Keluarga Korban Sriwijaya Air: Kami Berharap Ada Keajaiban dari Tuhan

KalbarOnline.com – Magdalena, ibu kandung salah satu korban kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ-182 atas nama Ricko Mahulette, berusaha tetap tegar di tengah musibah yang menimpa putra dan puluhan penumpang pesawat lainnya. Meski tertutupi masker, matanya telihat berkaca-kaca.

Dikutip dari Antara, dokter yang bertugas di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Labuang Baji ini tetap menunggu kepastian hasil pencarian tim penyelamat dan berharap ada keajaiban.

“Kami masih menunggu informasi, Bapak (Damianus Mahulette) bersama istri Ricko (Martasari) tadi sudah berangkat ke Jakarta,” kata Magdalena, Minggu.

Rumah di kompleks Puri Kencana Asri, Kecamatan Tamalanrea, Kota Makassar Sulawesi Selatan yang ditempatinya mulai ramai dikunjungi kerabat dan rekan kuliah korban. Karangan bunga pun mulai menghiasi di sekitar pekarangan rumahnya. Sesekali Mangdalena menarik napas panjang, terisak, saat menerima tamu yang datang untuk memberikan semangat.

Kepribadian Ricko, menurut dia, sangat baik dan manja. Bahkan, sering menganggu adiknya yang perempuan kini telah menjadi dokter di Rumah Sakit Pelamonia Makassar.

“Anak saya dua, Ricko anak pertama dan sudah bekerja di PLN Pontianak, adiknya perempuan dokter di RS Pelamonia. Selalu diganggu-ganggu adiknya kalau datang,” kisahnya.

Baca Juga :  Buka Pekan Kebudayaan Nasional, Jokowi Kirim Pesan untuk Para Seniman

Ricko juga anak yang rajin, pintar, gigih serta tekun belajar. Ia tidak mau kuliah selain di Universitas Hasanuddin, Fakutas Teknik. Jurusan Teknik Sipil dan lulus pada tahun 2005.

Selanjutnya, melanjutkan pendidikan strata dua (S-2) di Institut Teknologi Bandung (ITB), Jawa Barat dengan jurusan yang sama. Selesai pada tahun 2008.

Usai menamatkan kuliah masternya, pendaftaran calon pegawai PT PLN terbuka, lalu dia mendaftar dan dinyatakan lolos seleksi PLN di Kalimantan Timur, hingga akhirnya ditempatkan di PLN Pontianak, Kalimantan Barat selama 8 tahun.

Sempat namanya bermasalah waktu lulus di PLN karena mengikutkan nama ayahnya, Ricko Mahulette. Memang sejak pindah di Makassar SD kelas dua sampai selesai sarjana namanya Ricko di ijazah, dan akhirnya nama Ricko saja dipakai.

Pindah Pesawat

Magdalena menceritakan, ia masih ingat saat Ricko yang kini berusia 32 tahun itu memboyong anak dan istrinya dari Pontianak untuk ikut merayakan Natal 2020 dan Tahun Baru 2021 di Makassar.

Suasana ceria dan menyenangkan bersama cucu pertamanya, Gafi Borneo Mahulette, 6, selama liburan masih berbekas di benaknya. Hingga akhirnya Ricko harus pulang terlebih dahulu ke Pontianak untuk menjalankan tugas.

Baca Juga :  Dukcapil Kemendagri Ganti 16 Ribu Dokumen KK Korban Banjir di Kalsel

“Sudah ada tiket pulang dibeli istrinya. Tapi Ricko memilih pulang terlebih dahulu ke Pontinak karena masuk kerja,” kata Magdalena.

Magdalena menuturkan, Ricko seharusnya menumpang maskapai Nam Air. Namun, karena alasan yang belum diketahui, Ricko dan penumpang lainnya kemudian dipindahkan ke Sriwijaya Air SJ-182.

“Sempat kasih kabar pesawat dia naiki Nam Air, tetapi dipindahkan lagi ke Sriwijaya,” tuturnya.

Magdalena sama sekali tidak berpikiran negatif, hingga kabar duka itu datang setelah ia melihat informasi dari televisi bahwa pesawat yang ditumpangi Ricko hilang kontak. Belakangan, disebutkan bahwa pesawat itu mengalami kecelakaan di Perairan Pulau Lancang, Kepulauan Seribu, Jakarta, Sabtu (9/1).

Kini, Magdalena hanya bisa pasrah menunggu kabar lebih lanjut. Meski demikian, ia masih berdoa dan berharap putranya bisa selamat dari musibah tersebut.

“Mudah-mudahan masih ada harapan. Kalaupun hasilnya nanti begitu (meninggal), akan kembali dibicarakan keluarga bagaimana nantinya. Kami berharap ada keajaiban dari Tuhan,” ujarnya.

Comment