Simulasi dan Persiapan yang Baik Perlancar Vaksinasi Covid-19

KalbarOnline.com – Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin mengatakan bahwa simulasi vaksinasi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) merupakan bagian penting yang tidak terpisahkan dari persiapan vaksinasi Covid-19. Hal ini dilakukan sebagai upaya agar proses vaksinasi Covid-19 kepada seluruh penduduk Indonesia dapat berjalan dengan lancar. Maka tak heran simulasi masuk dalam program Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN).

“Jadi, ada beberapa persiapan yang harus disiapkan, supaya nanti vaksinasinya itu berjalan dengan baik. Termasuk menyiapkan data-data, nama-nama yang akan divaksin di seluruh Indonesia, kemudian juga tahapan-tahapannya, kemudian juga bagaimana nanti pendistribusian vaksinnya,” papar Wapres belum lama ini usai melakukan peninjauan simulasi vaksinasi Covid-19 di Puskesmas Cikarang, Kabupaten Bekasi, Provinsi Jawa Barat.

Lebih jauh, Wapres menjelaskan bahwa selain simulasi vaksinasi di berbagai daerah, pemerintah juga menyediakan pelatihan-pelatihan untuk semua petugas vaksin. “Bahkan juga sudah direncanakan bagaimana limbah vaksin yang banyak itu harus ditangani,” imbuhnya.

Adapun mengenai vaksin Covid-19 sendiri, Wapres memastikan bahwa vaksinnya sudah ada tetapi masih dalam proses uji klinis. Setelah uji klinis selesai, izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) juga keluar.

Baca Juga :  Mitos Vs Fakta: Sebelum Beli Galaxy A05 dan A05s, Kamu Harus Tahu Lima Hal Ini

Izin BPOM akan menunjukkan bahwa vaksin itu aman, punya khasiat, efektif, dan kemanjurannya bisa dipertanggungjawabkan. “Dan nanti juga (izin) boleh dipakai itu juga kita harapkan segera keluar dari Majelis Ulama Indonesia (MUI),” ungkapnya.

Terkait kebolehan penggunaan vaksin dari MUI, menurut Wapres, fatwa halal bisa keluar karena vaksin tersebut halal atau karena berdasarkan kedaruratan. “Yang terpenting, MUI sebagai lembaga otoritas akan memberikan fatwanya tentang masalah itu,” tegas Wapres.

Oleh karena itu, Wapres menegaskan kembali bahwa sertifikasi atau fatwa dari MUI akan keluar sebelum vaksin diedarkan. “Sekarang sebenarnya sudah ada pemeriksaan awal. Jadi, tinggal nanti menunggu hasilnya. Vaksinnya sudah ada dan sedang diperiksa. Yang ada di Beijing itu sudah ada tim bersama dari BPOM juga dari MUI, nanti menjelang vaksinasi itu harus terlebih dahulu keluar,” ungkap Wapres.

Mengenai proses penyuntikan vaksinasi kepada seluruh penduduk Indonesia yang berjumlah lebih dari 260 juta jiwa, Wapres mengatakan bahwa hal tersebut akan dilakukan secara bertahap yang difasilitasi oleh Kementerian Kesehatan. Dalam kesempatan sama, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menjelaskan bahwa Kementerian Kesehatan telah mempersiapkan segala hal terkait vaksinasi Covid-19.

Baca Juga :  Pemprov Kalbar Borong 5 Penghargaan Sekaligus Pada Ajang BKN Award 2023

“Mudah-mudahan ini semua bisa menjadi cara kita supaya pelaksanaan vaksinasi berjalan dengan lancar,” ungkap Terawan.

Melalui simulasi vaksinasi ini, Wapres menyaksikan secara langsung bagaimana proses pelaksanaan vaksinasi di Puskesmas Cikarang. Proses vaksinasi sendiri dimulai dari pendaftaran dan pemanggilan peserta secara online, lalu screening (pemeriksaan) kesehatan dasar untuk memastikan peserta dapat divaksin, kemudian penyuntikan vaksin, dan diakhiri observasi selama 30 menit setelah vaksinasi.

Apabila setelah observasi dan peserta dinyatakan aman, maka peserta diizinkan pulang. Namun, apabila terdapat masalah, maka peserta akan mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Sebagai informasi, sehari sebelumnya, Rabu (18/11), Presiden Joko Widodo juga melakukan peninjauan simulasi vaksinasi Covid-19 di Puskesmas Tanah Sereal, Kota Bogor. Turut hadir mendampingi Wapres pada peninjauan ini Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Bupati Bekasi Eka Supria Atmaja, Kepala Sekretariat Wapres Mohamad Oemar, Staf Khusus Wapres Bidang Komunikasi dan Informasi Masduki Baidlowi, serta Tim Ahli Wapres Berlin Simanurung.

Comment