Obama: Trump Ragukan Hasil Pemilu ‘Mendelegitimasi’ Demokrasi

KalbarOnline.com – Mantan Presiden Amerika, Barack Obama merasa aneh dan terganggu dengan cara sejumlah politisi Partai Republik yang begitu nurut ‘mengikuti’ klaim omong kosong Trump bahwa Pemilu curang. Obama menilai, dengan Trump menentang hasil pemilihan, dia seperti “mendelegitimasi” demokrasi.

“Saya lebih bermasalah dengan fakta bahwa pejabat Republik lainnya yang jelas-jelas tahu lebih baik setuju dengan ini (klaim Trump). Mereka sepertinya sedang melucu,” kata Obama saat berbicara dengan CBS untuk mempromosikan buku barunya, A Promised Land, yang akan dirilis pada Selasa besok.

“Ini adalah satu langkah lagi dalam mendelegitimasi tidak hanya pemerintahan Biden yang akan datang, tetapi demokrasi secara umum. Dan itu jalan yang berbahaya,” lanjut Obama.

Sejak Joe Biden dideklarasikan sebagai presiden terpilih pada Sabtu lalu, Trump belum menyerah. Ia mengatakan telah mengajukan banyak tuntutan hukum yang menantang suara dan administrasi pemilihan di beberapa negara bagian utama. Ia juga mendukung penghitungan ulang di negara bagian seperti Georgia dan Wisconsin.

Baca Juga :  PPJNA 98 Tuding KAMI Mau Gulingkan Presiden Jokowi

Sementara beberapa pejabat partai Republik telah memberi selamat kepada Biden dan mengakui dia sebagai presiden berikutnya, banyak yang menahan dan malah langsung mendukung tantangan pemilihan Trump atau mendesak kesabaran saat prosesnya berjalan.

Tidak ada bukti: Pejabat pemilu AS menolak klaim penipuan Trump

Sementara itu, penyelenggara Pemilu AS menolak klaim curang yang kerap disampaikan Donald Trump karena tidak ada dasar bukti kuat. Dalam sebuah pernyataan pada Kamis lalu, pejabat senior federal dan pemilihan negara bagian AS menolak klaim penipuan Presiden Donald Trump, dengan mengatakan “pemilu 3 November adalah yang paling aman dalam sejarah Amerika”.

Baca Juga :  Asik! Subsidi Gaji Cair 25 Agustus, Besarannya Rp1,2 Juta

Pernyataan itu muncul beberapa jam setelah Trump sekali lagi berteriak curang, me-retweet klaim tak berdasar bahwa pembuat peralatan pemilu “menghapus” 2,7 juta suara untuknya secara nasional.

“Tidak ada bukti bahwa sistem pemungutan suara menghapus atau kehilangan suara, mengubah suara, atau dengan cara apa pun dikompromikan,” kata pernyataan yang dikeluarkan oleh Dewan Koordinasi Pemerintah Infrastruktur Pemilu, kelompok publik-swasta di bawah badan keamanan pemilihan federal utama (Cybersecurity and Infrastructure Security Agency/CISA).

“Meskipun kami tahu ada banyak klaim dan peluang yang tidak berdasar untuk informasi yang salah tentang proses pemilihan, kami dapat meyakinkan Anda bahwa kami memiliki kepercayaan penuh dalam keamanan dan integritas pemilihan kami, dan Anda juga harus melakukannya,” kata pernyataan itu. [ind]

Comment