Identitas Tunawisma yang Ditemui Risma Terkuak: Nursaman Bukan ‘Gelandangan’ Tapi Malaikat

KalbarOnline.com – Aksi blusukan Risma menuai banyak pertanyaan dari masyarakat, khususnya warga Ibu Kota.  Pasalnya, Risma menemukan gelandangan di Jalan Sudirman-Thamrin, Jakarta Pusat, yang diketahui steril dari tunawisma. Bahkan seorang Wagub DKI Jakarta sendiri merasa baru dengar ada tunawisma selama belasan tahun dia tinggal di Jakarta.

Perlahan tapi pasti, sosok diduga tunawisma yang viral tersebut terkuak. Namanya Nursaman (68). Ia merupakan sosok yang disebut tunawisma dalam rilis Kementerian Sosial. Ia mengakui dirinya didatangi Menteri Sosial Tri Rismaharini di kawasan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Senin (4/1/2021).

“Iya itu saya, waktu Senin, ketemu orang pakai baju putih (Risma) di Jalan Sudirman,” kata Nursaman melansir CNNIndonesia.com, Kamis (7/1/2021).

Dalam rilis resmi Kemensos, tak ada tunawisma bernama Nursaman yang ditemui Risma. Saat itu, Risma menemui gelandangan bernama Faisal, Kastubi, dan Fitri.

Nursaman menegaskan bahwa namanya bukanlah Kastubi. Dalam foto Kemensos, sosok yang disebut Kastubi mirip dengan Nursaman. Namun, Nursaman tak menjawab banyak saat ditanya soal pertemuannya dengan Risma pada Senin lalu.

Sementara itu, beberapa orang di sekitar lokasi bahkan mengingatkan Nursaman untuk tak langsung mengakui foto tersebut. “Jangan iya-iya aja lu, ini bukan mau dikasih uang, liat baik-baik itu di foto, lu apa bukan,” kata seorang juru parkir kepada Nursaman.

Nursaman hanya mengatakan dirinya menolak dibawa ke Balai Rehabilitasi Sosial Eks Gelandangan dan Pengemis “Pangudi Luhur”, Bekasi. “Enggak mau dibawa ke Bekasi. Seenaknya di kampung orang, saya enggak mau,” ujarnya.

Seperti diketahui, aksi blusukan Risma menuai banyak pertanyaan dari masyarakat, khususnya warga Ibu Kota. Dalam aksinya hari itu, Risma menemukan tiga orang Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS), yakni Faisal, Kastubi, dan Fitri.

Baca Juga :  Munas Apeksi: Jokowi Apresiasi Kinerja Walikota, Airin Dorong Pemda Berinovasi Saat Pandemi

Salah satu di antaranya, yaitu Kastubi yang disebut mirip dengan seorang penjual poster Soekarno di kawasan Pasar Minangkabau, Manggarai, Jakarta Selatan.

Sebelumnya, Kepala Biro Humas Kementerian Sosial Wiwit Widiansyah seperti dilansir dari kompas.com menjelaskan, maksud dan tujuan blusukan Risma ke sejumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial. Menurut dia, blusukan itu dalam rangka menyasar program Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS).

“Sasaran PPKS ini seperti gelandangan, pengemis, dan kelompok rentan lainnya,” kata Wiwit.

Ia melanjutkan, tujuan blusukan yang dilakukan Mensos adalah untuk melakukan pemetaan masalah sosial dan melihat langsung kebutuhan dari PPKS. Hal ini, kata dia, diperlukan agar Kemensos dapat mencarikan solusi dari masalah-masalah yang dialami para PPKS.

“Agar dapat dicarikan solusinya secara komprehensif dan terkoordinasi dengan kementerian/lembaga dan pemda terkait,” kata dia.

Pengakuan Warga Sekitar

Melansir CNNIndonesia.com, media pun mencoba mendatangi lapak penjual poster Soekarno tersebut pada Kamis (7/1/2021). Doni Beka (60) adalah sosok menjual poster Soekarno sejak 1973.

Doni mengaku sehari-hari hanya menjual poster di Pasar Minangkabau. Ia membantah jika disebut sebagai sosok tunawisma yang ditemui Risma di kawasan Thamrin.

Doni mengatakan Nursaman bukan penjual poster Soekarno seperti yang disebut di media sosial. Menurutnya, Nursaman hanya sekedar membantu dirinya.

“Dia bukan jual poster Soekarno, dia memang suka bantu-bantu saja, asal dikasih uang dia mau bantu,” ujarnya.

Baca Juga :  Sederet Tokoh Ditangkap dan Ditersangkakan, KAMI Sampaikan 7 Poin Pernyataan Sikap Resmi

Doni menyebut Nursaman juga sering membantu jual es kelapa muda di sebelah tokonya. Nursaman juga sering membantu menambal ban jika dibutuhkan. Lapak tambal ban juga bersebelahan dengan toko milik Doni.

Pengakuan Penjual es Kelapa

Sementara pemilik es kelapa muda, Iin (60) mengatakan Nursaman memang sering membantu dirinya berjualan. Iin menyebut Nursaman selalu mau diminta tolong asal dibayar.

“Dia mah asal dibayar mau bantuin, biasanya bantuin di sini, bantuin buka kelapa, apa nambal ban,” sambung Iin.

Nursaman juga dikenal mulai pikun lantaran usianya yang sudah lanjut. Beberapa warga sekitar bahkan memanggil Nursaman ‘malaikat’ lantaran rambutnya yang memutih.

“Oh, Pak Nur, dipanggilnya malaikat kalau di sini, tapi gitu, kadang suka lupa-lupa kalau ditanyain,” kata seorang warga saat ditunjukkan foto blusukan Risma.

Bukan Tunawisma

Warga sekitar lain yang enggan disebut namanya bercerita sering melihat Nursaman di lapak es kelapa muda milik Iin.

Ia menyatakan bahwa Nursaman bukanlah seorang tunawisma. Tidak diketahui jelas dari mana asal Nursaman, tapi dirinya sering terlihat menetap di rumah Iin.

Nursaman juga dulunya adalah seorang supir bajaj yang suka mangkal di sekitar Pasar Minangkabau. Menurut Andi, saat ini Nursaman bekerja serabutan.

“Dulu Pak Nur itu supir bajaj, suka diem di Pasar Minangkabau, sekarang udah enggak pernah lihat bawa bajaj lagi, tapi kalau diminta bantuin apa dia mau asal dikasih uang,” ujarnya. [ind]

Comment