Suami Alami Ejakulasi Dini, Bisakah Hamil?

Jangan bilang siapa-siapa ya, Mums. Tidak bisa dipungkiri, kalau suami “keluar” terlalu cepat, kita sebagai istri pasti juga bertanya-tanya, “Ejakulasi yang terlalu cepat ini bisa memengaruhi program hamil enggak, ya?” Sebelum keburu galau berkepanjangan, simak informasinya di sini, yuk.

Kapan Dianggap Terlalu Cepat?

Sebuah studi yang mengamati 500 pasangan dari 5 negara berbeda, menemukan rata-rata waktu yang dibutuhkan pria untuk ejakulasi selama hubungan seksual adalah sekitar 5,5 menit. Ukuran waktu tersebut tentu tak bisa dijadikan patokan pasti. Dan, baik posisi, durasi, hingga lokasi juga bisa memengaruhi.

Walau durasi adalah hal yang relatif, ada beberapa kondisi yang bisa menjadi penilaian apakah ejakulasi Dads terlalu dini atau normal, antara lain:

  1. Selalu atau hampir selalu ejakulasi 1 menit setelah penetrasi.
  2. Tidak dapat menunda ejakulasi selama hubungan intim sepanjang waktu atau hampir sepanjang waktu.
  3. Merasa tertekan dan frustrasi, lalu cenderung menghindari keintiman seksual sebagai efeknya.

Nah, dari situ bisa dibedakan 2 jenis ejakulasi dini, yaitu:

  • Ejakulasi dini primer, yang terjadi dalam waktu lama, bahkan sejak pertama kali berhubungan seksual. Jika tidak ditangani, ini dapat terjadi berkepanjangan.
  • Ejakulasi dini sekunder. Artinya, biasanya tidak pernah bermasalah dengan ejakulasi, tetapi beberapa kali atau dalam kondisi tertentu mengalami masalah “keluar” terlalu cepat. Jenis ini adalah keluhan seksual yang umum dan dialami oleh 1 dari 3 pria pada rentang usia 18-59 tahun dalam suatu waktu tertentu. Kondisinya bisa timbul secara bertahap atau bisa terjadi secara tiba-tiba.

Penyebab ejakulasi dini cukup bervariasi, yakni:

  • Merasa tidak puas dengan tubuh sendiri atau kurang menghargai diri sendiri.
  • Depresi atau stres.
  • Riwayat pelecehan seksual, baik sebagai pelaku, korban, atau penyintas.
  • Terlalu khawatir akan pengalaman seksual yang terbatas, ereksi, atau akan mengalami ejakulasi terlalu dini.
  • Peradangan pada prostat atau uretra.
  • Kadar hormon tertentu, misalnya testosteron, tidak normal.
  • Disfungsi ereksi.
  • Kebutuhan rangsangan seksual yang lebih intens untuk mendapatkan dan mempertahankan ereksi.
  • Menderita penyakit metabolik, seperti diabetes atau hipertensi.
  • Mengonsumsi alkohol secara berlebihan.
Baca juga: 5 Jenis Makanan yang Tidak Sepenuhnya Sehat

Ejakulasi Dini Bukan Berarti Mandul, tetapi….

Ejakulasi dini mungkin sulit untuk dibicarakan, bahkan pada pasangan sendiri. Jika kondisi ini terjadi dalam rumah tangga Mums, hal pertama yang perlu dilakukan adalah tak perlu khawatir karena ini sangat umum dialami oleh pria dan dapat terjadi di semua usia. Bahkan, isu ini lebih umum terjadi saat pria masih muda. Pasalnya, ejakulasi biasanya membutuhkan waktu lebih lama seiring bertambahnya usia.

Bagaimana dengan kesuburan? Kabar baiknya, selama ejakulasi dini jarang terjadi, maka Mums tidak perlu mengkhawatirkannya. Lain cerita jika hal ini terjadi berulang kali, ejakulasi dini secara langsung dapat menyebabkan infertilitas. Soalnya, kasus ejakulasi dini sering terjadi bersamaan pada sekitar sepertiga pasien disfungsi ereksi (impoten).

Selain itu, ejakulasi dini akibat hasrat seksual yang rendah bisa jadi merupakan konsekuensi dari kegagalan testis untuk memproduksi hormon testosteron, sperma, atau keduanya (hipogonadisme), yang menyebabkan penurunan kualitas air mani.

Jika ejakulasi dini berlangsung kronis dan membuat frustrasi, bukan tak mungkin dapat menyebabkan hasrat seksual rendah pada pria dan wanita, mengakibatkan penurunan frekuensi berhubungan intim, dan akibatnya infertilitas.

Baca juga: Mungkinkah Hamil Meski Telah Menggunakan Alat Kontrasepsi?

Langkah Pengobatan Ejakulasi Dini

Walau bukan kondisi yang mengancam kesehatan, ejakulasi dini tentu berdampak besar pada kepuasan pasangan, yang nantinya berefek pada kualitas hubungan. Untuk itu, ada beberapa cara alami non-obat yang bisa Mums sarankan untuk suami jika mengalami kondisi ini, seperti:

  • Perbanyak asupan mineral

Zat gizi, seperti seng dan magnesium, berperan besar untuk kesehatan organ reproduksi, termasuk untuk mengatasi ejakulasi dini. Kedua nutrisi ini banyak terkandung dalam tiram, daging sapi, yoghurt, serta bayam.

  • Melakukan teknik berhenti sebentar-remas (pause-squueze)

Teknik ini dapat membantu mengatasi ejakulasi dini dengan membiarkan gairah berkurang sebelum mencapai klimaks. Saat suami merasa siap untuk ejakulasi, berhentilah, dan tekan ujung penis selama 10-15 detik hingga tidak ingin mencapai klimaks lagi. Tunggu sekitar 30 detik untuk menunggu ereksi berhenti. Setelah itu, Mums dan Dads bisa mencoba kembali berhubungan intim.

  • Teknik berhenti-mulai (stop-start)

Sedikit mirip dengan teknik pause squeeze, metode stop-start dilakukan untuk menunda klimaks dengan menarik penis keluar dari vagina. Saat suami merasakan dorongan untuk berejakulasi, hentikan aktivitas seksual sepenuhnya. Setelah ia merasa kurang terangsang, perlahan-lahan mulailah melakukan aktivitas seksual lagi. Ulangi proses ini sebanyak yang diperlukan untuk membantu suami mengontrol ejakulasi.

  • Latihan dasar panggul dengan teknik kegel

Kontraksikan otot dasar panggul seperti ketika menahan buang air kecil dan besar. Lakukan selama 3 detik sambil berbaring atau duduk, lalu rileks selama 3 detik. Lakukan ini setidaknya 10 kali berturut-turut setidaknya 3 kali sehari. Ingat, jangan lupa bernapas saat melakukannya dan fokuskan kontraksi hanya pada otot dasar panggul. Jangan mengencangkan perut, paha, atau bokong saat melakukan kegel.

  • Gunakan kondom yang lebih tebal

Pilihlah varian kondom dengan bahan lateks yang lebih tebal untuk menurunkan sensitivitas dan mencegah ejakulasi lebih awal.

  • Onani

Masturbasi 1-2 jam sebelum melakukan aktivitas seksual dapat membantu menunda ejakulasi selama penetrasi. Pelepasan seksual ini akan mengurangi kebutuhan suami untuk mencapai klimaks dengan cepat.

  • Hindari berhubungan seks selama beberapa waktu

Dengan menghindari berhubungan seksual untuk beberapa saat dapat membantu menghilangkan tekanan pada suami. Dan perlu diketahui, penetrasi bukan satu-satunya cara untuk mencapai kepuasan seksual. Jadi, carilah cara lain agar Mums dan suami bisa merasakan kesenangan yang tidak akan membuat keduanya tertekan atau frustrasi.

  • Mengonsumsi obat disfungsi ereksi

Jika disfungsi ereksi adalah faktor penyebab dari ejakulasi dini, bicarakanlah dengan dokter terkait pengobatannya, apakah perlu mengonsumsi tadalafil (Cialis) dan sildenafil (Viagra). Keduanya dapat membantu Dads mempertahankan ereksi, yang dapat menyebabkan ejakulasi tertunda.

Terlepas dari cara apa yang dicoba, tak perlu malu untuk mengonsultasikannya kpada dokter spesialis urologi jika ejakulasi dini memengaruhi kehidupan seks Mums dan Dads. Toh, langkah ini adalah untuk kebaikan bersama dan demi sebuah tujuan yang mulia, yaitu mendapatkan keturunan. Tetap semangat ya, Mums! (AS)

Baca juga: Selingkuh Bisa Terulang, Benarkah?

Referensi:

NHS. Ejaculation Problem.

Mayo Clinic. Premature Ejaculation.

Wiley Online Library. Premature Ejaculation.

Healthline. Remedies for Premature Ejaculation.

Comment