Kunjungan Menlu Pompeo ke RI Beri ‘Pesan’ ke Tiongkok

KalbarOnline.com – Untuk kali kedua sejak menjabat menteri luar negeri AS pada 2018, Michael Richard Pompeo berkunjung ke Indonesia. Kemarin (29/10) Pompeo bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Bogor. Kerja sama ekonomi dan pertahanan menjadi fokus utama dalam pertemuan tersebut.

’’Kunjungan Anda di tengah pandemi ini menunjukkan arti penting kemitraan strategis antara Indonesia dan Amerika Serikat,’’ ujar Jokowi kepada Pompeo.

Setelah pertemuan tertutup, Menlu Retno Marsudi menuturkan bahwa kemitraan kedua negara harus dipelihara. Salah satu bentuk peningkatan kerja sama ekonomi yang diharapkan adalah perpanjangan generalized system of preference (GSP) facilities kepada Indonesia. GSP merupakan kebijakan pemberian keringanan bea masuk impor AS terhadap barang tertentu dari negara berkembang.

GSP diberlakukan AS sejak 1976 dan sempat berhenti pada 2013, lalu diberlakukan lagi pada 2015. Indonesia memperoleh GSP kategori A yang artinya ada potongan tarif bea masuk untuk 3.500 produk.

Selain itu, lanjut Retno, presiden menginginkan peningkatan kerja sama pertahanan dengan AS. Juga, menyampaikan keinginan Indonesia agar AS memahami kepentingan negara-negara berkembang. ’’Presiden juga ingin Amerika memahami kepentingan negara-negara muslim,’’ katanya.

Baca Juga :  Ketum GP Ansor Jelaskan Indahnya Islam di Indonesia Kepada Menlu AS

Menurut Retno, Pompeo menyampaikan komitmen AS untuk melanjutkan kemitraan komprehensif strategis dengan Indonesia. ’’Amerika (Serikat) akan mendorong lebih banyak pengusaha Amerika untuk melakukan economic engagement (komitmen ekonomi) dengan Indonesia,’’ ungkapnya.

Sebelum bertemu dengan Presiden Jokowi, Retno dan Pompeo mengadakan pertemuan bilateral di tingkat Menlu. Dari sisi ekonomi, selain memperkuat GSP dan mempercepat pemulihan ekonomi pascapandemi, Retno mengundang AS untuk berinvestasi di pulau-pulau terluar Indonesia. ’’Saya mendorong pelaku bisnis AS berinvestasi lebih banyak di Indonesia, termasuk untuk proyek-proyek di pulau terluar Indonesia seperti Pulau Natuna,’’ jelasnya.

Terkait dengan kondisi di Laut China Selatan yang memanas, Retno kembali menegaskan, bagi Indonesia, Laut China Selatan harus dipertahankan sebagai laut yang stabil dan damai.

Pompeo menyambut baik undangan investasi dari Indonesia. Mengenai Laut China Selatan, dia kembali menegaskan sikap AS. Menurut dia, sebagai negara yang mematuhi hukum, AS menolak klaim Tiongkok atas Laut China Selatan. Dia memuji sikap Indonesia dalam melindungi kedaulatan perairannya di sekitar Natuna yang diklaim Tiongkok. ’’Jelas juga kepemimpinan Indonesia yang penuh keberanian mengenai isu Laut China Selatan, baik di ASEAN maupun PBB,’’ ujarnya.

Baca Juga :  Disela Pemeriksaan, Habib Rizieq Imami Polisi Salat Magrib Berjamaah

Baca juga:

  • Ketum GP Ansor Jelaskan Indahnya Islam di Indonesia Kepada Menlu AS
  • Datang ke Indonesia, Menlu AS Bahas Isu Pandemi Hingga Terorisme
  • Bertemu Jokowi, Masker Menlu AS Cerminkan Jiwa Nasionalisme

Menurut guru besar Hukum Internasional UI Hikmahanto Juwana, kehadiran Menlu Pompeo ke Indonesia merupakan upaya memberikan ”pesan” kepada Tiongkok yang belakangan sangat agresif di Laut China Selatan. Menurut dia, ”pesan” itu juga disampaikan Pompeo pada kunjungannya di Sri Lanka. ’’Di Indonesia, AS hendak menyampaikan ’pesan’ ke Tiongkok bahwa Indonesia tidak bakal terjebak dengan ketergantungan utang Indonesia terhadap Tiongkok.’’

Saksikan video menarik berikut ini:

Comment