Edukasi Soal 3M Pada Anak Perlu Kreativitas Orang Tua

KalbarOnline.com – Pandemi Covid-19 hingga saat ini masih belum melandai. Bahkan, kasus per hari ini, Jumat (8/1), angka kasus positif Covid-19 telah melewati rekor tertinggi, yakni menjadi 808.340 atau naik 10.617 kasus.

Pemerintah pun telah melakukan berbagai upaya dalam rangka menekan penyebaran virus dengan berbagai kebijakan. Yang terbaru adalah menerapkan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) untuk wilayah Pulau Jawa dan Bali pada 11–25 Januari mendatang.

Kemudian, kebijakan lainnya adalah penerapan protokol kesehatan 3M, yaitu wajib memakai masker, wajib mencuci tangan dengan sabun serta wajib menjaga jarak dan menghindari keramaian.

Namun, bagi anak kecil, khususnya yang masih berusia di bawah lima tahun, protokol kesehatan seperti itu sulit untuk diberitahukan hanya lewat kata-kata saja. Perlu kreatifitas dalam penyampaiannya.

Baca Juga :  Oso Sebut Pemilihan Kalbar Jadi Tuan Rumah Rakernas IKA-PMII 2023 Sudah Tepat

Ketua Umum Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi mengatakan bahwa orang tua perlu berdialog secara menyenangkan bersama anak untuk mengenalkan protokol kesehatan, misalnya saja menyanyi.

’’Dunia anak adalah dunia bermain, dunia anak adalah dunia dongeng, dunia gembira. Bisa dengan nyanyi dengan ciptakan lagu-lagu atau mendongeng mungkin. Mungkin ada boneka (diibaratkan manusia) nih, mulai dongeng, ini kenapa jadi sakit nih, ya karena nggak pakai masker, ayo pakai masker yuk. Ajak seperti itu,’’ terangnya beberapa waktu lalu.

Baca Juga :  Sektor Pendidikan Berpotensi Tekan Penyebaran Virus Terbesar


Kreativitas, persahabatan, semangat serta penuh kegembiraan adalah cara terbaik dalam mengajak anak menerapkan apa yang disampaikan. ’’Ciptakanlah rumahku adalah istanaku, rumahku adalah surgaku, sehingga dengan demikian anak-anak nyaman di rumah tidak ingin buru-buru keluar dan stres,’’ ujar pria yang sering dipanggil Kak Seto tersebut.

Dia pun berpesan kepada seluruh orang tua yang memiliki balita agar membuat komunikasi yang menyenangkan agar anak tersebut tidak cepat bosan. ’’Kuncinya memang hanya di ayah dan ibu atau wali paling tidak mungkin ada nenek di rumah, ciptakanlah suasana penuh persahabatan tanpa ada konflik atau kekerasan anak,’’ pungasnya. (*)

Comment