Kram Perut di Masa Subur, Wajarkah?

Sistem reproduksi wanita memang unik. Indung telur (ovarium) hanya mengeluarkan 1 sel telur setiap bulannya dan itu hanya bertahan selama kurang lebih 24 jam. Masa krusial ini dinamakan ovulasi, yang merupakan periode penting untuk mewujudkan kehamilan. Namun kenapa ya perut terasa kram atau nyeri di masa ini? Pertanda buruk atau negatif untuk kesuburan? Berikut jawabannya untuk Mums.

Nyeri Ovulasi, Wajarkah?

Ovulasi. Inilah yang paling ditunggu-tunggu ketika ingin hamil. Di masa ini, sperma berpeluang besar untuk bertemu dengan sel telur di salah satu saluran tuba fallopi. Jika keduanya berhasil bertemu, maka terjadilah pembuahan dan berkembang menjadi kehamilan.

Jika pembuahan tidak terjadi dalam waktu 24 jam setelah sel telur meninggalkan ovarium, maka sel telur akan larut dan terjadi peluruhan dinding rahim, yang kita sebut menstruasi. Itulah kenapa, mengetahui kapan masa ovulasi dapat membantu Mums dan Dads merencanakan waktu berhubungan intim agar berpeluang besar untuk hamil.

Kendati demikian, masa ovulasi tidak sesederhana itu. Pelepasan sel telur oleh salah satu indung telur dapat menyebabkan mittelschmerz atau nyeri ovulasi yang terasa seperti sentakan tajam, tekanan yang tidak nyaman, atau kram yang hilang timbul di sisi kiri atau kanan area perut bawah. Dan pada beberapa wanita, hal itu disertai rasa sakit saat berhubungan seks (dispareunia).

Kenapa nyeri ovulasi bisa terjadi? Penyebab pastinya tidak diketahui. Ada kemungkinan itu akibat kontraksi di tuba fallopi ketika sel telur bergerak menuju rahim melalui melalui tuba fallopi.

Baca Juga :  Mengenal Tokofobia, Ketakutan Hamil dan Melahirkan yang Berlebihan

Ada juga kemungkinan akibat adanya folikel yang tumbuh, meregangkan selaput yang menutupi ovarium sebelum ovulasi. Kemungkinan lain adalah adanya iritasi dari sedikit darah atau cairan yang dilepaskan ke perut saat folikel pecah untuk melepaskan sel telur.

Baca juga: Menstruasi Selalu Maju Artinya Subur?

Normalkah Ini?

Nyeri ovulasi nyatanya dialami oleh sekitar 1 dari 5 wanita. Artinya, hal ini termasuk wajar dan tak perlu dikhawatirkan. Malah, sebenarnya Mums diuntungkan dengan adanya nyeri ovulasi jika sedang mencoba untuk hamil.

Pasalnya, kram yang dirasakan pada 2 minggu sebelum mendapat haid adalah tanda bahwa Mums sedang berovulasi dan mungkin saja subur. Hal ini bisa menjadi penanda bahwa kemungkinan besar Mums akan hamil jika melakukan hubungan seksual tepat sebelum ovulasi, pada hari ovulasi, atau segera setelah ovulasi.

Untuk mengetahui apakah sakit perut yang Mums alami terkait dengan ovulasi atau tidak, pantaulah siklus menstruasi selama 2 hingga 3 bulan. Jika gejala yang serupa terus-menerus terjadi sekitar 2 minggu sebelum tanggal haid, maka kemungkinan besar itu adalah nyeri ovulasi.

Jika Mums mengalami nyeri ovulasi, pastikan untuk memperhatikan gejala ovulasi lainnya, misalnya lendir serviks muncul dengan konsistensi seperti putih telur atau nyeri payudara. Nyeri ovulasi juga tak akan berlangsung lama, bisa terasa hanya beberapa menit hingga 48 jam.

Baca Juga :  Preeklampsia tidak Selalu Terjadi di Akhir Kehamilan, Waspada Gejalanya!

Untuk mengobati nyeri ovulasi, Mums boleh saja mengonsumsi obat penghilang rasa sakit, seperti asetaminofen atau parasetamol. Hindari ibuprofen jika mencoba untuk hamil karena dapat meningkatkan risiko keguguran jika diminum sekitar waktu pembuahan.

Baca juga: Keguguran pada Awal Kehamilan Dapat Memicu Gejala Stres Pasca-Trauma

Satu hal yang perlu diketahui, Mums tetap bisa mendapatkan menstruasi setiap bulan meskipun tidak mengalami ovulasi. Ini karena lapisan rahim tetap menebal dan bersiap untuk kemungkinan kedatangan sel telur, terlepas dari apakah ovulasi terjadi. Pada kondisi ini, biasanya darah menstruasi sedikit atau memiliki siklus menstruasi yang pendek. Normalnya, siklus menstruasi berkisar pada 28 sampai 35 hari.

Artinya, tak perlu menunggu terlalu lama untuk memeriksakan diri ke dokter kandungan. Jika merencanakan untuk memiliki keturunan setelah menikah, tak ada salahnya untuk berinisiatif lebih awal berkonsultasi ke dokter kandungan. Dan jika tak kunjung hamil setelah rutin berhubungan intim tanpa kontrasepsi selama 1 tahun, segera lakukan tes kesuburan dasar untuk Mums dan Dads. (AS)

Baca juga: Deteksi Dini Endometriosis untuk Menyiapkan Kehamilan yang Sehat

Referensi

Healthline. How Long Does Ovulation Last?

Everyday Health. Ovulation Pain.

What to Expect. Ovulation Pain and Cramping.

Comment