Categories: Kabar

Presiden Prancis Sebut ‘Kebrutalan’ Polisi Negaranya Sangat Memalukan

KalbarOnline.com – Presiden Prancis Emmanuel Macron rupanya kesal juga terhadap aksi polisi negaranya yang cukup ‘brutal’ menghadapi pemprotes belakangan ini. Salah satunya aksi polisi memukul pria kulit hitam yang akhirnya viral di media sosial.

Macron menyebut pemukulan oleh polisi tersebut tindakan ‘memalukan’ bagi Prancis dalam menghadapi meningkatnya protes yang terus-menerus menyoroti rasisme dan kebrutalan polisi.

Macron, yang baru-baru ini memicu kontroversi atas “RUU keamanan” yang diusulkannya untuk melindungi kebrutalan polisi dan membuat pernyataan yang merendahkan terhadap Islam dan Muslim, mengaku pemukulan oleh polisi seperti ironi. Undang-undang itu sendiri Membatasi publikasi gambar petugas polisi yang sedang bertugas.

Pada Jumat lalu, Macron juga telah meminta pemerintahnya untuk menyusun rencana untuk memulihkan kepercayaan publik terhadap polisi dan melawan segala bentuk diskriminasi.

Permintaan itu muncul ketika pengawas polisi Prancis meluncurkan penyelidikan terhadap kasus terbaru kebrutalan petugas polisi yang memukuli seorang pria kulit hitam selama akhir pekan yang tertangkap kamera dan diedarkan secara online.

Rekaman video dari insiden tersebut, yang menunjukkan penangkapan kejam terhadap seorang produser musik karena tidak mengenakan masker pada Sabtu, juga menjadi berita utama di saluran TV Prancis.

Menurut laporan media Prancis, tiga petugas polisi mengikuti korban di dalam studio musiknya dan berulang kali meninju dan memukulinya. Sementara beberapa polisi lainnya melayangkan pentungan dan kemudian melemparkan granat gas air mata ke dalam studio memaksa semua orang keluar.

Diketahui, Majelis rendah parlemen Prancis pada Selasa mengesahkan RUU kontroversial yang diprotes luas tersebut. Undang-undang itu akan disahkan Senat pada bulan Desember.

Undang-undang yang diusulkan itu telah memicu kemarahan dan kecaman di antara jurnalis dan kelompok hak asasi manusia di seluruh negeri dan Komisi Eropa, yang mengatakan bahwa jurnalis harus dapat “bekerja dengan bebas dan dalam keamanan penuh”. Unjuk rasa juga diadakan di Paris dengan partisipasi perwakilan media, dan pengunjuk rasa “rompi kuning”. [ind]

Sumber: Presstv

Jauhari Fatria

Saya Penulis Pemula

Leave a Comment
Share
Published by
Jauhari Fatria

Recent Posts

Kendalikan Inflasi di Daerah, Pemkab Kayong Utara Sinergi Semua Elemen

KalbarOnline, Kayong Utara - Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah Kabupaten Kayong Utara, Rene Reinaldy hadir dalam…

5 hours ago

Bupati Kapuas Hulu Hadiri Perayaan Syukuran Panen Padi di Desa Tanjung Karang

KalbarOnline, Putussibau - Bupati Kapuas Hulu, Fransiskus Diaan menghadiri acara Dange atau Gawai Dayak di…

9 hours ago

Wabup Ketapang Lepas Siswa Peserta Calon Paskibraka Tingkat Provinsi Kalbar Tahun 2024

KalbarOnline, Ketapang - Wakil Bupati (Wabup) Ketapang, Farhan melepas secara resmi keikutsertaan siswa peserta Calon…

9 hours ago

Pria di Kubu Raya Lakukan Aksi Pencurian di 11 TKP Demi Sabu dan Judi Slot

KalbarOnline, Kubu Raya - Seorang pria berinisial DN (23 tahun), warga Kabupaten Kubu Raya ditangkap…

9 hours ago

Diduga Lakukan Pelecehan ke ART dan Anak Angkat, Oknum Anggota Polres Kayong Utara Dilaporkan

KalbarOnline, Kayong Utara - Seorang oknum polisi di Kayong Utara diduga telah melakukan pelecehan terhadap…

9 hours ago

Kamaruzaman Penuhi Panggilan Pemeriksaan Kejati Kalbar Sebagai Saksi Kasus Dana Hibah Yayasan Mujahidin

KalbarOnline, Pontianak - Syarif Kamaruzaman memenuhi panggilan penyidik Kejaksaan Tinggi (Kejati) Kalimantan Barat sebagai saksi…

9 hours ago