Joe Biden Diunggulkan, tapi Trump Bikin Waswas

KalbarOnline.com – Berbagai lembaga survei mengunggulkan Joe Biden dalam pemilihan umum presiden Amerika Serikat (AS) hari ini. Tapi, Biden juga tahu, sang lawan, presiden petahana Donald Trump, bukan jenis politikus yang gampang tumbang oleh hasil jajak pendapat.

Langkah-langkah Trump tetap bikin kubu Biden waswas. Pada Minggu lalu (1/11), misalnya, Trump memperlihatkan determinasinya dengan berkampanye di lima negara bagian dalam 24 jam. Itu memecahkan rekor dia sebelumnya yang menyambangi tiga negara bagian dalam kurun waktu yang sama.

Dari Iowa, Trump lalu ke Michigan, North Carolina, Georgia, kemudian Florida. Semua state (negara bagian) tersebut merupakan negara-negara bagian yang dia menangi pada Pilpres 2016, tapi terancam berpindah ke Biden tahun ini.

’’Sayalah yang membangkitkan pabrik otomotif di sini. (Tanpa saya, Red) industri mobil di sini akan hancur empat tahun lalu,’’ ungkap jagoan Partai Republik itu saat berbicara di Washington, Michigan, seperti dilansir BBC.

Trump terus bersikeras meyakinkan rakyat AS bahwa dirinya adalah pilihan terbaik. Seraya berupaya menunjukkan bahwa Biden merupakan calon presiden terburuk.

Dia berkali-kali melontarkan bahwa Biden dan Demokrat merupakan kubu sosialis yang ingin menghancurkan pilar-pilar negara.

Di sisi lain, Biden berfokus untuk memperkuat dukungan di Pennsylvania. Dia berkeliling di negara bagian itu pada Minggu. Senin pun dicurahkan ke negara bagian tersebut.

Baca Juga :  Sebut Tiongkok Ancaman Paling Serius, Sikap Joe Biden Dinilai Plinplan

Tampaknya, tim kampanye Biden tak ingin perhatian sang capres teralihkan ke negara yang terlihat berubah kubu seperti Texas, tapi malah kehilangan yang sudah dipegang seperti Pennsylvania.

Biden juga mengulang peringatannya terkait Trump. Menurut dia, Trump bakal terus membelah negara dan membiarkan virus korona mengamuk tanpa pencegahan. ’’Saya tegaskan, presiden (Trump, Red) tak akan mencuri pemilu ini,’’ ungkap Biden menurut Agence France-Presse.

Meski demikian, Biden tak mau jemawa. Trump bukan politikus yang normal. Dia memberikan aplaus kepada konvoi mobil simpatisan yang berusaha menghentikan bus kampanye Biden. Juru Bicara FBI Michelle Lee menegaskan bahwa pihaknya sudah menyelidiki kasus tersebut.

’’Mereka bukannya mengganggu, tapi melindungi busnya,’’ bela Trump menurut CNN.

Setali tiga uang, kroni Trump di Republik juga berusaha menjegal Demokrat. Salah satunya upaya aktivis Republik yang ingin menganulir 127 ribu balot yang dikumpulkan melalui tempat pemungutan drive-thru. Sementara ini, Mahkamah Agung Negara Bagian Texas menolak permintaan tersebut.

Dua contoh itu menjadi bukti bahwa Trump dan Partai Republik tak ragu menempuh jalur yang dianggap tak etis untuk terus memegang kekuasaan. Sejumlah pakar pemilu juga sudah menengarai cara yang mungkin dipakai Trump untuk tetap bisa memegang kekuasaan meski kalah di pemilu.

Celah tersebut terdapat dalam pengumuman pemilu. Banyaknya pos surat suara memungkinkan bahwa hasil sementara pada malam setelah pemilu menunjukkan Republik memimpin. Hal tersebut disebabkan kebanyakan pos surat suara yang rekapitulasinya berjalan lambat datang dari simpatisan Demokrat. Mereka takut pergi langsung karena resah dengan virus korona.

Baca Juga :  Kim Jong-un Tutup Kongres Partai Buruh dengan Pertunjukan Seni

’’Hal ini disebut fatamorgana merah. Republik bakal yakin mereka yang sebenarnya menang dan kubu biru dinyatakan menang setelah hari pemilu karena curang,’’ ujar Julian Castro, mantan menteri perumahan AS, kepada The Guardian.

Baca juga:

  • Biden Unggul Segalanya, Trump Butuh Keajaiban
  • Momentum Pilpres Amerika
  • Menerka Pemenang Pilpres AS 2020
  • Pilpres AS, Republik Bisa Tergeser dari Mayoritas

Celah tersebut berlanjut ke celah berikutnya: pemilih suara elektoral. Trump bisa membujuk parlemen negara bagian untuk segera menetapkan perwakilan negara bagian meski hasil rekapitulasi belum final. Alhasil, bakal ada selisih mengenai siapa yang berhak mewakili negara bagian dalam pertemuan suara elektoral Desember nanti.

Axios melaporkan bahwa Trump sudah memberi tahu orang terdekat soal rencana tersebut. Jika Selasa malam (3/11) kubunya terlihat memimpin, dia bakal menyatakan kemenangan. Hal yang bisa menimbulkan perselisihan panjang dan dahsyat di berbagai tingkat masyarakat.

Trump menyangkal laporan Axios. ’’Tidak adil bagi rakyat AS jika mereka harus menunggu lama untuk tahu hasil pemilu,’’ kilahnya.

Saksikan video menarik berikut ini:

Comment