Jalan Panjang Tiongkok Luncurkan Vaksin Sinovac yang Dipercaya Dunia

KalbarOnline.com – Dunia sudah memiliki setidaknya 2 vaksin Covid-19 yang manjur dan sudah mengantongi persetujuan dari otoritas negara masing-masing. Yakni vaksin Pfizer dan Moderna dengan tingkat kemanjuran di atas 90 persen. Lalu bagaimana dengan nasib vaksin Tiongkok seperti Sinovac, Sinopharm, dan CanSino?

Sinovac hingga saat ini belum mengumumkan tingkat kemanjuran atau efikasi mereka. Uji klinis fase 3 juga masih dilakukan di sejumlah negara seperti Brasil dan Indonesia. Baru-baru ini vaksin Sinovac dalam uji coba di Brasil baru mencapai di atas 50 persen efikasinya. Sementara di Turki sudah di atas 91 persen.

Kondisi ini memicu ketidakpercayaan publik terhadap vaksin Covid-19 asal Tiongkok. Dilansir dari Bloomberg, Selasa (29/12), vaksin Tiongkok dimaksudkan untuk mencetak kemenangan diplomatik yang jelas bagi Beijing, bersaing dengan vaksin Barat.

Baca Juga: Beda dengan Brasil, Turki Pastikan Vaksin Sinovac Manjur 91,25 Persen

Tetapi hanya ada sedikit informasi terkait vaksin Tiongkok yang berhasil dalam uji klinis tahap akhir. Sejauh ini pengumuman baru dilakukan oleh Uni Emirat Arab dan Tiongkok sendiri dalam penggunaan izin darurat sejauh ini.

Sementara itu, beberapa perusahaan vaksin AS dan Eropa telah menerbitkan data tentang keamanan dan kemanjuran vaksin mereka dan mulai menerapkannya seperti di Inggris. Ketidakpastian itu menghadirkan hambatan lain dalam upaya Tiongkok untuk memperluas pengaruh politiknya di Asia, Afrika, dan Amerika Selatan.

“Tiongkok memiliki peluang besar untuk melakukan diplomasi vaksin dan mendistribusikan produk penyelamat nyawa,” kata Direktur senior McLarty Associates, Jorge Guajardo,
yang pernah menjadi duta besar Meksiko untuk Tiongkok selama enam tahun.

“Menurut pengalaman saya, setiap kali mereka terlibat dalam diplomasi, mereka mengacaukannya, mereka berhasil membuat kesal negara-negara penerima bantuan mereka,” tambahnya.

Baca Juga :  Peneliti Singapura Ungkap Bumil Kena Covid-19 Tak Separah Pasien Umum

Salah langkah dapat merusak klaim Presiden Xi Jinping bahwa Partai Komunis yang berkuasa di Tiongkok telah menangani virus lebih baik daripada negara demokrasi barat. Tiongkok menggunakan sistem otoriternya untuk menghilangkan virus, menguji jutaan orang secara massal ketika kasus muncul, menutup perbatasannya dan mengunci beberapa bagian negara untuk mematikan infeksi. Pendekatan itu telah membuat ekonomi Tiongkok mulai pulih bahkan ketika negara-negara seperti AS dan Inggris berjuang untuk mengendalikan wabah.

Didukung oleh keberhasilan virusnya, Beijing berdebat dengan AS, Inggris, dan Australia mengenai segala hal mulai dari asal virus hingga tindakan keras di Hong Kong dan Xinjiang. Tiongkok telah melakukan upaya global untuk meyakinkan pemerintah dan populasi tentang kemanjuran dan keamanan vaksinnya.

Pada Oktober, sekelompok duta besar dan diplomat yang mewakili 50 negara Afrika mengunjungi fasilitas Sinopharm Group Co. di tengah janji Tiongkok untuk mengirimkan vaksin ke Afrika. “Ketika vaksin virus Korona menyelesaikan penelitian dan mulai digunakan, kami bersedia memprioritaskan menguntungkan negara-negara Afrika,” kata Pimpinan Sinopharm Liu Jingzhen,

Menanggapi pertanyaan dari Bloomberg, Kementerian Luar Negeri Tiongkok mengatakan, perusahaan Tiongkok yang mengembangkan vaksin secara ketat mematuhi hukum dan uji klinis dalam dua fase pertama menunjukkan suntikan itu aman dan efektif. Pemerintah Tiongkok telah memberikan lebih dari satu juta dosis vaksin darurat sejak Juli.

“Kami belum menemukan ada efek samping serius,” katanya.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Zhao Lijian mengatakan, dalam sebuah tweet bahwa vaksin buatan Tiongkok mungkin menjadi satu-satunya pilihan bagi pemerintah yang belum mendapatkan pasokan. Sebab negara-negara kaya telah memesan tiga perempat dari perkiraan 12 miliar vaksin yang ditetapkan untuk produksi berikutnya.

Baca Juga :  Penerapan 3M Terus Dilakukan Meskipun Sudah Ada Vaksin Covid-19

Keuntungan vaksin asal Tiongkok mudah didistribusikan dengan lebih luas daripada yang lain dengan menggunakan sistem rantai pendingin di negara-negara berkembang. Sementara banyak negara yang tidak memiliki cukup fasilitas untuk menyimpan vaksin seperti dari Pfizer Inc., yang perlu disimpan pada -70 derajat Celcius.

Perusahaan Tiongkok sekarang memiliki uji coba tahap ketiga yang berjalan di setidaknya 16 negara, dengan pengujian China National Biotec Group Co yang didukung negara dari Argentina hingga Maroko; Sinovac Biotech Ltd. melibatkan Brasil, Turki dan Filipina; dan pengujian CanSino Biologics Inc. di Pakistan, Meksiko, dan Arab Saudi.

Pihak berwenang di Institut Butantan Brasil, yang membantu melakukan uji klinis untuk vaksin Sinovac, mengatakan pada 23 Desember suntikan itu lebih dari 50 persen efektif, memenuhi standar minimum yang ditetapkan oleh regulator AS untuk otorisasi darurat vaksin Covid. Uji coba Brasil sejauh ini adalah yang terbesar bagi Sinovac dengan sekitar 13 ribu peserta.

Sebuah uji coba di Turki menunjukkan vaksin tersebut lebih dari 91 persen efektif, meskipun dianggap tidak meyakinkan karena dihitung dari hanya 29 kasus, dibandingkan dengan 170 yang ditemukan di Brasil. Vaksin dari Pfizer dan Moderna Inc. telah memberikan hasil lebih dari 90 persen.

Seorang pakar untuk kesehatan global di Council on Foreign Relations yang berbasis di New York Yanzhong Huang, menilai masyarakat mungkin akan memilih vaksin buatan Barat karena datanya sejauh ini lebih transparan. Lalu lebih manjur dan terpercaya.

“Data (vaksin Barat) sudah tersedia, dan aman. Tiongkok, sejauh ini, mereka belum memiliki data sistematis apa pun,” tukasnya.

Saksikan video menarik berikut ini:

Comment