Hasil Uji Akhir Vaksin Pfizer, Tingkat Kemanjuran Mencapai 95 Persen

KalbarOnline.com – Hasil terbaru dari uji coba tahap akhir vaksin Covid-19 dari Pfizer menunjukkan tingkat kemanjuran hingga 95 persen. Kabar tersebut menambah koleksi vaksin manjur asal Amerika Serikat. Kini peneliti memiliki akan mengajukan izin darurat AS dalam beberapa hari ke depan.

Pembuat obat tersebut mengatakan kemanjuran vaksin yang dikembangkan bekerja sama dengan peneliti Jerman BioNTech. Di balik penelitian itu ada sosok pasangan suami istri Profesor Ugur Sahin dan dokter Oezlem Tuereci. Mereka membentuk ‘tim impian’ yang memberi dunia harapan nyata untuk Vaksin.

  • Baca juga: Kisah Penemu Vaksin Covid-19 yang Manjur, Sederhana, Rela Tak Liburan

Lahir di Turki, dan dibesarkan di Jerman, Prof Sahin berasal dari keluarga imigran yang bekerja di Pabrik Ford. Dia kemudian menjadi dokter dengan spesialisasi imunoterapi. Istrinya, Oezlem Tuereci, 53, adalah anggota dewan BioNTech. Dia juga putri seorang dokter Turki yang juga bermigrasi ke Jerman. Mereka menikah pada 2002 ketika Prof Sahin bekerja di University Medical Center Mainz.

BioNTech dan mitranya di AS Pfizer mengumumkan bahwa vaksin mereka dapat mencegah lebih dari 90 persen orang tertular Covid-19. Hasil positif terlihat menurut hasil awal dari uji coba tahap 3 terhadap 40 ribu orang.

Baca Juga :  Peneliti Inggris: Jepang Bakal Terlambat Capai Herd Immunity Covid-19

Vaksin Pfizer dinilai konsisten untuk semua usia dan etnis. Dan tidak ada efek samping yang signifikan. Kemanjuran pada lansia di atas 65 tahun, yang berisiko tertular virus, lebih dari 94 persen. Analisis terakhir dilakukan hanya satu minggu setelah hasil awal dari uji coba menunjukkan vaksin itu lebih dari 90 persen efektif.

Sementara itu vaksin Moderna sebelumnya merilis data awal untuk vaksinnya, yang menunjukkan efektivitas serupa. Keduanya dikembangkan dengan teknologi baru yang dikenal sebagai messenger RNA (mRNA), telah meningkatkan harapan untuk mengakhiri pandemi yang telah menewaskan lebih dari 1,3 juta orang di seluruh dunia.

  • Baca juga: Diklaim Manjur, Ini Perbedaan Vaksin Covid-19 dari Pfizer dan Moderna

Pfizer mengatakan ada 170 kasus penyakit dalam percobaan terhadap lebih 43 ribu sukarelawan, yang 162 di antaranya diamati di kelompok plasebo dan delapan di kelompok vaksin.

Baca Juga :  Langkah Ekstrem AS, Usir 15 Peneliti Tiongkok Kembali ke Negaranya

Sebanyak 10 orang mengalami Covid-19 kondisi parah, salah satunya menerima vaksin. Peneliti juga mengatakan vaksin itu dapat ditoleransi dengan baik dan sebagian besar efek sampingnya ringan hingga sedang dan hilang dengan cepat.

Satu-satunya efek samping yang mempengaruhi lebih dari 2 persen dari mereka yang divaksinasi adalah kelelahan. “Dengan ratusan ribu orang di seluruh dunia terinfeksi setiap hari, kami sangat membutuhkan vaksin yang aman dan efektif untuk dunia,” kata CEO Pfizer Albert Bourla dalam sebuah pernyataan.

Pfizer dan BioNTech juga mengatakan mereka berencana untuk mengirimkan data tersebut ke badan pengatur lain di seluruh dunia serta AS. Mereka juga berencana untuk mengirimkan data dari penelitian tersebut ke jurnal ilmiah peer-review.

Pfizer menegaskan mereka mengharapkan untuk membuat sebanyak 50 juta dosis vaksin tahun ini, cukup untuk melindungi 25 juta orang, dan kemudian menghasilkan hingga 1,3 miliar dosis pada 2021. Perlombaan lainnya juga dilakukan oleh AstraZeneca dengan Universitas Oxford pada November atau Desember.
Begitu juga dengan Johnson & Johnson.

Comment