Meski Tak Fatal, Ahli Sebut Strain Baru Covid-19 Bisa Jadi Bom Waktu

KalbarOnline.com – Mutasi baru strain Covid-19 B117 yang muncul pertama kali di Inggris membuat dunia panik. Sejumlah negara bahkan sampai menutup perjalanan dari atau ke negara masing-masing. Menurut para ahli, strain baru ini memang tidak lebih fatal, tetapi diyakini jadi pemicu atas peningkatan jumlah kasus di negara yang sudah melakukan soft lockdown.

Pada pertengahan November 2020, Inggris mencapai lebih dari 33 ribu kasus harian. Rekor tersebut terpecahkan setelah pada 17 Desember 2020, lebih dari 35 ribu infeksi baru dicatat dan dilaporkan.

Dilansir dari Science Times, Selasa (5/1), fakta bahwa negara itu mencatat jumlah kasus virus Korona tertinggi pada hari terakhir Desember 2020 telah menunjukkan bahwa jumlah yang lebih besar diperkirakan akan dilaporkan dalam beberapa hari mendatang dan bahkan beberapa minggu ke depan. Lonjakan kematian diperkirakan akan terlihat dalam beberapa minggu ke depan karena beberapa pasien yang baru saja didiagnosis dengan Covid-19 mungkin tidak selamat dari infeksi.

Baca juga: Ahli Singapura Ungkap Cara Jitu Kendalikan Mutasi Strain Baru Covid-19

Meski demikian, para peneliti memiliki banyak kabar baik tentang B117. Strain yang bermutasi ini tidak mengakibatkan kasus yang parah, oleh karena itu dikatakan tidak lebih fatal.

Baca Juga :  Peringatan Sekolah, Jangan Lempar Anak Anda

Salah satu variasi genetik juga memungkinkan dokter untuk mengidentifikasi varian baru dengan tes PCR alih-alih pengurutan genetik yang lebih kompleks. Penelitian terbaru menilai bahwa jenis baru virus Korona mungkin tidak dapat menginfeksi mereka yang sudah menderita Covid-19, dan ini adalah kabar baik. Ini juga merupakan tanda bahwa vaksin akan mencegah Covid-19 mencapai keparahan setelah infeksi dari strain baru tersebut, seperti varian lainnya.

Bom Waktu

Hanya saja, terlepas dari kabar baik tersebut, beberapa ilmuwan khawatir bahwa tingkat penularan mutasi yang lebih tinggi di Inggris kemungkinan masih mengakibatkan lebih banyak kematian dalam waktu dekat. Sebuah artikel di The Atlantic menggambarkan virus yang bermutasi itu sebagai bom waktu, menjelaskan mengapa mutasi di Inggris cukup berbahaya.

Lebih lanjut, artikel tersebut mengutip contoh sederhana yang diposting oleh profesor London of School of Hygiene and Tropical Medicine Adam Kucharski di Twitter. Secara khusus, profesor membandingkan peningkatan 50 persen dalam kematian akibat virus dengan peningkatan 50 persen dalam penularan.

Baca Juga :  Negara Lain Resesi Akibat Pandemi, Ekonomi Vietnam Justru Tumbuh

Berdasarkan keterangan Jonson, B117 diperkirakan lebih dari 70 persen menular dibandingkan dengan jenis lainnya. Studi awal tentang varian tersebut menetapkan bahwa mutasi akan lebih dari 50 persen lebih menular. Virus yang bermutasi dianggap lebih efektif dalam menempel pada sel, yang dapat mengakibatkan peningkatan viral load karena virus akan masuk ke lebih banyak sel dan bereproduksi lebih baik dibandingkan dengan jenis lain.

Kucharski mencatat angka dengan tingkat reproduksi virus 1,1; risiko kematian 0,8 persen; 10.000 penularan aktif; dan waktu generasi infeksi enam hari. Mengingat angka-angka tersebut, kata sang profesor, jika angka kematian meningkat 50 persen, jumlah kematian naik menjadi 193 kasus. Lebih lanjut, jika tingkat penularan meningkat 50 persen, jumlah kematian akan meningkat menjadi 978 kasus hanya dalam waktu satu bulan.

Eksperimen tersebut menggarisbawahi fakta bahwa infeksi yang lebih menular dapat berakibat lebih fatal tanpa menyebabkan penyakit yang parah. Namun, sampai vaksin yang memadai tersedia, negara-negara dapat mempertimbangkan penegakan tindakan keamanan protokol kesehatan lebih ketat untuk mengurangi bahaya B117.

Saksikan video menarik berikut ini:

Comment