Bandara Changi Singapura Siapkan 200 Pesawat Angkut Vaksin Covid-19

KalbarOnline.com – Singapura dapat memainkan peran penting dalam mendistribusikan vaksin Covid-19 di dunia. Itu karena Bandara Changi Singapura memiliki pelayanan fasilitas freezer atau rantai pendingin yang terbaik.

“Singapura punya peran penting dalam distribusi vaksin Covid-19 ke kawasan itu sebagai pusat kargo udara,” kata Otoritas Penerbangan Sipil Singapura (CAAS) dan Changi Airport Group (CAG) pada Selasa (8/12).

Dilansir dari Channel News Asia, Rabu (9/12), Direktur industri penerbangan CAAS Ho Yuen Sang, mengatakan selama bertahun-tahun, Bandara Changi telah membangun rekam jejak yang kuat dalam penanganan farmasi melalui udara, dari melayani sektor manufaktur farmasi Singapura. Pihaknya mengklaim memiliki infrastruktur dan kemampuan penanganan rantai pendingin yang baik.

Baca juga: Penularan Covid-19 di Bandara Changi Singapura, Petugas Kebersihan OTG

“Kami tidak hanya dapat menangani pengiriman vaksin ke Singapura untuk kebutuhan kami sendiri, tetapi juga pengiriman ke Singapura untuk didistribusikan ke seluruh wilayah,” paparnya.

Ho mengatakan bahwa Singapura memiliki lebih dari 200 pesawat penumpang untuk dikerahkan dan dapat mengirimkan vaksin ke berbagai tujuan sesuai permintaan. Singapura dapat mendistribusikan vaksin ke daerah-daerah di mana infrastruktur untuk menangani volume besar vaksin terbatas, yang akan membutuhkan pengiriman lebih sering dalam volume yang lebih kecil.

Baca Juga :  Tembus Rekor Harian Covid-19, Malaysia Beri Sinyal Kembali Lockdown

Singapore Airlines (SIA) menyatakan akan memprioritaskan kapasitas kargo untuk mengangkut vaksin Covid-19 saat tersedia. Maskapai menambahkan bahwa mereka akan menyiapkan tujuh Boeing 747-400 kargo dan menyebarkan pesawat penumpang jika diperlukan.

Baca juga: Penampakan Freezer Canggih untuk Simpan Vaksin Covid-19 yang Manjur

Pada 1 Desember, jumlah penerbangan kargo mingguan di Bandara Changi telah tiga kali lipat menjadi lebih dari 950 dibandingkan dengan akhir 2019, dan bandara tersebut terhubung ke sekitar 80 kota dengan penerbangan kargo mingguan. SIA sekarang mengoperasikan beberapa penerbangan mingguan ke pusat ekspor farmasi utama Eropa, seperti Amsterdam, Brussels, dan Frankfurt.

Otoritas bandara menyoroti bahwa penanganan kargo bandara telah berinvestasi dalam infrastruktur dan peralatan rantai dingin selama bertahun-tahun untuk mendukung transportasi kargo yang dikendalikan suhu. Gudang CoolChain dan SATS dengan kisaran suhu yang dapat disesuaikan antara -25 derajat Celcius dan 25 derajat Celcius mencakup lebih dari 9.000 meter persegi.

“Kami telah mempersiapkan ini selama lebih dari tujuh tahun, kami telah menangani vaksin untuk waktu yang sangat lama. Ini bukan vaksin pertama yang mencapai pantai Singapura,” kata Kepala kargo Sam Gould,

Baca Juga :  Pensiunan Profesor Dihukum Gara-Gara Sebut Xi Jinping Bos Mafia

“Mungkin perjuangan terbesar yang kami hadapi adalah akan ada permintaan yang jauh lebih besar,” tambahnya.

Vaksin memerlukan transportasi rantai pendingin karena beberapa di antaranya perlu disimpan pada suhu tertentu. Ini untul memastikan bahwa vaksin akan tetap murni saat mereka dapatkan dari tempat pembuatannya ke rumah sakit dan klinik.

Inggris pada hari Selasa menjadi negara pertama yang meluncurkan vaksin Pfizer/BioNTech Covid-19, yang perlu disimpan pada suhu -70 derajat Celcius dan hanya bertahan lima hari di lemari es biasa. Vaksin Covid-19 Moderna perlu diangkut dan disimpan pada suhu -20 derajat Celcius dan memiliki masa simpan enam bulan. Vaksin AstraZeneca dapat disimpan pada suhu 2 hingga 8 derajat Celcius.

Gould menjelaskan pada konferensi pers bahwa Singapura dapat menangani vaksin yang membutuhkan suhu -70 derajat karena akan datang dalam kemasan khusus yang dapat membantu menjaga suhu tersebut. Vaksin hanya perlu disimpan pada suhu tersebut untuk penyimpanan jangka panjang, bukan transit.

“Kemasan internal dalam kotak-kotak ini akan membantu vaksin semakin dingin dan semakin lama bertahan,” katanya.

Saksikan video menarik berikut ini:

Comment