaya Air SJ-182 Mulai Terlacak

KalbarOnline.com – Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) belum bisa menyimpulkan penyebab jatuhnya pesawat Sriwijaya Air PK-CLC. Semua tim kini masih berfokus mencari korban dan serpihan pesawat.

Tim Gabungan Operasi SAR Sriwijaya Air PK-CLC berhasil mendeteksi keberadaan black box pesawat yang hilang kontak dan jatuh di perairan Kepulauan Seribu itu.

Memulai operasi kemarin pagi (10/1), personel Badan SAR Nasional (Basarnas), TNI, Polri, Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Badan Keamanan Laut (Bakamla), serta petugas kementerian dan lembaga bergerak ke titik jatuh di antara Pulau Laki dan Pulau Lancang.

Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto turun langsung dalam operasi SAR kemarin. Hadi menuju titik jatuh dengan menggunakan KRI John Lie-358. ”Seluruh prajurit TNI di lokasi, khususnya TNI-AL, mendukung Basarnas untuk mengambil pecahan dan potongan pesawat PK-CLC,” ungkapnya kemarin. Tugas itu dilaksanakan secara terpadu. KRI Teluk Gilimanuk-531 yang bertolak dari Dermaga Jakarta International Container Terminal (JICT), Tanjung Priok, Jakarta, sejak Sabtu malam (9/1) menjadi mainship. Kapal yang mengangkut prajurit Satuan Komando Pasukan Katak Komando Armada (Kopaska Koarmada) I tersebut bertugas menerima berbagai temuan kapal-kapal lainnya. Dari kapal tersebut, temuan itu didistribusikan ke kapal angkut seperti KRI Parang-647 dan KRI Kurau-856 untuk dibawa ke JICT.

Tim Jawa Pos yang meliput operasi SAR pesawat rute Jakarta–Pontianak di KRI Teluk Gilimanuk-531 dan KRI Tjiptadi-381 melihat langsung kerja keras petugas untuk mengumpulkan setiap bagian pesawat nahas tersebut. Regu penyelam yang dikerahkan dari KRI Rigel-933, Satkopaska yang bergerak dari KRI Teluk Gilimanuk-531, dan pasukan Marinir yang bergerak dengan sea rider bahu-membahu menyisir titik jatuh.

Menjelang siang, upaya tersebut membuahkan hasil. Bagian-bagian pesawat yang menghunjam lautan dari ketinggian 11.000 kaki itu ditemukan. Mulai yang berukuran kecil hingga besar. Dari komponen bodi sampai mesin pesawat. Termasuk pakaian dan barang milik penumpang maupun kru pesawat. Di KRI Tjiptadi-381, tidak kurang dari lima potong pakaian dibawa dari lokasi pencarian ke JICT. Selain itu, bagian pesawat yang diduga komponen mesin diangkut kapal tersebut.

Baca Juga :  Festival Santet Bukan Menyantet Orang

Komponen lain pesawat bernomor penerbangan SJ182 yang dikumpulkan di KRI Tjiptadi-381 terdiri atas tabung oksigen keadaan darurat, bodi luar, bodi dalam, serta bagian lain pesawat yang menyerupai engsel ekor pesawat. Semua dibawa ke JICT dan dikumpulkan di posko yang sudah dibuat Basarnas. ”Tugas kami membantu pencarian di permukaan,” kata Komandan KRI Tjiptadi-381 Letkol Laut (P) Ricky Intriadi.

Untuk bagian-bagian pesawat yang berukuran besar, kata Hadi, personel di lapangan membutuhkan kapal berdaya angkat lebih besar. Dia memastikan bahwa kebutuhan tersebut akan dipenuhi. Mantan kepala staf Angkatan Udara (KSAU) itu mengungkapkan, keberadaan black box sudah terdeteksi. ”Terbukti dua sinyal yang dikeluarkan black box terus bisa dipantau dan sudah kami beri marking,” jelasnya.

Baca juga: Penuturan Warga Tanjung Kait, Dikira Petir Ternyata Pesawat Jatuh

Kedalaman laut yang berkisar 15–30 meter dipastikan tidak menjadi kendala. Cuaca yang kerap mendung dan hujan menjelang petang pun bukan masalah. Sebab, pencarian dilakukan selama 24 jam. Ketika situasi memungkinkan, penyelam TNI-AL langsung bergerak. Berdasar rekaman video yang diterima Jawa Pos dari Satkopaska Koarmada I dan Dislambair Koarmada I, kondisi di dasar titik jatuh pesawat itu sangat mengkhawatirkan.

Yang tampak dalam rekaman video itu bukan cuma bagian pesawat yang tercerai-berai. Barang-barang milik penumpang dan kru pesawat juga tampak berserakan. Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI Bagus Puruhito menambahkan, selain bagian pesawat dan barang-barang milik penumpang maupun kru, tim gabungan berhasil menemukan beberapa jenazah. ”Selanjutnya, kami serahkan ke KNKT dan DVI (Mabes Polri),” ujarnya.

Senada dengan Hadi, Bagus memastikan bahwa keberadaan black box sudah terkunci. Instansinya bersama KNKT sudah membawa peralatan khusus untuk mendukung pencarian kotak hitam yang dilakukan KRI Rigel-933. Alat bernama pinker finder atau ping locator finder itu bakal dibawa para penyelam yang onboard di KRI Rigel-933 untuk mencari black box. ”Mudah-mudahan tidak terlalu lama kami bisa dapatkan dua black box tersebut,” kata Kepala KNKT Soerjanto Tjahjono.

Baca Juga :  Garuda Terapkan Protokol Kesehatan Selama Penerbangan

Baca juga: Cari Pesawat Sriwijaya Air, TNI Kerahkan Berbagai Potensi SAR

Menurut Soerjanto, tim dari KNKT yang menggunakan kapal Baruna Jaya IV telah merapat ke KRI Rigel-933 yang berada di titik lokasi jatuhnya pesawat. Mereka merapat untuk mencari kotak hitam pesawat tersebut dengan menggunakan unit ping locator finder. KNKT menyiapkan tiga unit ping locator finder dan alat pendeteksi objek di bawah laut yang terdapat pada kapal Baruna Jaya IV milik Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).

Direktur Operasi Basarnas Brigjen TNI (Mar) Rasman menyatakan, apabila memungkinkan, Minggu malam pihaknya mengupayakan pengangkatan kotak hitam pesawat. Namun, kondisi dan cuaca malam juga dipertimbangkan. Jika tidak memungkinkan, penyelam tidak akan dikerahkan malam. ”Harapan kami, lebih cepat lebih baik,” ujar pria yang dipercaya sebagai SAR mission coordinator Sriwijaya Air PK-CLC itu.

Rasman menyampaikan, perkembangan signifikan dari operasi SAR kemarin tidak lain berkat kerja sama semua pihak. Berdasar data yang dia terima, tidak kurang dari 50 kapal bergerak ke titik jatuh. Semuanya berusaha mencari pesawat yang hilang kontak dan jatuh Sabtu sore tersebut. Bukan hanya itu, helikopter dan pesawat dari berbagai instansi juga turut membantu. ”Seluruhnya ada 2.123 orang (yang ikut mencari),” imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Subkomite Kecelakaan Penerbangan KNKT Nurcahyo Utomo mengungkapkan, pihaknya telah mengirimkan tim menuju lokasi jatuhnya pesawat. ”Ada tiga investigator yang berangkat ke Tanjung Priok menggunakan kapal Baruna Jaya IV. Pindah ke KRI Rigel bergabung dengan tim untuk melakukan proses pencarian. Jadi, belum ada perkembangan. Penyelidikan masih berlangsung,” katanya kemarin.

Tim investigator lain juga mengumpulkan data di Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan atau Airnav Indonesia.

Saksikan video menarik berikut ini:

Comment