Sel Jaringan Teroris JI Aktif Capai 6 Ribuan, Polri Bongkar 3 Sumber Dana Jamaah Islamiyah

KalbarOnline.com – Kadiv Humas Polri, Irjen Pol Argo Yuwono menyebut sebanyak 6.000 sel anggota kelompok teroris Jamaah Islamiyah (JI) masih aktif. Informasi ini berdasarkan keterangn 23 tersangka teroris yang ditangkap oleh Densus 88 Antiteror.

“Dari penjelasan beberapa tersangka, sekitar 6000 jaringan JI (Jamaah Islamiyah) masih aktif, ini menjadi perhatian kita,” ujar Argo, kemarin.

Argo mengatakan, untuk pendanaan organisasi JI mereka menggalang dana melalui berbagai sumber. Mulai dari iuran anggota dan memanfaatkan sumbangan kotak amal yang ditempatkan di sejumlah minimarket. “Jadi seperti itu pendanaannya, dari kotak amal, dari menyisihkan pendapatannya, juga dari Yayasan One Care,”

Argo juga mengungkap beberapa hal yang dapat menjadi perhatian untuk mewaspadai keberadaan kotak amal dana teroris. Biasanya, lanjut dia, mereka kerap mengatasnamakan yayasan tertentu seperti One Care agar tidak dicurigai masyarakat.

Baca Juga :  Sahkan 6 Jenis Vaksin di Indonesia, Terawan Tunjuk Erick Thohir Urusi Vaksinasi Mandiri

“Penempatan kotak amal mayoritas di warung-warung makan konvensional, karena tidak perlu izin khusus dan hanya meminta izin dari pemilik warung yang biasanya bekerja di warung tersebut,” tukasnya.

Secara spesifik, Argo menyebut pendanaan organisasi teroris Jaringan Jamaah Islamiyah diduga berasal dari tiga sumber. Mulai dari iuran anggota hingga pengumpulan dana kotak amal.

“Pertama, kotak amal yang terdaftar resmi yang dipasang di berbagai tempat atau lokasi yang mudah dilihat orang. Ada transaksi orang, sehingga kalau ada kembalian atau apa saja bisa menyisihkan untuk kotak amal itu,” jelasnya.

Terkait kotak amal, menurut Argo, Polri telah berkoordinasi dengan Kementerian agama untuk menelusurinya. “Kita koordinasi dengan di Kemenag ya, kita komunikasi di sana berkaitan kotak amal seperti apa,” ujarnya.

Baca Juga :  Kinerja Bank DKI Makin Positif, Pertumbuhan Aset dan Dana Pihak Ketiga Terus Meningkat

Pendanaan kedua, kata Argo, didapatkan dari sebuah yayasan yang diduga aktif mendanai mereka. “Kemudian juga dari Yayasan, sedang kita cek darimana yayasan ini,” ucapnya.

Selanjutnya, pendanaan diduga juga didapatkan dari iuran anggotanya sendiri yang tersebar di berbagai tempat. Mereka menyisihkan sebesar 5 persen untuk dikirim ke organisasi.

“Ketiga dari anggota sendiri, anggota JI kan banyak ya profesinya, 5% disisihkan kemudian dikirim ke JI pusat. Uang itu lah yang digunakan untuk membiayai semua jaringan dan selnya di seluruh Indonesia yang tidak memiliki pekerjaan tetap,” tukasnya. [ind]

Comment