Usai Pemungutan Suara, Covid-19 Harian AS Tembus 100 Ribu

KalbarOnline.com – Habis pemilu terbitlah kasus Covid-19 baru. Covid Tracking Project mengungkapkan bahwa Rabu (4/11) kasus harian di Amerika Serikat (AS) menembus 102.831 kasus. Itu adalah rekor baru di Negeri Paman Sam tersebut sejak pandemi melanda. Rekor sebelumnya adalah 99.321 kasus pada 30 Oktober lalu. Sedangkan angka kematian di hari yang sama lebih dari 1.100 orang.

Pertambahan kasus ini juga disertai tingginya angka pasien Covid-19 di rumah sakit. Sebanyak 16 negara bagian melaporkan kenaikan pasien. Lebih dari 50 ribu orang di berbagai penjuru AS dirawat inap karena tertular virus SARS-CoV-2 tersebut. Dibandingkan Oktober, terjadi kenaikan sekitar 64 persen.

  • Baca juga: Joe Biden Sementara Unggul, Ikuti Jejak Clinton Kalahkan Petahana?

”Sekarang waktunya untuk mengembangkan strategi pengujian guna memaksimalkan kemampuan kita untuk mengidentifikasi epidemi tersembunyi dari infeksi Covid-19 yang tak bergejala,” cuit Direktur Pusat Kontrol dan Pencegahan Penyakit Robert Redfield.

Pertambahan kasus terjadi hampir di semua negara bagian. Sebanyak 34 negara bagian melaporkan pertambahan seribu lebih kasus per hari. Kenaikan tertinggi terjadi di Colorado, Maine, Minnesota, dan Iowa. Beberapa negara bagian lainnya juga naik meski tak signifikan. Hanya Alabama, Mississippi, dan Tennessee yang justru menurun.

Baca Juga :  Izin Penggunaan Vaksin Covid-19 Moderna Selangkah Lagi Keluar

Para pakar kesehatan sudah mengingatkan akan memburuknya persebaran Covid-19 menjelang pemilu 3 November. Namun, Presiden AS Donald Trump justru gencar menggelar kampanye dengan ribuan massa tanpa protokol kesehatan.

Penjara yang penuh juga diduga sebagai penyebab penularan. Karena itu, pada Rabu lalu 2.200 tahanan di New Jersey dibebaskan. Mereka adalah tahanan yang masa hukumannya tersisa delapan bulan. Itu adalah kali pertama otoritas setempat melakukan hal tersebut.

Situasi di AS yang tak kunjung membaik itu sudah diprediksi. Pakar penyakit menular Anthony Fauci saat diwawancarai Washington Post Jumat (30/10) menyatakan, AS mungkin akan menghadapi situasi yang lebih buruk seusai pemilu. Kondisi di AS sudah terlalu buruk sehingga sulit mengendalikan pandemi. Gara-gara pernyataannya tersebut, Fauci sempat diancam pecat oleh Trump dari Satgas Covid-19 Gedung Putih pascapemilu.

Baca Juga :  Retno Marsudi: Sebanyak 2.948 WNI Terinfeksi Covid-19 di Luar Negeri

Sosok yang juga direktur National Institute of Allergy and Infectious Diseases itu sudah memprediksi di musim dingin kasus harian bakal mencapai 100 ribu ke atas. Perkiraan tersebut kini menjadi kenyataan. Total kasus Covid-19 di AS kini sudah mencapai 9,5 juta dan lebih dari 233 ribu kematian. AS menjadi pemegang rekor kasus dan korban jiwa tertinggi secara global.

Para pejabat kesehatan setempat kini mendesak penduduk menerapkan protokol kesehatan. Misalnya memakai masker dan menjaga jarak. Mereka khawatir penduduk akan melonggarkan protokol kesehatan menjelang liburan keluarga. Misalnya saja momen Thanksgiving dan Natal.

Direktur National Institutes of Health Francis Collins berpendapat, jika saja mayoritas penduduk AS memakai masker, langkah itu bisa menyelamatkan 130 ribu nyawa pada Maret nanti. Tapi, jika banyak penduduk yang tidak menerapkan protokol kesehatan, angka kematian akibat Covid-19 di AS bisa tembus 1 juta orang akhir Februari tahun depan.

Comment