Kasus Baru Covid-19 Melonjak, Korsel Putuskan Tutup Sekolah

KalbarOnline.com – Pemerintah Korea Selatan pada Senin (14/12), memerintahkan penutupan sekolah di Seoul dan sekitarnya mulai Selasa (15/12). Itu diputuskan seiring dengan lonjakan kasus Covid-19 yang memunculkan kondisi terburuk melebihi puncak wabah di negara itu pada Februari lalu.

Sekolah di wilayah Seoul akan beralih ke pembelajaran secara daring hingga akhir Desember ini. Langkah tersebut diharapkan bisa memutus rantai penularan Covid-19. Penutupan sekolah itu juga merupakan suatu langkah menuju penerapan aturan pembatasan jarak sosial fase III.

Di bawah aturan karantina wilayah fase III, hanya pekerja sektor esensial yang diizinkan bekerja di kantor dan pertemuan sosial dibatasi untuk kurang dari sepuluh orang. Perdana Menteri Chung Sye-kyun menyebut bahwa langkah seperti itu memerlukan kajian yang teliti, mengingat pemerintah juga mendapatkan tekanan agar melakukan langkah lainnya untuk menghentikan kenaikan kasus.

Baca Juga :  China Kembangkan Dosis Ketiga Setelah Hampir Separuh Penduduknya Divaksinasi

Baca juga: Peneliti Sebut Pengunjung Resto Bisa Tularkan Covid-19 Jarak 6 Meter

“Pemerintah tidak akan ragu mengambil keputusan untuk naik ke fase III jika memang hal itu dianggap perlu, karena harus pula mempertimbangkan opini dari kementerian yang terkait, pemerintah daerah, serta para pakar,” kata Chung dalam sebuah rapat dengan pejabat kesehatan seperti dilansir Reuters.

Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea Selatan (KCDA) pada Senin (14/12) mencatat sebanyak 718 kasus baru Covid-19, turun dari rekor pertambahan harian sebesar 1.030 di hari sebelumnya. Dari kasus baru tersebut, sebanyak 682 di antaranya adalah penularan lokal.

Baca Juga :  Pelajar dan 4 Pekerja Sektor Kelautan di Singapura Tertular Covid-19

Jumlah kasus infeksi hingga saat ini mencapai 43.484 kasus dengan 587 kematian. Sebagian besar kasus baru muncul di Seoul, Incheon, dan Provinsi Gyeonggi, yang total penduduknya mencapai 25 juta jiwa.

Pemerintah Korea Selatan telah menjalankan upaya penelusuran yang masif dengan melibatkan ratusan tentara, polisi, dan petugas berwenang lainnya untuk menelusuri pembawa virus. Namun sejumlah ahli mengatakan bahwa pemerintah dan publik harus melakukan hal yang lebih.

“Ini adalah waktunya untuk mengirimkan pesan yang berdampak bagi publik, sehingga mereka mau beraksi secara sukarela,” ujar Kim Dong-hyun, Presiden Kelompok Epidemiologi Korea Selatan dan profesor di Kampus Kedokteran Universitas Hallym.

Saksikan video menarik berikut ini:

Comment