Waspadai Kecemasan Sosial di Masa Pandemi COVID-19

Pandemi COVID-19 mengharuskan kita melakukan sejumlah perubahan besar dalam hampir semua aspek kehidupan. Hal ini dapat membawa efek negatif terhadap kesehatan mental. Salah satu masalah kesehatan di masa pandemi COVID-19 ini adalah gangguan kecemasan sosial atau social anxiety disorder.

Gangguan kecemasan memiliki banyak jenis, salah satunya adalah kecemasan sosial. Kecemasan sosial adalah kondisi dimana seseorang merasa khawatir dan takut ketika harus berinteraksi dan bersosialisasi dengan orang lain. Gangguan kecemasan sosial juga bisa disebut dengan demam panggung.

Untuk tahu lebih jauh tentang gangguan kecemasan sosial di masa pandemi COVID-19 beserta cara mengatasinya, baca penjelasan di bawah ini ya!

Baca juga: Kemampuan Sosial yang Penting dan Wajib Kamu Miliki

Kecemasan Sosial di Masa Pandemi COVID-19

Seperti yang disebutkan di atas, kecemasan sosial atau social anxiety merupakan kondisi di mana seseorang mengalami kecemasan dan rasa takut berlebihan ketika diharuskan untuk berinteraksi atau bersosialisasi dengan orang lain. Gejala fisik dari gangguan kecemasan sosial di antaranya berkeringat, gemetar, jantung berdebar kencang, ketegangan otot, nyeri, mual, atau pusing.

“Orang yang punya gangguan kecemasan sosial juga memiliki perasaan ingin melarikan diri dan selalu ingin menghindar ketika harus tampil di depan umum atau ketika harus menjadi pusat perhatian,” jelas psikiater & ahli psikosomatis RS OMNI Hospital Alam Sutera dr Andri, Sp.KJ di acara virtual #SuperONEderful by Super You ‘Mengatasi Kecemasan Sosial saat Pandemi Covid-19, Jumat, 6 November 2020.

Baca Juga :  Cara Meningkatkan Mood dengan Meningkatkan Hormon Bahagia

Menurut dr. Andri, kecemasan berlebihan ini jika terjadi terus menerus bisa menyebabkan masalah pada kesehatan fisik atau disebut dengan istilah psikosomatik. Psikosomatik adalah masalah fisik yang disebabkan dan dipengaruhi oleh pikiran atau emosi, bukan karena adanya gangguan fisik.

Di masa pandemi COVID-19 ini, penggunaan media sosial yang berlebihan bisa semakin memicu gangguan kecemasan sosial. Pandemi COVID-19 mengharuskan kita untuk melakukan karantina diri dan mengurangi aktivitas di luar rumah, maka komunikasi virtual dan penggunaan media sosial semakin meningkat.

Hal ini dijelaskan oleh content creator kesehatan mental Dimas Alwin. Perubahan sosial secara mendadak, cepat, dan terus menerus selama pandemi COVID-19 ini bisa menyebabkan rasa cemas dan panik.

“Terhentinya aktivitas sehari-hari, terhentinya interaksi langsung dengan banyak orang, harus terpisah dari keluarga dalam kurun waktu berbulan-bulan bagi yang bekerja di luar kota, adanya masalah finansial, ini semua bisa menyebabkan gangguan kecemasan sosial,” jelas Dimas Alwin.

Salah satu alasan kenapa media sosial bisa menjadi pemicu kecemasan sosial adalah karena banyaknya informasi yang tidak benar di media sosial. Melihat informasi-informasi tersebut bisa semakin meningkatkan kecemasan jika kita sudah cemas dengan kondisi pandemi COVID-19 ini.

“Informasi seputar COVID-19 yang beredar di media sosial banyak yang kurang tepat atau bertujuan untuk menakut-nakuti,” ujar Dimas Alwin. Oleh sebab itu, sebaiknya kita lebih berhati-hati memilih bacaan. Carilah yang bersifat edukatif, agar kita mendapatkan pemahaman yang benar. Kita perlu mematuhi protokol kesehatan, namun janganlah khawatir secara berlebihan.

Baca Juga :  Toxic Positivity, Bahaya Selalu Berpikir Positif

Baca juga: Selalu Merasa Cemas, Lakukan 8 Cara Ini!

Mengatasi Kecemasan Sosial di Masa Pandemi COVID-19

Sama seperti jenis gangguan kecemasan yang lain, gangguan kecemasan sosial juga perlu diatasi. Dr. Andri mengatakan bahwa kecemasan sosial bisa diatasi dengan menjalani gaya hidup sehat.

“Lakukan gaya hidup sehat seperti menghindari konsumsi alkohol, mengonsumsi makanan sehat, dan rajin olahraga,” jelas dr. Andri. Selain itu, orang yang memiliki gangguan kecemasan sosial juga perlu membiasakan diri berinteraksi dengan orang lain.

Misalnya, Kamu bisa membiasakan diri menghadiri meeting kerja tepat waktu, sehingga dapat melihat satu per satu peserta yang datang. Sebelum meeting atau berbicara di depan umum, Kamu juga perlu memilih topik untuk bahan diskusi, dan mendalami topik tersebut sehingga Kamu bisa lebih paham dengan apa yang Kamu bicarakan.

Selain itu, tergantung dari kondisinya, dokter akan menentukan pengobatan medis atau terapi yang tepat untuk mengatasi kondisi Kamu. (UH)

Baca juga: Tak Bisa Mudik, Begini Cara Mengatasi Homesick

Sumber:

NHS. Social anxiety (social phobia). Maret 2020.
WebMD. What Is Social Anxiety Disorder?. Mei 2020.

Comment