Categories: Kabar

Survei SMRC Soal Pemilih Pilkada di Pedesaan Tak Takut Covid Dikritik KPU

KalbarOnline.com – Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) meilis hasil survei tentang Pilkada 2020 pada Kamis (17/12/2020) lalu. Namun kesimpulan SMRC yang kesannya pemilih pedesaan itu bodoh dan mudah dimobilisasi dikriktik KPU.

Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Hasyim Asy’ari mempertanyakan kesimpulan riset SMRC yang menyebut pemilih Pilkada 2020 kurang berpendidikan dan tak dapat sosialisasi yang baik tentang Covid-19.

“Kesimpulan tersebut mengandung kesan pemilih pedesaan itu bodoh dan mudah dimobilisasi, Padahal metode riset dilakukan wawancara dengan telepon. Tentu saja telepon yg dimaksud adalah handphone (HP). Dengan demikian, mestinya ada riset pengetahuan pemilih tentang bahaya Covid 19. Kemudian melalui metode apa pemilih tahu informasi tentang Covid, apakah HP jadi metode transfer informasi tentang Covid atau bagaimana,” kata Hasyim dalam keterangan tertulis, Jumat (18/12/2020).

Sebelumnya, dalam hasil surveinya, SMRC menyebutkan tingginya tingkat partisipasi pada Pilkada 2020 cenderung dari warga yang kurang khawatir dengan Covid. Adapun warga tersebut cenderung dari pedesaan dan kurang berpendidikan. Terhadap warga ini kemungkinan informasi tentang bahaya Covid-19 kurang kuat pada mereka.

Hasil lainnya menyebutkan partisipasi tinggi di tengah pandemi juga kemungkinan karena suksesnya mobilisasi pemilih untuk datang ke TPS. Yang bisa dimobilisasi biasanya warga pedesaan dan kurang terpelajar.

Hasyim menyebut apa yang disampaikan SMRC sangat tidak etis dan tidak mencerminkan hasil survei. Selain kritik tuduhan masyarakat desa cenderung bodoh, Hasyim mengkritik penggunaan istilah ‘mobilisasi’ dari SMRC. Dia menyebut istilah itu terkesan pemilih pedesaan mudah dimobilisasi. Padahal dalam riset tidak ada bukti tentang faktor yang mempengaruhi pemilih hadir.

“Bagaimana kesimpulan tanpa pertanyaan riset itu dapat dirumuskan. Lalu apa yang dimaksud dengan mobilisasi dalam kesimpulan SMRC. Apalagi rumusan kesimpulan itu menggunakan kata “kemungkinan” suksesnya mobilisasi dan “biasanya” mobilisasi dilakukan terhadap pemilih yang bodoh,” gugat Hasyim.

Dia merasa aneh atas frase yang digunakan “kemungkinan” dari hasil survei SMRC. Dia mempertanyakan bila masih “kemungkinan”, mengapa bisa menjadi kesimpulan. Dia mempertanyakan apa gunanya riset jika masih memakai kesimpulan “kemungkinan”.

“Mestinya riset membuktikan faktor yang mempengaruhi persepsi pemilih tentang Covid 19, dan faktor yang mempengaruhi pemilih hadir memilih ke TPS. Sayang, dalam hasil riset tidak ada pertanyaan tentang dua hal itu, tetapi pada kesimpulan muncul dua hal yang tidak ditanyakan,” tutup Hasyim. [rif]

Jauhari Fatria

Saya Penulis Pemula

Leave a Comment
Share
Published by
Jauhari Fatria

Recent Posts

Menikmati Keindahan Alam di Bukit Biang, Wisata Tersembunyi di Sanggau

KalbarOnline, Sanggau - Bukit Biang adalah salah satu destinasi wisata alam yang terletak di Desa…

1 hour ago

Keindahan Alam dan Kekayaan Budaya di Bukit Bengkawang, Surga Tersembunyi di Kalbar

KalbarOnline, Bengkayang - Bukit Bengkawang, sebuah destinasi wisata yang terletak di Kecamatan Jangkang, Kabupaten Bengkayang,…

1 hour ago

Menemukan Keindahan Alam di Bukit Bakmunt: Surga Tersembunyi di Kalimantan Barat

KalbarOnline, Sanggau - Kalimantan Barat dikenal sebagai tempat yang kaya akan keindahan alamnya. Salah satu…

2 hours ago

Menikmati Keindahan Malam di Jembatan Gantung Sekayam: Destinasi Wisata Tersembunyi di Tanjung Sekayam

KalbarOnline, Sanggau - Tanjung Sekayam, sebuah wilayah yang tersembunyi di Kecamatan Kapuas, Kalimantan Barat, menyimpan…

2 hours ago

Menjelajahi Keindahan Tersembunyi Air Terjun Kujato di Kalimantan Barat

KalbarOnline, Sanggau - Jika Anda mencari destinasi wisata yang menawarkan keindahan alam yang masih alami…

2 hours ago

Air Terjun Riam Asam Telogah: Surga Tersembunyi di Kalimantan Barat

KalbarOnline, Sanggau - Kalimantan Barat tidak hanya terkenal dengan hutan hujannya yang lebat dan kekayaan…

2 hours ago