Masjid di Singapura Dibuka Lagi, Ketatnya Salat Jumat Saat Pandemi

KalbarOnline.com – Singapura mulai hari ini, Jumat (13/11) membuka lagi sejumlah masjid dan mengizinkan jamaah untuk salat Jumat di masjid setelah kasus Covid-19 terus menurun. Sedikitnya 10 masjid mulai memberikan ruang tambahan bagi jamaah untuk melakukan salat berjamaah sebagai bagian dari percontohan tahap awal.

Pertama kali diumumkan pada awal bulan ini, langkah tersebut akan mengizinkan masjid melayani 450 jamaah dalam tiga sesi setiap hari Jumat yakni pada pukul 12.45, 13.45 dan 14.45. Sepertiga dari jumlah itu atau 150 jamaah akan dibagi menjadi tiga zona yang beranggotakan 50 orang untuk setiap sesi.

  • Baca juga: Kasus Covid-19 Makin Rendah, Singapura Izinkan Masjid untuk 150 Jamaah

Dilansir dari Straits Times, Jumat (13/11), jamaah yang memasuki masjid wajib melakukan cek menggunakan aplikasi atau token TraceTogether. Semua kelompok agama juga telah diizinkan untuk melakukan kebaktian hingga 100 orang sejak 3 Oktober, dengan jamaah dibagi menjadi zona masing-masing hingga 50 untuk memastikan jarak sosial yang aman.

Menteri Kebudayaan, Komunitas, dan Pemuda Singapura, Edwin Tong mengatakan pada 26 September sesi percontohan ibadah sudah diizinkan hingga 250 peserta. Kemudian akan dilakukan bagi mereka yang telah melakukan layanan dengan aman untuk 100 orang. Dan pada hari ini, semua jamaah khusyuk dan tertib di tiga zona salat di Masjid Maarof di Jurong West. Jamaah wajib menggunakan aplikasi atau tanda TraceTogether untuk check-in, sebelum masuk dan melakukan salat.

Baca Juga :  Pengelola Doma Museum Tak Sadar Lukisan Koleksinya Dicuri

Suhu tubuh mereka juga harus diukur dengan pemindai. Dan, setiap zona memiliki beberapa anggota staf atau sukarelawan yang siaga untuk membantu.

Sebelum masuk, jamaah harus menunjukkan kepada staf dan relawan yang ditempatkan di luar masjid berupa slip konfirmasi elektronik yang akan mereka terima setelah memesan tempat salat secara online. Semua jamaah memiliki alas sendiri untuk salat untuk memastikan bahwa wajah mereka tidak bersentuhan secara fisik dengan lantai masjid saat salat.

Tidak ada jabat tangan, dan banyak yang memilih salam mufti, di mana seseorang meletakkan tangannya di dada untuk menyampaikan salam. Setelah setiap sesi salat, staf masjid terlihat membersihkan zona dengan mesin desinfektan di pagar, pilar, lantai, dan dinding.

Baca Juga :  Singapura Dibuat Geram dengan Klaster Covid-19 di Asrama Pekerja

Petugas sistem dan komersial di perusahaan logistik Abdul Rashid, 44, adalah salah satu jamaah selama slot pertama di Masjid Maarof. Dia terkesan dengan betapa ketatnya proses memasuki masjid di Singapura dengan TraceTogether. Sebelum hari Jumat, dia sudah menggunakan kartu identitasnya untuk check-in di masjid.

“Saya merasa bersyukur karena slotnya telah ditambah menjadi 150 sekarang karena itu memberi lebih banyak kesempatan bagi kami untuk menunaikan salat di masjid,” katanya.

Sepuluh masjid yang berpartisipasi dalam uji coba tersebut adalah Al-Islah, Al-Istighfar dan Darul Ghufran di timur, An-Nur, Assyafaah dan Yusof Ishak di utara, Angullia dan Sultan di selatan dan Al-Khair dan Maarof di barat. Ketua eksekutif Masjid Maarof Ustaz Rashid Ramli menggambarkan uji coba ini diharapkan menjadi inspirasi agar nantinya jamaah mengunduh dan menggunakan aplikasi TraceTogether.

“Kami berharap dengan semua tindakan pengamanan yang ada, kami dapat memastikan bahwa masjid kami adalah tempat yang aman untuk dikunjungi,” katanya.

Saksikan video menarik berikut ini:

Comment