Bantuan Dana Pandemi Covid-19 Macet, Rumah Kongres jadi Sasaran

KalbarOnline.com – ’’Di mana uangku?’’ Kalimat itu tertulis di tembok rumah senator Mitch McConnell. Tulisan bernada sumpah serapah lainnya juga ada di tembok rumah Pemimpin House of Representative Nancy Pelosi.

Vandalisme sepertinya tidak cukup. Pelaku bahkan menaruh kepala babi yang baru dipenggal. Kini tulisan-tulisan di rumah Pelosi itu ditutup dengan plastik hitam. ’’Vandalisme dan politik yang didasari rasa takut tidak memiliki tempat di masyarakat kita,’’ tegas McConnell Sabtu (2/1) setelah kejadian seperti dikutip BBC.

Pelaku diduga ingin menekan petinggi Partai Demokrat dan Republik tersebut. Mereka sepertinya geram dengan dana stimulus Covid-19 yang tak kunjung cair. Selasa (29/12), Dewan Perwakilan Amerika Serikat sudah menggelar voting untuk menaikkan bantuan terhadap tiap individu yang terdampak. Yaitu, dari USD 600 (Rp 8,4 juta) menjadi USD 2.000 (Rp 28,1 juta).

Baca juga: Trump Masih Ngotot Pertahankan Kursi Presiden, Coba Peluang di Kongres

Baca Juga :  Indonesia Batalkan Pencalonan Jadi Tuan Rumah Tiga Ajang Bergengsi

Sayangnya, rencana pemberian bantuan tersebut tidak disetujui senat yang mayoritas dikuasai Republik. Padahal, penduduk sangat membutuhkan stimulus yang sudah dibahas berbulan-bulan itu. Selama pandemi, banyak perusahaan yang merumahkan pegawainya. Angka pengangguran di AS meningkat.

Di sisi lain, belum ada tanda-tanda Covid-19 bakal mereda. Alih-alih, target vaksinasi justru tidak terpenuhi. Angka penularan terus membubung tinggi. Pada Sabtu, ada lebih dari 277 ribu kasus baru. Total, kasus mencapai 20,4 juta dan angka kematiannya lebih dari 350 ribu jiwa.

Sejak beberapa bulan lalu, mayoritas rumah sakit di AS sudah kekurangan tenaga medis. Mereka kewalahan menghadapi gelombang kedatangan pasien. ’’Jika kita mengalami lonjakan lagi, ini akan menjadi kehancuran total sistem perawatan kesehatan,’’ terang Dr Brad Spellberg, kepala petugas medis di Southern California Medical Center, Los Angeles County University.

Baca Juga :  Dapat Akses Transisi Pemerintahan, Biden Segera Menuju Gedung Putih

Saat ini di beberapa rumah sakit sudah kekurangan ruangan. Kantor dan ruang istirahat sudah beralih fungsi jadi kamar pasien.

Situasi di AS bisa memburuk karena kasus penularan Covid-19 varian baru, B.1.1.1, sudah terdeteksi di California, Florida, dan Colorado. Padahal, mereka yang tertular tidak memiliki riwayat bepergian ke Inggris. B.1.1.1 kali pertama muncul di Inggris dan memiliki kemampuan penularan lebih cepat 70 persen dibanding varian yang lama.

Keadaan di Inggris pun tidak lebih baik. Mereka juga mengalami lonjakan kasus. Asosiasi guru di Inggris meminta pemerintah agar meliburkan siswanya dua pekan lagi.

Permintaan itu dibuat setelah pada Sabtu, ada 57.725 kasus baru. Total kematian di Inggris mencapai 75 ribu jiwa. Sebentar lagi Inggris mungkin akan menggantikan Italia sebagai negara yang terdampak paling parah di Eropa.

Saksikan video menarik berikut ini:

Comment