Hari Kesehatan Nasional 2020, Momentum Mengakhiri Pandemi Covid-19

KalbarOnline.com – Pembangunan sektor kesehatan menjadi salah satu program prioritas pemerintah. Terbukti, di tengah pandemi yang melanda, Indonesia masih bisa mendapatkan kabar baik dari dunia kesehatan.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut Indeks Pembangunan Manusia (IPM) menunjukkan perbaikan dari tahun ke tahun. Bayi yang lahir di 2019 memiliki harapan hidup hingga 71,34 tahun, lebih panjang 0,56 tahun dari bayi yang lahir 4 tahun sebelumnya.

Selain itu, berdasarkan data Kementerian Kesehatan, prevalensi stunting juga mengalami penurunan, dari 37,2 persen di 2015 menjadi 27,7 persen di 2019. Jumlah kematian ibu juga menurun dari 4.990 di 2015 menjadi 4.196 di 2019. Lalu kematian bayi juga turun dari 33.278 di 2015 menjadi 26.288 di 2019.

”Terus terang bahwa di usia yang ke-56 ini, cukup unik dan spesifik karena Hari Kesehatan Nasional bertepatan kita sedang menghadapi pandemi Covid-19,” ujar Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan drg Oscar Primadi MPH saat ditemui di Kantor Kementerian Kesehatan, Rabu (11/11).

Dia berharap peringatan Hari Kesehatan Nasional Ke-56 pada Kamis (12/11) bisa menjadi momentum untuk menggugah dan mengajak masyarakat belajar dan bertanggung jawab terhadap kesehatan diri. Hal itu diwujudkan dengan berperilaku sehat agar terhindar dari berbagai penyakit, termasuk Covid-19.

Hari Kesehatan Nasional Ke-56 mengangkat tema Satukan Tekad Menuju Indonesia Sehat dengan subtema Jaga Diri, Keluarga, dan Masyarakat, Selamatkan Bangsa dari Pandemi Covid-19. “Ini menjadi momentum untuk memberikan apresiasi kepada para pahlawan kesehatan atas jasa-jasanya di bidang kesehatan, terutama para tenaga kesehatan,” cetusnya.

Baca Juga :  Kompetisi Liga Indonesia Bisa Lebih Buruk

Peringatan ini merupakan salah satu bentuk ekspose dan rasa syukur atas pencapaian kinerja pembangunan bidang kesehatan setiap tahunnya. Sekaligus wadah untuk mengevaluasi dan pertanggung jawaban publik terhadap berbagai upaya pembangunan kesehatan yang sudah dilakukan di seluruh wilayah Indonesia.

Menurut drg Oscar, dalam upaya menggugah dan mengajak masyarakat belajar dan bertanggung jawab terhadap kesehatan diri, pemerintah tentu tidak bisa mengandalkan sifat instruktif, tapi harus ada kolaborasi antarlembaga dan masyarakat. Peran masyarakat dalam upaya memutus mata rantai pandemi Covid-19 sangat penting.

”Terutama terkait kesadaran untuk mematuhi protokol kesehatan. Tanpa kesadaran itu, kita akan sulit memutus mata rantai Covid-19. Bahkan, ketika kita sudah menemukan obat atau vaksinnya,” ungkapnya. Seluruh komponen masyarakat harus bersama-sama bekerja keras menangani pandemi Covid-19 dengan upaya 3T (testing, tracing dan treatment) dan 3M (menjaga jarak, memakai masker dan mencuci tangan pakai sabun di air mengalir).

HKN Ke-56 pada 2020 diperingati dengan melakukan upacara secara virtual yang akan melibatkan peserta dari seluruh Indonesia. Upacara melalui daring itu dilakukan untuk kali pertama sepanjang sejarah peringatan HKN oleh Kementerian Kesehatan.

Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan drg Oscar Primadi MPH. (Foto: Salman Toyibi/Jawa Pos)

Tingkatkan Layanan Kesehatan
Sekjen Kementerian Kesehatan menuturkan, prioritas nasional untuk pembangunan kesehatan meliputi masalah penurunan angka kematian ibu anak, peningkatan gizi masyarakat, gerakan masyarakat hidup sehat, pengendalian penyakit tidak menular, distribusi kesehatan, penyediaan obat dan alat kesehatan, serta jaminan kesehatan nasional.

Baca Juga :  Partai Nasdem dan Paradigta Edukasi Warga Korpri Buat Cairan Disinfektan

”Sustainability pembangunan kesehatan ini harus dapat kita jaga dan dapat kita tingkatkan terus. Dengan begitu, upaya kita untuk menyehatkan masyarakat dan mendapatkan sumber daya manusia yang unggul di Indonesia bisa berjalan dengan baik,” lanjutnya. Selama pandemi, dia melihat upaya yang telah dilakukan harus terus diperkuat. ”Program-program harus beriringan dengan sebuah effort yang lebih dari biasanya,” kata Oscar.

Pada 2020, ada peningkatan di jejaring laboratorium kesehatan nasional di bawah Litbangkes. Sebelum terjadi pandemi, hanya ada 13 lab, sekarang sudah menjadi 376 lab yang mampu mengecek hasil swab. Pemerintah melalui koordinasi Kemenkes juga meningkatkan spesimen tes Covid-19 dari hanya ratusan pada bulan pertama kini rata-rata lebih dari 30 ribu spesimen diperiksa setiap hari.

Pemerintah juga menyiapkan berbagai regulasi terkait pengaturan harga rapid test dan swab test. Juga menerbitkan berbagai protokol kesehatan untuk mencegah Covid-19. Selain menyiapkan kebutuhan APD, Kemenkes juga menyalurkan insentif dan santunan bagi ribuan tenaga kesehatan.

”Saat ini, kami juga sedang mengupayakan adanya vaksin dan pelaksanaan imunisasi untuk melindungi masyarakat dari Covid­-19. Tidak lupa upaya edukasi pencegahan Covid-19 dengan istilah 3M baik secara langsung maupun melalui perantaraan media massa,” jelasnya.

Comment