Apakah Kamu Kecanduan Bekerja? Awas Dampak Workaholic!

Ada banyak alasan orang bekerja sekeras mungkin, misalnya karena ingin mencapai cita-cita, meningkatkan keuangan, dan lainnya. Hal-hal tersebut terkadang bisa membuat kita terlalu banyak kelelahan akibat terlalu banyak bekerja.

Untuk beberapa orang, keinginan untuk bekerja lebih banyak lebih tumbuh karena faktor yang lebih mendalam daripada kebutuhan keuangan. Beberapa orang mengalami kecanduan bekerja atau workaholic. Apa saja ciri-ciri workaholic?

Baca juga: Tren Anak Kecanduan Gadget Meningkat, Kenali Tanda-tandanya!

Apa Itu Kecanduan Bekerja atau Workaholic?

Kecanduan bekerja atau workaholism awalnya merupakan istilah yang digunakan pada kondisi keinginan untuk terus bekerja yang tidak dapat dikontrol. Workaholic adalah sebutan orang yang mengalami kondisi tersebut.

Meskipun cukup diterima secara luas, kecanduan bekerja belum secara resmi dikenali sebagai kondisi medis atau gangguan mental. Salah satu alasannya karena bekerja, termasuk kerja berlebihan, umumnya dianggap sebagai hal positif ketimbang suatu masalah.

Terlalu banyak bekerja justru diapresiasi, baik secara finansial maupun budaya. Terlalu banyak bekerja juga membuat pekerjanya terlihat positif. Namun, kecanduan bekerja bisa menjadi masalah dan dapat mengganggu kehidupan sosial, mirip dengan jenis kecanduan lainnya.

Dampak Workaholic Terhadap Kesehatan

Meskipun terlalu banyak bekerja seringkali dianggap sebagai suatu hal positif dan bahkan dihargai, ada beberapa dampaknya terhadap kesehatan. Sama seperti jenis kecanduan lainnya, kecanduan bekerja disebabkan oleh tekanan, bukannya untuk sensasi kepuasan dan pencapaian yang sehat yang umumnya dirasakan oleh orang yang berdedikasi kepada pekerjaannya.

Bahkan, orang yang kecanduan bekerja kemungkinan malah tidak bahagia dan stres dengan pekerjaannya. Ia bisa cemas berlebihan tentang pekerjaannya dan merasa keinginannya untuk bekerja tidak dapat dikontrol. Orang yang kecanduan bekerja kemungkinan akan menghabiskan sangat banyak waktu, energi, dan upaya pada pekerjaannya hingga mengganggu hubungan dan aktivitas di luar pekerjaan.

Baca Juga :  Pecinta Lash Lift, Simak Efek Samping Penggunaan Berikut Ini

Selain itu, penelitian juga menunjukkan bahwa kecanduan bekerja juga bisa meningkatkan stres, kecemasan, depresi, dan gangguan tidur. Jika mengalami stres kronik, maka dampaknya bisa negatif pada fisik, seperti tekanan darah tinggi dan kadar kortisol tinggi. Hal tersebut akan meningkatkan risiko Kamu terkena penyakit jantung, diabetes, dan penyakit kronis lainnya.

Baca juga: Tanda-Tanda Kecanduan HP, Kamu Salah Satunya?

Ini Tanda Kamu Sudah Workaholic

Meskipun ahli hingga saat ini masih sulit mendefinisikan kecanduan bekerja, ada sejumlah ciri-ciri workaholic yang diidentifikasi, yaitu:

  • Kesibukan meningkat, namun tidak disertai peningkatan produktivitas
  • Berpikir secara berlebihan tentang cara agar Kamu bisa meluangkan lebih banyak waktu untuk bekerja
  • Menghabiskan lebih banyak waktu untuk bekerja dari yang diinginkan
  • Bekerja untuk meredakan rasa bersalah, depresi, kecemasan, atau keputusasaan
  • Mengabaikan saran untuk mengurangi kerja
  • Mengalami masalah dalam hubungan sosial akibat terlalu banyak bekerja
  • Mengalami masalah kesehatan karena stres yang berhubungan dengan pekerjaan
  • Menggunakan pekerjaan sebagai cara mengatasi, keluar, atau membasmi suatu perasaan
  • Stres jika dicegah untuk bekerja

Beberapa dari ciri-ciri workaholic di atas sama dengan ciri ciri jenis kecanduan lainnya, khususnya yang berhubungan dengan perilaku.

Baca juga: Kecanduan Game Online Dikategorikan Sebagai Penyakit oleh WHO

Cara Mengatasi Kecanduan Bekerja

Jika Kamu merasa memiliki ciri-ciri workaholic, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengatasinya:

Baca Juga :  Edukasi Gizi Sejak Dini, Persiapan Hadapi Bonus Demografi 2045

1. Menetapkan Waktu Berhenti Bekerja

Hal ini akan mendorong Kamu untuk berhenti bekerja pada waktu tertentu dan menunggu hingga keesokan harinya untuk kembali bekerja. Hal ini juga akan membantu Kamu untuk lebih rileks.

Cara ini sulit untuk dilakukan pada orang yang sudah sangat workaholic. Namun, hal ini nantinya juga akan membantu agar Kamu dapat bekerja dengan lebih baik. Orang yang kecanduan bekerja umumnya berpikir bahwa waktu menentukan kesuksesan. Namun kenyataannya, jika pekerjaan tersebut bisa diselesaikan dengan lebih cepat, maka akan lebih efisien.

2. Membuat Jadwal Aktivitas Setelah Jam Kerja

Misalnya, Kamu bisa membuat jadwal untuk berjalan-jalan, melakukan meditasi, menulis jurnal, atau membuat makan malam setelah bekerja. Menciptakan rutinitas dapat membantu orang workaholic untuk lebih terstruktur dan semangat meskipun sedang tidak bekerja.

3. Menyisihkan Waktu untuk Teman dan Keluarga

Kamu bisa membuat jadwal waktu untuk berkumpul dengan teman dan keluarga, supaya hubungan sosial tetap terjaga.

4. Mencari Pertolongan Psikolog dan Dokter

Dokter dan psikolog dapat membantu Kamu lebih memahami kecanduan bekerja yang Kamu alami. Mereka juga dapat membantu mengurangi dampak negatif dari bekerja berlebihan. (UH)

Sumber:

VeryWellMind. How to Tell If You Are Addicted to Work. April 2020.
Healthline. Are You a Workaholic? Here’s How to Tell If You’re Addicted to Work. November 2020.

Comment