Gus Jazil: Empat Pilar Merupakan Gagasan Para Pahlawan

KalbarOnline.com – Kehadiran Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid di Kampung Tuminting, Kota Manado, Sulawesi Utara (10/11) disambut antusias oleh masyarakat. Masyarakat yang terdiri dari mahasiswa, pemuda, ormas keagamaan, serta kelompok yang lainnya berada di kampung yang tak jauh dari tepi pantai itu untuk mengikuti Sosialisasi Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika atau yang lebih popular Empat Pilar MPR.

Di hadapan ratusan peserta, Jazilul Fawaid mengatakan merasa berbahagia bisa berada di daerah di mana masyarakatnya ramah dan kotanya indah. “Warga di sini murah senyum”, ujar politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu. “Saya mengucapkan terima kasih kepada warga yang telah datang ke Tuminting untuk mengikuti Sosialisasi Empat Pilar”, tambahnya.

Sosialisasi yang digelar pada hari ini, menurut pria asal Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, itu bertepatan dengan Peringatan Hari Pahlawan 10 November. Dikatakan, bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa-jasa para pahlawannya. Diakui banyak pahlawan yang berasal dari Sulawesi Utara. Disebut seperti Sam Ratulangi dan AA Maramis. “AA Maramis merupakan sosok yang ikut merumuskan dasar negara”, tuturnya. Ditegaskan kembali kita harus menghargai jasa para pahlawan sebab mereka yang memerdekakan bangsa ini. “Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika, juga merupakan gagasan para pahlawan”, paparnya.

Baca Juga :  Seminar Nasional Presidential Threshold Pemilu 2019 dan Pelantikan IMMIH Undip

Kedatangan dirinya di daerah yang dijuluki Nyiur Melambai itu disebut untuk mensosialisasikan Empat Pilar. “Sosialisasi Empat Pilar merupakan tugas MPR”, papar alumni PMII itu. Empat Pilar sebagai gagasan para pahlawan itulah yang menjadi pengikat bangsa Indonesia. “Tanpa Empat Pilar, Indonesia tidak ada”, tuturnya.

Diuraikan, Pancasila merupakan nilai-nilai luhur yang perlu diimplementasikan dalam kehidupan keseharian oleh seluruh komponen yang ada. Nilai-nilai yang ada pada dasar negara tidak ada yang bertentangan dengan norma-norma yang hidup di masyarakat. “Pancasila sesuai dengan prinsip kehidupan berbangsa dan bernegara”, ujarnya.

Untuk itulah dalam segala sendi kehidupan nilai-nilai ini harus ada. “Pembangunan harus mengandung nilai-nilai Pancasila”, paparnya. “Bila pembangunan tanpa mengandung nilai-nilai Pancasila maka pembangunan itu tidak menjadi berkah”, tegasnya.

Disampaikan kepada mereka bahwa tanggal 9 Desember 2020, digelar Pilkada serentak. Pilkada serentak juga digelar di Manado dan Provinsi Sulawesi Utara, serta kabupaten lain di provinsi yang berbatasan dengan Philipina itu. Diungkapkan Pilkada merupakan salah satu wujud dari implementasi Sila IV Pancasila.

“Pemilu, Pilkada, merupakan salah satu bentuk kedaulatan rakyat”, ucapnya. “Sesungguhnya Sila IV merupakan penghargaan terhadap kekuasaan tertinggi ada di tangan rakyat”, paparnya. Dalam hajatan ini masyarakat, pemilih, memiliki suara. Untuk itu saat Pilkada ditegaskan agar masyarakat menggunakan haknya secara hikmah dan bijaksana. “Jangan sebaliknya suara ditukar dengan uang atau sembako”, tegasnya.

Baca Juga :  Besok, Jokowi Disuntik Vaksin Covid-19

Tantangan Pilkada menurut Jazilul Fawaid tak hanya money politik. Sebar fitnah, hoaks, caci maki untuk memenangkan Pilkada juga menjadi tantangan. Dirinya menegaskan untuk memenangkan Pilkada perlu dilakukan secara hikmah dan bijaksana. Hal demikian bisa terwujud bila masyarakat cerdas dalam berpolitik. Untuk itu menurut Koordinator Nasional Nusantara Mengaji itu perlu adanya pendidikan politik bagi masyarakat. “Pendidikan politik ini merupakan tugas semua”, tuturnya.

Kepada para peserta sosialisasi, Jazilul Fawaid mengatakan Indonesia adalah negeri yang kaya raya. Negeri ini disebut zamrut khatulistiwa. “Sepotong surga yang diturunkan ke bumi”, ucapnya. Kekayaan yang ada ini ditegaskan harus mampu dikelola secara maksimal agar memberi kesejahteraan pada masyarakat. Kekayaan yang ada harus disyukuri. “Disyukuri dengan mengelola yang benar dan untuk kemakmuran rakyat”, tambahnya. Hal demikian penting sebab jangan sampai Indonesia kaya namun masih banyak orang miskin dan tidak sejahtera. “Jangan seperti ayam mati di lumbung padi”, ujarnya.

Pada kesempatan itu, Jazilul Fawaid mengajak kepada semua untuk bangga menjadi bangsa Indonesia. Ini penting menjadi sikap sebab nilai-nilai yang demikian saat ini mulai ada yang luntur atau menipis di tengah masyarakat. Dari sinilah MPR melakukan sosialisasi agar nilai-nilai yang ada bisa semakin kuat.

Comment