Protokol 3M dan Vaksin Saling Melengkapi untuk Akhiri Pandemi Covid-19

KalbarOnline.com – Pentingnya masyarakat mendapatkan vaksinasi dalam masa pandemic Covid-19, adalah demi terciptanya herd immunity atau kekebalan kelompok. Meskipun vaksinasi memberikan kekebalan, namun masyarakat tetap wajib mematuhi protokol 3M yakni wajib memakai masker, mencuci tangan pakai sabun, dan menjaga jarak.

Hal itu disampaikan Juru Bicara Pemerintah Untuk Covid-Prof Wiku Adisasmito. Oleh karena itu, kata dia, untuk mencapai kekebalan kelompok atau komunitas ini, prinsip gotong royong merupakan hal yang utama.

’’Kekebalan komunitas dapat dicapai, apabila masyarakat yang sehat dan memenuhi kriteria melakukan vaksinasi. Sehingga dengan jumlah yang memadai, maka akan tercipta herd immunity, sekaligus melindungi kelompok-kelompok yang tidak divaksinasi,’’ ujarnya.

Masyarakat juga perlu mengetahui beberapa kriteria ideal vaksin yang berkualitas. Di antaranya efikasi dan efektivitas. Kedua aspek tersebut memiliki peran untuk mengukur manfaat vaksin dalam mengendalikan Covid-19.

Wiku menjelaskan secara rinci, aspek pertama ialah efikasi, yaitu besarnya kemampuan vaksin mencegah penyakit dan menekan penularan pada individu di kondisi ideal dan terkontrol. ’’Hal ini dapat dilihat dari hasil uji klinis vaksin di laboratorium yang dilakukan kepada populasi dalam jumlah yang terbatas,’’ ungkapya.

Baca Juga :  Rakernas Muslimat NU Bahas UMKM dan Financial Technology

Aspek kedua, adalah efektivitas yaitu kemampuan vaksin mencegah penyakit dan menekan penularan pada individu, pada lingkup masyarakat luas. ’’Yaitu penilaian kemampuan vaksin melindungi masyarakat secara luas yang masyarakat tersebut adalah heterogen,’’ tuturnya.

Dalam hal efektivitas, terdapat berbagai faktor yang dapat mempengaruhi. Faktor pertama ialah penerima vaksin seperti usia, komorbid (penyakit penyerta), riwayat infeksi sebelumnya, serta jangka waktu sejak vaksinasi dilakukan. Faktor kedua, adalah karakteristik dari vaksin tersebut. Seperi jenis vaksin active atau inactivated, komposisi vaksin dan cara penyuntikannya.

Dan faktor ketiga, adalah kecocokan strain, pada vaksin, dengan strain pada virus yang beredar di masyarakat. ’’Untuk mengetahui aspek efektivitas vaksin, maka perlu adanya data surveilans, untuk melihat perkembangan kasus serta memantau dampaknya. Data imunisasi untuk melihat cakupan imunisasinya, dan data klinis individu pendukung untuk melihat aspek lain yang mempengaruhi kondisi kesehatan individu,’’ jelasnya.

Baca Juga :  Komisi IX DPR: Kasus KDRT dan Pernikahan Dini di Jember Masih Tinggi

Sedangkan terkait efisiensi vaksin, dapat dilihat dari nilai pembelanjaan vaksin. Vaksin dapat mencegah pengeluaran biaya kesehatan yang lain untuk menangani orang yang sakit akibat penyakit tersebut.

Di samping vaksin, terdapat berbagai pertimbangan lain yang sedang dilakukan pemerintah untuk memastikan tujuan utama yaitu mengakhiri pandemi Covid-19. Wiku menyebut ada beberapa faktor yang sama pentingnya dengan vaksin.

Yaitu protokol kesehatan 3M yaitu memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan atau upaya 3T yaitu testing (pemeriksaan), tracing (pelacakan) dan treatment.(perawatan). Jika hanya mengindahkan satu aspek saja, akan menghasilkan penanganan Covid-19 yang kurang efektif.

’’Oleh karena itu perlu adanya kerja sama masyarakat untuk bersungguh-sungguh mengendalikan Covid-19. Langkah vaksinasi tingkat nasional harus tetap diikuti kedisiplinan kita dalam menjalankan kesehatan di setiap kegiatan. Ingat vaksinasi akan berjalan efektif apabila kita secara disiplin menjalankan protokol kesehatan,’’ tegasnya. (*)

Saksikan video menarik berikut ini:

Comment