Ketua KPK: Penyelenggara Negara Dilarang Terima Bingkisan Natal

KalbarOnline.com – Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri mengajak masyarakat Indonesia untuk berperilaku jujur dalam rangka perayaan Hari Raya Natal 2020. Sehingga bisa menjauhi perilaku koruptif dan teguh menjaga harkat-martabat serta integritas.

“Esensi Hari Raya Natal sejatinya adalah sebuah bentuk pengorbanan dan rasa solidaritas dalam kesederhanaan sebagai penggenap untuk menggapai suka cita menuju kemenangan yang hakikinya bersifat universal. Karena hal ini juga diajarkan oleh semua agama di dunia ini,” kata Firli dalam keterangannya, Jumat (25/12).

Firli menyampaikan, Natal yang diartikan sebagai kelahiran juga memiliki output perubahan. Sama halnya dengan KPK, dimana kelahirnya tentu menjadi harapan bagi pemberantasan korupsi dan perilaku koruptif.

Sehingga bisa menjadi ujung tombak pemberantasan korupsi yang telah menjadi laten di negeri ini. KPK tentu memerlukan peran serta aktif seluruh rakyat Indonesia.

Baca Juga :  Terbukti Bersalah Bawa Sabu 20 Kg, Dua TNI di Kalbar Dipecat dari Militer

“Tugas yang tidak mudah, namun dengan esensi perayaan Natal yang nilai-nilainya juga terdapat dan juga diajarkan dalam agama lainya, Insya Allah pemberantasan korupsi akan menjadi kewajiban yang ringan bagi kita, segenap anak bangsa Indonesia,” ujar Firli.

Baca Juga: Muncul 13 Kasus Covid-19 di Hotel Mewah Singapura, Nular Lewat Handuk

Baca Juga: Jokowi Sedang Menyiapkan Pemimpin Masa Depan dari Kalangan Teknokrat

Dalam kesempatan ini, sambung Firli, dia mengingatkan kepada penyelenggara negara untuk tidak terjebak dalam praktik korupsi suap-menyuap atau gratifikasi, seperti tukar menukar bingkisan atau kado yang biasanya terjadi menjelang atau saat peringatan hari besar agama, seperti Hari Natal.

Baca Juga :  DPR: Perankan Influencer dalam Penerapan 3M

“Memang, bagi-bagi atau tukar menukar kado dan bingkisan menjadi budaya dalam perayaan keagamaan, namun akan menjadi bahaya jika melibatkan pihak-pihak yang memiliki tujuan atau maksud tertentu,” ungkap Firli.

“Pihak-pihak inilah yang memainkan ‘taktik’ sinterklas, hanya memberi tak harap kembali, hingga telah banyak abdi negara yang tertipu daya hingga terjerembab dalam pusaran korupsi,” sambungnya.

Jenderal polisi bintang tiga meminta penyelenggara negara untuk tidak  terjebak dalam situasi tersebut. Karena tidak sedikit aparatur pemerintah dan negara yang malah mencari bahkan meminta bingkisan atau kado mewah, agar tampil glamor saat hari raya.

“Bukankah dalam ajaran nasrani, Yesus memperlihatkan kesederhanaan hidupnya, seperti halnya yang diterapkan Rasulullah dan para nabi dalam agama Islam pada kehidupan sehari-hari,” pungkasnya.

Comment