Categories: Nasional

Penembakan 6 Pengikut FPI Dinilai Berpotensi Extra Judicial Killing

KalbarOnline.com – Tindakan kepolisian yang memutuskan menembak enam simpatisan Front Pembela Islam (FPI) di Tol Jakarta-Cikampek KM 50 pada Senin (7/12) pukul 00.30 dinilai berpotensi extra judicial killing, alias pembunuhan yang terjadi di luar putusan pengadilan. Pakar hukum Fachri Bachmid memandang, seharusnya polisi mengeluarkan timah panas ke laskar khusus pengawal Imam Besar FPI Rizieq Shihab pada upaya terakhir.

“Itu pun harus berdasarkan pada kondisi objektif serta merupakan situasi luar biasa untuk melindungi keselamatan dirinya atau orang lain. Jika tidak, maka tindakan itu bisa tergolong unlawful killing yang sifatnya adalah melanggar hukum, karena tindakan tersebut hahikatnya adalah kejahatan dan dapat di usut secara hukum,” kata Fachri dalam keterangannya, Rabu (9/12).

Pakar hukum tata negara ini menyampaikan, dalam berbagai instrumen hukum internasional maupun hukum positif, sangat melarang keras tindakan extra judicial killing atau pembunuhan di luar putusan pengadilan.

Dia menegaskan, tindakan tersebut dilarang keras oleh ketentuan dalam hukum HAM internasional maupun hukum positif.

“Larangan tersebut dimuat di dalam Deklarasi Universal Hak-Hak Asasi Manusia, serta International Covenant on Civil and Political Rights/ICCPR (Kovenan Internasional Tentang Hak-Hak Sipil dan Politik) yang telah diratifikasi melalui UU RI Nomor 12 Tahun 2005,” cetusnya.

Fachri menyebut, extra judicial killing merupakan suatu pelanggaran hak hidup seseorang, yang secara konstitusional telah dijamin dan diatur dalam UUD 1945. Sehingga merupakan seperangkat HAM yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun nonderogable rights.

“Tindakan yang demikian itu tidak dapat dibenarkan secara hukum sesuai prinsip Indonesia sebagai negara hukum,” beber Fachri.

Baca juga: 6 Pengikut Rizieq Tewas, Pengamat: Jika Ada Rekayasa Akan Terbongkar

Selain melanggar hak untuk hidup yang telah dijamin konstitusi, juga melanggar UU RI Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia yang menjamin hak untuk hidup. Menurutnya, penggunaan instrumen kekuatan oleh aparat penegak hukum di Indonesia telah diatur sedemikian rupa, melalui Peraturan Kapolri tentang Penerapan Prinsip dan Standar Hak Asasi Manusia dalam Pelaksanaan Tugas Kepolisian Negara Republik Indonesia berdasarkan PERKAP Nomor 8 Tahun 2009.

Redaksi KalbarOnline

Leave a Comment
Share
Published by
Redaksi KalbarOnline

Recent Posts

Air Terjun Riam Budi: Permata Tersembunyi di Bengkayang yang Wajib Dikunjungi

KalbarOnline, Bengkayang - Air Terjun Riam Budi adalah salah satu destinasi wisata alam yang semakin…

49 mins ago

Pulau Lemukutan: Surga Tersembunyi dengan Keindahan Alam Bawah Laut di Kalimantan Barat

KalbarOnline, Bengkayang - Pulau Lemukutan, sebuah destinasi wisata yang mungkin masih terdengar asing bagi sebagian…

53 mins ago

Menikmati Keindahan Alam dan Sumber Air Bersih di Riam Madi, Bengkayang, Kalimantan Barat

KalbarOnline, Bengkayang - Riam Madi adalah sebuah destinasi wisata yang menggabungkan keindahan alam dengan manfaat…

55 mins ago

Mengungkap Keindahan Air Terjun Riam Berawan di Bengkayang, Kalimantan Barat

KalbarOnline, Bengkayang - Air terjun merupakan salah satu keajaiban alam yang memikat hati manusia dengan…

58 mins ago

Menikmati Keindahan Hutan Adat: Petualangan di Tengah Keasrian Alam Kalimantan Barat

KalbarOnline, Bengkayang - Hutan adat adalah kawasan hutan yang dikelola dan dijaga dengan baik oleh…

1 hour ago

Gua Romo: Petualangan Mendebarkan di Jantung Kalimantan Barat

KalbarOnline, Bengkayang - Mengunjungi Gua Romo adalah pengalaman yang penuh dengan tantangan dan keindahan alam…

1 hour ago