Peneliti Singapura Ungkap Bumil Kena Covid-19 Tak Separah Pasien Umum

KalbarOnline.com – Sebuah penelitian di Singapura mengungkap bahwa ibu hamil yang tertular Covid-19 tidak akan separah pasien umum lainnya yang sama-sama terinfeksi Covid-19. Sebelumnya penelitian di Singapura juga menemukan bahwa bayi yang lahir dari ibu yang terinfeksi memiliki antibodi terhadap virus Korona.

Studi kecil terhadap 16 perempuan juga tidak menemukan bukti penularan virus antara ibu dan bayi. Sehingga memberi bukti tentang area infeksi Covid-19 yang masih belum dipahami dengan baik secara global.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga mengatakan ibu hamil dapat terkena dampak oleh beberapa infeksi saluran pernapasan, namun belum diketahui apakah ibu dengan Covid-19 dapat menularkan virus ke bayinya selama kehamilan atau persalinan. Kini hasil studi di Singapura juga meyakinkan.

Baca Juga :  Usai Disuntik Vaksin Pfizer-BioNTceh, 23 Orang di Norwegia Meninggal

Baca juga: Ahli Singapura Sebut Reaksi Parah Jika Pasien Alergi Divaksin Covid-19

Baca juga: Pilih yang Manjur, Singapura Setujui Dua Vaksin Covid-19 dari AS

“Ini menunjukkan bahwa kejadian dan tingkat keparahan Covid-19 di antara ibu hamil sejalan dengan tren populasi umum,” kata Jaringan Penelitian Obstetri dan Ginekologi Singapura dalam sebuah pernyataan seperti dilansir dari Reuters.

Studi tersebut mengatakan sebagian besar bumil terinfeksi ringan. Sementara reaksi yang lebih parah justru terjadi pada perempuan yang lebih tua dan kelebihan berat badan.

Tidak ada ibu hamil yang meninggal dan semuanya sembuh total. Dua perempuan kehilangan bayinya, namun menurut para peneliti dalam satu kasus mungkin terkait dengan komplikasi virus.

Kemudian 5 ibu telah melahirkan pada saat penelitian dipublikasikan, dan semua bayi mereka memiliki antibodi tanpa terinfeksi oleh virus. Meskipun para peneliti mengatakan belum jelas tingkat perlindungan apa yang mungkin ditawarkannya.

Baca Juga :  Kepala Kentang atau Wajah Trump?

“Pemantauan lebih lanjut diperlukan untuk melihat apakah antibodi menurun saat bayi makin besar,” kata para peneliti.

Jumlah antibodi pada bayi bervariasi dan lebih tinggi di antara mereka yang ibunya terinfeksi lebih dekat ke waktu persalinan. Data lain, pada Oktober di jurnal Emerging Infectious Diseases dokter di Tiongkok telah melaporkan deteksi dan penurunan antibodi Covid-19 dari waktu ke waktu pada bayi yang lahir dari perempuan yang terinfeksi. Berdasar itu peneliti masih menemukan jawaban yang jauh lebih valid dari temuan ini.

Saksikan video menarik berikut ini:

Comment