Mantan Bintang Nasional, Latih Anak-Anak di Kampungnya Secara Gratis

KalbarOnline.com-Setelah pensiun pada 2006, mantan bintang voli pantai nasional Rama Supriadi ternyata masih aktif dalam dunia voli.

Bukan sebagai pemain atau pelatih klub. Namun, dia melatih voli untuk anak-anak di kampung halamannya di Pasuruan, Jawa Timur. Hal itu dia lakukan tanpa pungutan biaya sepeser pun.

Sabtu sore dan Minggu pagi adalah hari yang paling dinantikan Rama Supriadi. Sebab, dia akan berjumpa dengan anak-anak yang bersemangat bermain voli. Kegiatan tersebut digelar di lapangan dekat rumahnya di Desa Pucang Ngerong, Gempol, Pasuruan.

Baca Juga: Liga Tertinggi Nasional, Bisa Jadi Contoh Kompetisi Lain di Indonesia

Rama menceritakan, sebenarnya kegiatan itu sudah dimulai empat tahun lalu. Tetapi baru rutin dilakukan setahun belakangan.

Dia mendirikan komunitas voli bernama Alfa dan komunitas E& (Edan) Voli. Semuanya adalah wadah bagi para penggila voli.

”Latihan sama saya gratis. Nggak ada pungutan apa pun. Nanti saya ajari semua tentang voli. Bagi yang mau datang, silakan saja,” kata Rama kepada Jawa Pos.

Yang datang pun beragam. Kebanyakan memang anak-anak berusia 10–12 tahun. Rama pun membuat jadwal. Khusus anak-anak pemula diberi jadwal pagi. Itu bagi mereka yang memang memiliki program khusus menjadi pemain voli.

Baca Juga :  Reza/Sabar Menang, Tim Banteng Samakan Kedudukan dengan Tim Harimau

”Baru jam 9 ke atas itu bebas. Mau siapa saja. Yang sudah tua, yang muda, dari klub mana pun, saya latih. Saya tidak ada batasan. Saya ajari gimana jadi juara,” ucap pria kelahiran Pasuruan, 8 Desember 1976, tersebut.

Rama tidak menampik bahwa ada keterbatasan dari kegiatannya itu. Karena dilakukan secara sukarela, fasilitas juga seadanya. Dia sendiri sudah menyiapkan net dan beberapa bola.

”Kalau bolanya kurang, bagi yang punya bola dibawa. Jelek-jelek nggak apa-apa. Yang nggak punya sepatu, nggak usah pakai. Yang penting latihan dulu. Itu gampang,” tutur pria yang sekarang bekerja di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Sidoarjo tersebut.

Meski sarana dan prasarana terbatas, Rama sangat menikmati kegiatan yang dia gelar. Bagi dia, setiap yang datang latihan adalah mereka yang benar-benar mencintai voli.

Baca Juga :  Tunggal Kita No 322 dan 247 Dunia Kompak Sapu Bersih, Tapi Beda Nasib

”Asyik saja menjalaninya. Setiap momen itu keindahan buat saya,” ujar peraih perunggu voli pantai pada Asian Games 2006 tersebut. Saat meraih perunggu itu, Rama berpasangan dengan Agus Salim.

Dari semua kegiatan itu, Rama memiliki cita-cita bisa mencetak bibit-bibit voli dari kota kelahirannya. Dia mengakui bahwa mencetak bibit-bibit atlet itu tidak gampang.

”Ternyata nggak gampang membina usia pemula. Dulu, ketika memegang pelatda, itu kan sudah separo jadi. Justru paling sulit memang menata dari nol. Sabarnya luar biasa,” ungkapnya.

Namun, kesulitan tersebut tidak menyurutkan langkahnya untuk memberikan kontribusi bagi dunia voli tanah air. Khususnya untuk voli pantai. Rama juga berharap suatu saat nanti Pasuruan memiliki lapangan voli pantai sendiri.

”Saya membuat kompetisi akhir pekan. Dari situ mudah-mudahan ada anak-anak yang bisa tertarik. Lalu dilatih dan diarahkan ke panggung yang lebih besar,” papar Rama.

Comment