317 Ribu Vaksin dan 2.404 Vaksinator untuk Jawa Timur

KalbarOnline.com − Vaksinasi pencegahan penularan Covid-19 segera bergulir di wilayah Jatim. Program tersebut diawali dengan tahapan simulasi yang tengah berlangsung.

Untuk tahap awal, Jatim mendapat jatah 317 ribu vaksin. Selanjutnya, pemprov menyiapkan penyambutan vaksin yang juga berlangsung dalam waktu dekat.

Sebanyak 2.404 vaksinator yang bersertifikat telah disiagakan. Kemarin Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meninjau simulasi vaksinasi Covid-19 di RSI Jemursari. Hadir pula dalam agenda tersebut Ketua MUI KH Miftakhul Akhyar.

Dalam simulasi itu, vaksin yang disuntikkan bukan vaksin Covid-19. Vaksin yang sebenarnya akan disuntikkan ketika sudah tiba di Jatim. ”Kami ingin meyakinkan masyarakat tentang kehalalan penggunaan vaksin tersebut,’’ ujar Khofifah.

Simulasi kemarin menunjukkan penerapan SOP, kemampuan vaksinator, kapasitas, serta alat penyimpan vaksin. Khofifah bersama rombongan melihat proses pendaftaran, administrasi, penyuntikan, hingga analisis setelah vaksinasi.

Setiap pasien membutuhkan waktu sekitar satu jam. Proses pendaftaran dan penyuntikan relatif cepat. Namun, masa menunggu analisis yang butuh waktu sekitar 30 menit.

Baca Juga :  Menag Hadiri Misa Natal di Gereja Blenduk Semarang

Khofifah menjelaskan, ada beberapa kelompok yang menjadi sasaran penerima vaksin. Di antaranya, tenaga medis, TNI-Polri, petugas layanan publik, tokoh masyarakat/perangkat di tingkat kecamatan dan kelurahan, tenaga pendidik, aparatur pemerintahan, serta kelompok masyarakat usia produktif.

Baca juga: BPOM Patok Kemanjuran Vaksin Cukup 50 Persen

Tempat pelaksanaan vaksin di puskesmas dan jaringannya. Lalu, rumah sakit pemerintah, rumah sakit swasta, dan rumah sakit khusus. Terakhir, klinik kantor kesehatan pelabuhan.

Khofifah memastikan proses vaksinasi bakal berlangsung cepat. Sebab, vaksinator di Jatim cukup banyak. Mereka sudah terlatih dan disebar di puskemas daerah. Pemerintah provinsi juga sudah menyiapkan cold storage untuk menyimpan vaksin. ’’Kalau nanti ada tambahan vaksin, kami siap, termasuk menambah vaksinator lagi,’’ ungkapnya.

Baca juga: Setelah Pfizer, AS Segera Setujui Vaksin Covid-19 Kedua yang Manjur

Sementara itu, Plt Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes dr Budi Hidayat menyatakan, nantinya seluruh RS negeri maupun swasta diminta membantu penyelenggaraan pelayanan vaksinasi. Dia menyebut, integrasi sekaligus kolaborasi dari berbagai elemen itu penting. Supaya mata rantai virus korona yang melanda dunia segera bisa diputus.

Baca Juga :  Jelang Penyuntikan Tahap 2 Vaksin Covid-19, Kang Emil Kurangi Kesibuka

’’Kurang lebih 3 juta vaksin sudah datang di Indonesia. Tinggal menunggu emergency use authorization (EUA) dan izin edar dari BPOM. Untuk itu, perlu persiapan matang. Salah satunya dengan simulasi,’’ ujarnya saat ditemui setelah simulasi. Budi menjelaskan, proses vaksinasi di Indonesia pun ditarget rampung dalam satu tahun.

Baca juga: Kemenkes Latih 23 Ribu Vaksinator Covid-19

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) sekaligus Rais Am PB NU KH Miftachul Akhyar mengungkapkan bahwa tidak ada masalah dalam kehalalan vaksin. ’’Sejauh ini vaksin yang sudah diajukan ke MUI masih dari Sinovac. Untuk jenis lainnya belum. Setelah diteliti, Komisi Fatwa MUI menyatakan tidak ada masalah soal kehalalan vaksin itu,’’ terangnya.

Saksikan video menarik berikut ini:

Comment