Menko PMK: Vaksin Bukan Senjata Pemungkas Lawan Covid-19

KalbarOnline.com – Pemerintah berencana segera mendistribusikan vaksin Covid-19 secepatnya pada Desember 2020. Saat ini, pemerintah melakukan pengembangan vaksin melalui PT Bio Farma yang bekerja sama dengan perusahaan asal Tiongkok, Sinovac Biotech.

Untuk vaksin Covid-19 dari Sinovac, diketahui saat ini telah melalui uji klinis fase 3, dan sejauh ini aman dan tidak menunjukan efek samping. Sinovac juga telah mendapat predikat aman dalam pengujiannya.

Meskipun begitu, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengingatkan, masyarakat jangan lengah, dan wajib untuk tetap mematuhi protokol kesehatan. Dia berujar, kasus Covid-19 yang belakangan meningkat, kemungkinan dipengaruhi oleh hal itu.

Berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19, pada Rabu (2/12) terdapat 5.533 kasus baru. Sampai saat ini, total kasus virus corona di Indonesia mencapai 549.508 orang. Karena itu, menurut dia, masyarakat perlu diberikan pemahaman bahwa telah adanya vaksin bukan berarti virus telah bisa dikendalikan.

Baca Juga :  Pemerintah Tetapkan Daerah Luar Jawa-Bali yang Wajib PPKM Darurat

’’Yang penting sekarang menyadarkan kepada masyarakat bahwa yang namanya vaksin itu bukan senjata pemungkas yang betul-betul memungkasi Covid-19 ini,’’ tegas dia melalui keterangan tertulis, Kamis (3/12).

Menurutnya, hal terpenting yang perlu dilakukan untuk mencegah virus adalah kepatuhan terhadap protokol kesehatan, yakni menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak, dan menghindari kerumunan. ’’Sebetulnya yang paling penting kembali kepada semula, yaitu disiplin masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan,’’ ungkapnya.

Salah satu protokol kesehatan yang utama untuk pencegahan penularan virus, kata Muhadjir, adalah menghindari kerumunan di tempat tertutup dalam waktu yang lama. Apabila hal itu bisa dihindari, maka menurut dia, pencegahan penularan Covid-19 akan lebih mudah diatasi. ’’Asalkan protokol lainnya juga dipatuhi. Pakai masker, cuci tangan juga,’’ cetusnya.

Baca Juga :  Singapura Catat 12 Kasus Impor, Salah Satunya Usai Kunjungi Indonesia

Mantan Mendikbud itu mengutarakan, apabila berkumpul bersama-sama banyak orang dalam waktu yang lama di ruang tertutup dengan pendingin ruangan (air conditioner/AC) dan banyak yang berbicara, maka kemungkinan mikro droplet bertebaran di udara dan terinkubasi dalam ruangan itu. ’’Itu menurut saya, justru di situ beberapa kasus terjadi adalah kluster kecil dari pertemuan tertutup yang sembrono yang tidak mau mematuhi protokol kesehatan itu,’’ tandas Muhadjir. (*)

Saksikan video menarik berikut ini:

Comment