Merapi Level Siaga, Status Pengungsi Mengalami Penambahan

KalbarOnline.com – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan, sebanyak 817 warga yang tinggal di wilayah Kawasan Rawan Bencana (KRB) III telah diungsikan ke sembilan titik pengungsian, menyusul status Gunung Merapi dinaikkan menjadi Level III atau Siaga, oleh Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) sejak Kamis (5/11). Jumlah pengungsi, kini mengalami peningkatan sebanyak 210 orang terhitung sejak dua pekan lalu.

“Rincian jumlah dan lokasi pengungsian meliputi 118 warga dari Desa Krinjijng mengungsi di Balai Desa Deyangan, Kecamatan Mertoyudan, sebanyak 115 warga dari Desa Ngargomulyo mengungsi di Gedung NU Ketaron, Gedung Futsal Tejowarno, Gedung PPP Prumpung dan PAY Muhammadiyah di Desa Tamanagung, Kecamatan Muntilan,” kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati dalam keterangannya, Minggu (22/11).

“Kemudian sebanyak 110 warga dari Desa Keningar mengungsi di SDN 1 Ngrajek dan kediaman Kepala Desa Ngrajek, Desa Ngrajek, Kecamatan Mungkid. Selanjutnya sebanyak 476 warga dari Desa Paten mengungsi di Desa Banyurojo dan Desa Mertoyudan di Kecamatan Mertoyudan,” sambungnya.

Baca Juga :  IDI: Hargai Kinerja Tenaga Medis dengan Wajib Patuhi 3M

Raditya menyatakan, data akumulasi yang dihimpun, pengungsi tersebut terdiri dari 279 laki-laki dan 538 perempuan. Adapun ibu hamil sebanyak 13 orang, ibu menyusui 33 orang, lansia laki-laki 46 orang, lansia perempuan 122 orang, balita laki-laki 81 orang, balita perempuan 70 orang, anak laki-laki 57 orang, anak perempuan 61 orang, difabel laki-laki 7 orang, difabel perempuan 12 orang, warga yang sakit/rentan ada 2 orang laki-laki dan 7 perempuan serta pendamping dewasa ada 86 laki-laki dan 220 perempuan.

Sementara itu, Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Kabupaten Magelang, Edy Susanto menyebut, warga Desa Keningar memilih turut mengungsi kendati wilayahnya berada di luar KRB III. Karena mereka meras takut dan trauma akibat kejadian erupsi 2010.

Baca juga: BPPTKG Mencatat Tujuh Kali Suara Guguran dari Gunung Merapi

Baca Juga :  Gempa Mamuju Telan Korban Jiwa dan Akses Jalan Utama Putus

“Desa Keningar di luar rekomendasi prakiraan bahaya BPPTKG namun atas dasar rasa takut dan trauma akibat kejadian erupsi 2010, maka Pemerintah Desa setempat memfasilitasi evakuasi pengungsian,” ujar Edy.

Dalam rangka memenuhi kebutuhan makanan para warga yang mengungsi maupun petugas, sambung Edy, BPBD Kabupaten Magelang dibantu instansi terkait telah mendirikan dapur umum di setiap titik lokasi pengungsian dan menyiapkan kebutuhan makanan mulai pukul 04.00 WIB.

Selain itu, menurut Edy pihaknya juga mendistribusikan air bersih untuk masing-masing lokasi pengungsian pada pukul 06.00 hingga 08.00 WIB. Bahkan juga melakukan kegiatan trauma healing secara berkala oleh Ikatan Guru Taman Kanak-Kanak Muslimat (IKGTKM) Mertoyudan dan Forum Anak Kabupaten Magelang di setiap titik pengungsian.

“Kegiatan tersebut dilakukan agar anak-anak tidak mengalami stres dan ketakutan selama dalam pengungsian,” pungkasnya.

Saksikan video menarik berikut ini:

Comment