Seorang Polisi Tewas Akibat Bentrok Dengan Massa Pro Trump di Gedung Capitol

KalbarOnline.com – Seorang petugas Kepolisian Capitol AS meninggal karena luka-luka yang dideritanya selama bentrokan dengan pendukung Presiden Donald Trump, yang menyerbu gedung Capitol untuk mencegah Kongres menetapkan Joe Biden sebagai Presiden Amerika.

Polisi yang meninggal itu bernama Brian D Sicknick. Ia menderita cedera saat bertugas, secara fisik terlibat dengan perusuh di US Capitol. Ia meninggal Kamis (7/1/2021) malam.

“Dia kembali ke kantor divisi dan pingsan. Dia dibawa ke rumah sakit setempat di mana dia meninggal karena luka-lukanya,” bunyi pernyataan pihak kepolisian setempat seperti dilansir Aljazeera, Jumat (8/1/2021).

Kematian Sicknick akan diselidiki oleh Cabang Pembunuhan Departemen Kepolisian Metropolitan, Kepolisian Capitol, dan penyelidik federal.

Para pemimpin Demokrat dari House Appropriations Committee mengatakan, “kehilangan tragis” seorang petugas Kepolisian Capitol “harus mengingatkan kita semua tentang keberanian petugas penegak hukum yang melindungi kita, kolega kita, staf Kongres, korps pers, dan pekerja penting lainnya,”.

Baca Juga :  Dinas Bangunan dan Penataan Ruang Kota Tangsel Rampung Bangun Dua RSUD

Jumlah orang yang tewas akibat penyerbuan Capitol sekarang menjadi lima. Tiga anggota gerombolan pro-Trump tewas karena keadaan darurat medis, dan satu lagi ditembak di dalam gedung.

Polisi menolak dukungan

Setelah rapat umum di mana Trump mendesak para pendukungnya untuk “berjuang” untuk membatalkan pemilu 3 November, dia kalah, ratusan dari mereka menyerbu Capitol pada hari Rabu, memaksa para senator dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat untuk mengungsi saat mereka memecahkan jendela dan melakukan penjarahan.

Kantor berita Associated Press melaporkan bahwa tiga hari sebelum pendukung Trump melakukan kerusuhan di Capitol, Pentagon telah bertanya kepada Polisi Capitol apakah itu membutuhkan tenaga Garda Nasional.

Baca Juga :  Bertambah Lagi Kasus Positif Corona Jadi 27 di Indonesia, Berikut Rinciannya

Dan saat massa turun ke gedung pada hari Rabu, para pemimpin Departemen Kehakiman mengulurkan tangan untuk menawarkan agen FBI. Namun, polisi menolaknya dua kali, menurut pejabat senior pertahanan dan dua orang yang mengetahui masalah tersebut.

Meskipun ada banyak peringatan tentang kemungkinan pemberontakan dan banyak sumber daya dan waktu untuk bersiap, Kepolisian Capitol hanya merencanakan demonstrasi kebebasan berbicara.

Akibatnya, dan di bawah tekanan dari Chuck Schumer, Nancy Pelosi dan pemimpin kongres lainnya, kepala Kepolisian Capitol AS Steven Sund terpaksa mengundurkan diri.

Trump, yang awalnya memuji para pendukungnya, kemudian mengutuk kekerasan tersebut, mengatakan para perusuh telah mencemari kursi demokrasi Amerika dan harus dimintai pertanggungjawaban. [ind]

Comment