Peneliti AS: Terapi Plasma Bisa Cepat Bunuh Virus Korona di Permukaan

KalbarOnline.com – Peneliti dari Universitas California (UCLA) Amerika Serikat menilai penggunaan terapi plasma dapat menjanjikan dalam pertempuran melawan Covid-19. Dalam uji coba, virus Korona di permukaan benda bisa mati dengan cepat setelah diberikan terapi plasma.

Pemodelan yang dipresentasikan pada bulan Juni di Physics of Fluids menunjukkan strain virus Korona pada permukaan seperti logam, kain, dan plastik hancur kurang dari 3 menit. Terapi plasma atmosfer zat argon yang dingin digunakan dalam penelitian.

  • Baca juga: Peneliti AS Tegaskan Pakai Masker Tak Akan Turunkan Saturasi Oksigen

Untuk menyemprot permukaan yang sengaja dipaparkan dnegan SARS-CoV-2, para peneliti menggunakan jet plasma tekanan ambien yang mereka buat dengan printer 3-D. Plastik, beton, karton, kulit bola, dan kulit bisbol untuk bagian dari permukaan.

Dalam waktu kurang dari 3 menit, semprotan plasma yang diberi zat argon membunuh semua virus Korona di enam permukaan. Dan, 30 detik kemudian sebagian besar virus mati.

Baca Juga :  Reisa Akui Disiplin 3M Cara Optimis Menekan Angka Penularan Covid-19

Selama berjam-jam, virus Korona akan tetap menular di permukaan. Maka penting untuk kita selalu mencuci tangan pakai sabun dan dengan air mengalir.

Penulis Richard E. Wirz mengatakan hasilnya menunjukkan hal yang luar biasa untuk penggunaan plasma dalam menghentikan periode penyebaran virus.

“Ini baru permulaan,” kata Wirz seperti dilansir Science Times. “Kami sangat yakin dan memiliki harapan yang sangat tinggi untuk plasma di masa mendatang. Di masa mendatang, banyak jawaban untuk komunitas ilmiah akan datang lewat plasma,” jelasnya.

Apa itu Plasma?

Plasma adalah materi atau zat yang dibentuk dengan memanaskan atau memasukkan gas netral ke medan elektromagnetik yang kuat. Plasma atmosfer dingin, ilmu yang relatif baru, adalah gas terionisasi dengan suhu mendekati suhu kamar yang telah terbukti berhasil dalam menyembuhkan kemoterapi, penyembuhan luka, kedokteran gigi, dan aplikasi medis lainnya.

Para penulis melakukan pemeriksaan serupa pada plasma Coronavirus yang diberi makan zat helium. Akan tetapi helium itu tidak berhasil, bahkan hingga lima menit terapi.

Baca Juga :  WHO Peringatkan Pandemi Lain Usai Korona, Peneliti Sebut Ada 30 Virus

Berbeda dengan zat argon. Penulis berasumsi bahwa ini disebabkan oksigen reaktif yang lebih rendah dan konsentrasi nitrogen reaktif dengan memanfaatkan batubara yang diberi umpan helium.

Eksperimen lain tentang dampak plasma pada bakteri dan virus telah menunjukkan kerusakan pada selubung luar virus yang mungkin melibatkan protein penting untuk pengikatan sel inang. Tim lain mengembangkan filter plasma tahun lalu yang dapat mensterilkan 99 persen virus di udara.

Namun, Wirz dan timnya kini sedang mencoba membuat media ini. Para peneliti berharap manfaat plasma dapat diakses oleh warga dunia.

“Hasil ini juga menyarankan bahwa plasma dingin harus diselidiki untuk menonaktifkan SARS-CoV-2 yang ditularkan oleh aerosol,” tulis Wirz dan rekannya dalam makalah mereka.

Saksikan video menarik berikut ini:

Comment