Pengamat Sebut North Carolina Bakal jadi Penentu Trump di Pilpres AS

KalbarOnline.com – Sejumlah pengamat menilai North Carolina bakal menjadi penentu Donald Trump untuk bisa memenangi Pilpres AS 2020. Hal yang wajar karena pada 2016 lalu saat Trump memenangi Pilpres AS dengan mengalahkan Hillary Clinton, dia juga berjaya di North Carolina.

Itu artinya, Trump bisa terpilih kembali dengan ditentukan salah satunya di North Carolina. Namun, andai Joe Biden berjaya di North Carolina, dia bisa mengalahkan Trump.

  • Baca juga: Donald Trump Menang Telak di Millsfield, Kalahkan Biden Selisih Jauh

“Saya pikir North Carolina adalah salah satu negara bagian yang paling kritis di negara ini,” sebut Chris Cooper, seorang profesor ilmu politik di Western Carolina University.

Menang di North Carolina menjadi strategi yang tepat bagi Trump dan Biden menurut para analis. Itulah kenapa Trump dan Biden begitu gencar melakukan kampanye di negara bagian tersebut.

Baca Juga :  Soal Hubungan dengan AS, Menlu Tiongkok Yakin Bakal Kembali Normal

“North Carolina penting bagi Trump,” kata Steven Greene, seorang profesor ilmu politik di North Carolina State University. “Hampir tidak mungkin untuk melihat bagaimana Trump memiliki jalur menuju 270 suara elektoral tanpa North Carolina,” imbuh Greene kepada Al Jazeera.

Kota pantai dengan penduduk sekitar 123.000 dipenuhi dengan gambar-gambar kampanye di sepanjang sebagian besar jalan utama. Sebuah reklame besar bertuliskan “Wilmington for Trump 2020” menjulang di atas mural besar huruf yang bertuliskan “Black Lives Do Matter”.

Sebelum pemilihan, sebagian besar warga North Carolina meyakini Trump bakal meraih kemenangan telak. “Saya pikir ini akan menjadi kemenangan telak bagi Trump,” kata Steve Pruitt, seorang petani di kota dekat Burgaw.

Baca Juga :  Destinasi Wisata Bukit Semugang Kapuas Hulu Siap Sedot Wisman Lewat PLBN Badau

“Dia adalah pilihan yang pasti sejauh dapat mendukung dan meningkatkan pertumbuhan pekerjaan kami di sini, di negara ini,” imbuh Pruitt kepada Al Jazeera. “Kami perlu memproduksi lebih banyak produk di sini untuk melakukan jauh lebih sedikit outsourcing. Dan saya telah melihat banyak peningkatan, khususnya di bidang saya,” imbuhnya lagi.

Meski begitu, ada juga yang tak menyukai Trump. Salah satunya Kristina Jamroz. “Saya sangat menentang Donald Trump, dan retorika yang telah dia sebarkan dan keluarkan, dan betapa terpolarisasi dia membuat bangsa kita selama empat tahun terakhir,” ungkap siswa berusia 24 tahun itu kepada Al Jazeera.

Trump dan Biden bersaing untuk 15 suara elektoral di North Carolina, medan pertempuran paling kritis. Dibutuhkan 270 dari total 538 untuk menang.

Comment