Kepatuhan Masyarakat akan Prokes Mulai Longgar, Doni Monardo Minta ini

KalbarOnline.com – Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Doni Monardo meminta seluruh pemangku kebijakan di daerah untuk mengaktifkan kembali posko-posko Covid-19, guna meningkatkan kedisiplinan masyarakat di tingkat kelurahan hingga mencakup RT dan RW. Adapun yang mendasari tentang perlunya posko Covid-19 di daerah adalah adanya perubahan perilaku masyarakat dalam mematuhi protokol kesehatan.

Terlihat, kata dia, tingkat kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan mulai longgar. Hal itu pula yang menjadi penyebab angka kasus Covid-19 kembali naik di sejumlah daerah.

“Jadi, mohon berkenan tahun anggaran baru, Bapak dan Ibu Bupati, Wali Kota dan juga Gubernur bisa mengalokasikan dana untuk tersedianya posko. Mulai dari tingkat provinsi sampai dengan paling tidak tingkat kelurahan. Syukur kalau anggarannya cukup bisa sampai tingkat RT dan RW,” ujar Doni dalam keterangannya, Selasa (5/1).

Lebih lanjut, Doni optimistis apabila hal tersebut dapat dilakukan, maka kasus aktif yang terus meningkat dapat ditekan kembali. Sebab, kunci dari keberhasilan memutus mata rantai penularan Covid-19 adalah peran serta masyarakat sebagai garda terdepan.

Baca Juga :  Bertolak ke Pontianak, Wapres Ma'ruf Akan Hadiri Peringatan Hari Lahir Nasional Nabi Kong Zi ke-2573

“Kalau ini bisa dilakukan, maka kami yakin kasus aktif yang selama ini cukup tinggi bisa kita tekan kembali,” katanya.

Doni menjelaskan, tingkat kepatuhan terhadap protokol kesehatan 3M – wajib mencuci tangan dengan sabun, wajib memakai masker, dan wajib menjaga jarak menghindari kerumunan – mulai berkurang. Kesimpulan ini didapatkan dari hasil monitoring di beberapa daerah oleh tim dengan jumlah ribuan orang.

Dia juga mengatakan bahwa hasil dari monitoring lapangan tersebut juga dapat dipantau oleh Pemerintah Daerah melalui situs resmi Satgas Penanganan Covid-19 maupun dari dashboard Bersatu Lawan Covid-19. “Sudah ratusan juga orang yang telah dipantau oleh para pelapor yang jumlahnya mencapai ribuan orang,” ungkapnya.

Sebagai informasi, kasus aktif secara nasional berada pada angka 14,26 persen. Hal itu mengalami penurunan selama dua bulan terakhir.

Kemudian untuk angka kesembuhan berada pada 82,77 persen. Hal itu juga mengalami penurunan dibandingkan pada periode dua bulan yang lalu.

Baca Juga :  Gerbang Kapitalisme Agraria Dinilai Terbuka Melalui UU Cipta Kerja

Selanjutnya kasus harian aktif dilaporkan ada sebanyak 772.103 orang yang terpapar Covid-19. Di sisi lain, kasus sembuh sudah mencapai 639.103 orang.

Berikutnya untuk angka kematian sebesar 22.911, yang secara nasional masih berada di bawah rata-rata angka kematian global dengan selisih 0,81 persen. Data tersebut menunjukkan bahwa kasus kematian masih cukup tinggi meskipun kasus aktif dan angka kesembuhan sudah jauh dari rata-rata global, tetapi lebih rendah dibandingkan November dengan selisih 12,83 persen.

Menurut Doni, selisih penurunan dan peningkatan kasus yang terjadi di Indonesia pada dua bulan terakhir terjadi karena beberapa faktor, salah satunya adalah adanya libur panjang. “Setelah libur panjang kita lihat peningkatan kasusnya luar biasa ketat,” ujar Doni.

“Ini alarm bagi kita semua. Mohon ini kita cermati, terutama di daerah yang secara rutin setiap hari laporan yang kami terima belum mengalami penurunan,” pungkasnya.

Comment