Biden jadi Presiden, Politik Luar Negeri AS Berubah, Taiwan Waswas

KalbarOnline.com – Presiden Taiwan Tsai Ing-wen memberikan ucapan selamat sehari setelah Joe Biden dan Kamala Harris mendeklarasikan kemenangannya Sabtu (7/11). Meski dia ikut berbahagia atas terpilihnya Biden sebagai presiden ke-46 Amerika Serikat (AS), ada kekhawatiran yang muncul. Bisa jadi AS akan berpaling dari Taiwan.

Taiwan masih belum tahu sikap politik Biden nanti. Di era Donald Trump Taiwan mendapatkan tempat tersendiri. Terlebih, AS sedang bersitegang dengan Tiongkok. Negeri Paman Sam itu menjual senjata-senjata canggih mereka ke Taiwan.

  • Baca juga: Pandemi jadi Prioritas, Joe Biden Segera Umumkan Satgas Covid-19

Selama menjabat, Trump telah menjual alat utama sistem persenjataan (alutsista) senilai USD 15 miliar atau setara Rp 210,99 triliun ke Taiwan. September lalu dia juga menyetujui penjualan alutsista senilai USD 7 miliar atau Rp 98,4 triliun. Salah satunya drone bersenjata MQ-9B.

Baca Juga :  Barack Obama Berharap Trump Segera Sembuh dari Infeksi Covid-19

”Apa pun hasil pemilu (AS), kesepakatan ini tidak akan berubah dan kita bakal terus memperkuat hubungan Taiwan-AS,” bunyi unggahan Facebook Tsai seperti dikutip Al Jazeera.

Trump punya tempat tersendiri di hati rakyat Taiwan. Komentar-komentar pedasnya kepada Tiongkok membuat Taiwan merasa mendapat sahabat. Kedekatan itu terjalin sejak 2016 ketika Tsai menelepon Trump untuk mengucapkan selamat. Kongres juga meloloskan UU Perjalanan ke Taiwan pada 2017.

Trump menjadikan Tiongkok sebagai materi kampanye. Menyebutnya sebagai ancaman, penyebar Covid-19 dan hal negatif lainnya. Biden di pihak lain hanya menyebut Tiongkok sebagai kompetitor.

Pesan politik itu membuat penduduk Taiwan khawatir. Bisa jadi AS akan lebih lembut ke Tiongkok di bawah kepemimpinan Biden. Padahal, di saat bersamaan, Tiongkok meningkatkan tekanan militernya demi menguasai Taiwan.

Baca Juga :  Klaim Menang, Donald Trump Tetap Merasa Dicurangi, Bakal Tuntut ke MA

”Hanya ada sedikit pernyataan Biden maupun platform partainya yang menunjukkan bagaimana AS nanti akan menangani Taiwan yang demokratis serta meningkatnya ancaman dari Tiongkok yang totaliter,” ujar Kerry K. Gershaneck, profesor tamu di Institute for Governance and Policy Analysis University of Canberra.

Di pihak lain, Tiongkok masih menjaga jarak dengan AS. Hingga Senin (9/11) Negeri Panda itu belum memberikan ucapan selamat kepada Biden. Ada spekulasi bahwa Beijing menunggu hingga Trump mengaku kalah. Sementara itu, pemerintah Arab Saudi juga baru memberikan ucapan selamat, lebih dari 24 jam setelah pernyataan kemenangan Biden.

Saksikan video menarik berikut ini:

Comment