Peneliti AS Sebut Pasien OTG Bisa Menularkan Covid-19 Selama 70 Hari

KalbarOnline.com – Pasien Covid-19 umumnya menunjukkan gejala seperti batuk, sesak, dan demam. Tapi, bagi mereka yang tak menunjukkan gejala atau biasa disebut orang tanpa gejala (OTG), ternyata lebih berbahaya karena tak bisa terdeteksi. Bahayanya, OTG bisa membawa (carrier) virus Korona dan menularkan virus itu kepada orang lain dalam waktu 70 hari.

Artinya, virus itu mengendap dan bersarang di tubuh seorang OTG selama 70 hari. Hal itu diketahui saat tim peneliti dan dokter melaporkan kasus seorang perempuan dengan leukemia yang tidak memiliki gejala Covid-19. Namun belakangan setelah 70 hari tes pertamanya, dia masih memiliki partikel SARS-CoV-2 yang menular.

  • Baca juga: Peneliti AS Temukan Masker Kain yang Bisa Nonaktifkan Virus Korona

Dilansir dari Science Alert, Selasa (10/11), hasil ini jauh lebih lama dari laporan sebelumnya tentang orang dewasa yang dirawat di rumah sakit yang menemukan penularan virus SARS-CoV-2 hanya hingga 20 hari setelah diagnosis Covid-19. Laporan baru ini harus mengingatkan para dokter dan ahli kesehatan masyarakat tentang fakta bahwa orang tanpa gejala dan dengan sistem kekebalan yang lemah, seperti pasien kanker dapat melepaskan virus SARS-CoV-2 untuk waktu yang sangat lama. Dalam hal ini, bahkan berbulan-bulan.

Baca Juga :  WHO Bakal Terbitkan Izin Penggunaan Vaksin Covid-19 Asal Tiongkok

“Meski sulit untuk memperkirakan dari satu pasien, data kami menunjukkan bahwa penularan jangka panjang virus menular mungkin menjadi perhatian pada pasien tertentu,” sebut tim peneliti dalam makalah mereka.

Diperkirakan 3 juta orang di AS memiliki beberapa jenis kondisi yang membahayakan atau lemah pada sistem kekebalan tubuh sehingga membuat mereka rentan terhadap infeksi. Pasien kanker yang menjalani kemoterapi dan penerima transplantasi yang menggunakan obat imunosupresan adalah salah satunya.

“Karena virus ini terus menyebar, lebih banyak orang dengan berbagai gangguan imunosupresif akan terinfeksi, dan penting untuk memahami bagaimana SARS-CoV-2 berperilaku pada populasi ini,” ungkap ahli virus Vincent Munster dari Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular AS.

Munster dan ahli virologi lainnya akan mewaspadai pandemi ini yang bisa berkepanjangan. Orang yang mengalami gangguan sistem imun dapat menularkan virus Korona musiman yang umum selama berminggu-minggu setelah terinfeksi.

Studi tentang sindrom pernapasan Timur Tengah (MERS) juga menunjukkan orang-orang yang mengalami gangguan sistem kekebalan melepaskan virus yang menyebabkan penyakit ini hingga satu bulan setelah infeksi. Namun, proporsi kasus Covid-19 asimtomatik memang masih belum jelas. Bahayanya adalah bahwa para pembawa virus ini dapat dengan mudah menjalani hari-hari mereka tanpa menyadari mereka rentan menyebarkan virus.

Baca Juga :  DPW PAN Kalbar Gelar Vaksinasi Massal

Dalam kasus ini, dokter mendeteksi, mengisolasi, dan melacak infeksi SARS-CoV-2 seorang perempuan menggunakan tes diagnostik PCR dan usap tenggorokan. Sebelumnya sekitar 10 tahun lalu, perempuan berusia 71 tahun itu didiagnosis menderita leukemia limfositik kronis (CLL) atau kanker sel darah putih.

Dia pertama kali dinyatakan positif SARS-CoV-2 pada 2 Maret 2020 setelah dirawat di rumah sakit karena anemia parah terkait dengan kanker yang dideritanya. Dia kemudian dinyatakan positif Covid-19 lagi, namun tidak menunjukkan gejala penyakit.

Dari tes usap yang dikumpulkan selama 15 minggu infeksi, para peneliti menunjukkan bahwa perempuan tersebut memiliki partikel SARS-CoV-2 yang menular selama 70 hari. Beberapa materi genetiknya juga terdeteksi hingga 105 hari setelah dia pertama kali dinyatakan positif.

“Ini menunjukkan bahwa kemungkinan besar virus menular yang ditularkan oleh pasien, produktif pada kontak saat penularan,” tulis para peneliti.

Maka penting untuk selalu waspada mengenakan masker dan menjaga jarak serta menganggap semua orang bisa saja sebagai OTG. Studi tersebut sudah dipublikasikan di jurnal Cell.

Comment