Categories: Kabar

Legislator Pro Demokrasi Hong Kong Mundur Massal

KalbarOnline.com – Politisi pro-demokrasi Hong Kong mengatakan bahwa mereka akan mengundurkan diri dari badan legislatif kota secara massal, setelah pemerintah kota mendiskualifikasi empat legislator oposisi atas tuduhan membahayakan keamanan nasional.

Kubu pro-demokrasi mengumumkan keputusan mereka dalam konferensi pers pada hari Rabu. “Hari ini kami akan mengundurkan diri dari posisi kami, karena mitra kami, kolega kami telah didiskualifikasi oleh tindakan kejam pemerintah pusat,” kata Wu Chi-wai, penyelenggara kamp pro-demokrasi.

“Meski kita menghadapi banyak kesulitan di masa depan untuk perjuangan demokrasi, tapi kita tidak akan pernah menyerah,” katanya.

Empat politisi yang dipecat sebelumnya yakni Alvin Yeung, Dennis Kwok, Kwok Ka-ki dan Kenneth Leung. Itu terjadi setelah parlemen China mengadopsi resolusi yang memungkinkan pemerintah kota untuk mengusir legislator yang dianggap mendukung kemerdekaan Hong Kong, berkolusi dengan pasukan asing atau mengancam keamanan nasional tanpa harus melalui pengadilan.

Wu mengatakan bahwa 15 legislator pro-demokrasi yang tersisa akan menyerahkan surat pengunduran diri mereka pada Kamis (11/11/2020) ini.

Mantan legislator pro demokrasi Alvin Yeung Ngok-kiu, Kwok Ka-ki, Kenneth Leung dan Dennis Kwok berbicara kepada media setelah mereka didiskualifikasi ketika China mengeluarkan resolusi baru di Hong Kong, China. Foto: Tyrone Siu / Reuters

Pada Senin (9/10/2020) lalu, sebanyak 19 anggota legislatif pro-demokrasi mengancam akan mengundurkan diri bersama-sama jika salah seorang didiskualifikasi. Parlemen Hong Kong sendiri berjumlahkan 70 anggota.  Tanpa fraksi oposisi, dewan parlemen yang didominasi Beijing itu terancam menjadi perpanjangan tangan Cina.

“Misi saya sebagai anggota parlemen adalah untuk memperjuangkan demokrasi dan kebebasan. Ini tidak lagi bisa dilanjutkan. Tapi saya pasti akan selalu mengawal jika warga Hong Kong terus memperjuangkan nilai-nilai dasar kota ini,” kata Kwok Ka-Ki, salah seorang anggota parlemen yang didiskualifikasi.

Cina menepis tuduhan berusaha meredam demokrasi dan kebebasan di wilayah bekas jajahan Inggris itu. Namun otoritas di Hong Kong dan Beijing mengambil langkah tegas menghalau demonstrasi antipemerintah yang berkecamuk pada Juni tahun lalu dan menyeret seisi kota dalam kekacauan. [ind]

Sumber: Aljazeera

Jauhari Fatria

Saya Penulis Pemula

Leave a Comment
Share
Published by
Jauhari Fatria

Recent Posts

Rokidi Duduki Jabatan Penting di Kepengurusan LPTQ Kalbar

KalbarOnline, Pontianak - Direktur Utama Bank Kalbar, Rokidi menduduki jabatan penting di kepengurusan Lembaga Pengembangan…

2 hours ago

Pj Gubernur Harisson Harapkan HMI Kuat Secara Intelektual dan Mandiri Secara Finansial

KalbarOnline, Pontianak - Penjabat Gubernur Kalimantan Barat, Harisson menghadiri kegiatan pelantikan pengurus Badan Koordinasi (Badko)…

16 hours ago

Kodim Putussibau Razia Pemain Layangan di Wilayah Putussibau Kota

KalbarOnline, Putussibau - Anggota Kodim 1206/Putussibau beserta Satpol PP Kabupaten Kapuas Hulu melaksanakan razia penertiban…

18 hours ago

Jadi Tuan Rumah, Polda Kalbar Ajak Masyarakat Dukung dan Sukseskan Kejuaraan Proliga Volley 2024

KalbarOnline, Pontianak - Polda Kalbar meminta kepada seluruh masyarakat Kalbar dapat mendukung dan turut memeriahkan…

18 hours ago

Pj Gubernur Harisson Buka Kejurnas Angkat Besi di GOR Pangsuma Pontianak

KalbarOnline, Pontianak - Penjabat (Pj) Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar), Harisson membuka kejuaraan nasional (kejurnas) angkat…

18 hours ago

Harisson Lantik Pengurus LPTQ Provinsi Kalbar Periode 2024 – 2029

KalbarOnline, Pontianak - Penjabat Gubernur Provinsi Kalimantan Barat, Harisson melantik Pengurus LPTQ Provinsi Kalimantan Barat…

18 hours ago